EP.7 | Part 2

348 24 0
                                    

Sudah menjadi tradisi bagi mahasiswa baru untuk mengumpulkan tanda tangan senior selama masa pengenalan. Pha bersama dua orang temannya memulai dengan menghampiri sekumpulan anak laki-laki senior di kantin.

"Hai kakak ganteng. Bisakah kakak menandatangani ini untuk kami?" Kata teman Pha menyapa dengan sopan.

"Wuihhh....!" Para senior itu mulai berseru.

Satu-satunya lelaki yang sedang berdiri sekarang membalik badan untuk bicara pada teman Pha. "Kamu tidak bisa memintanya begitu saja. Kalian harus memberi kakak sesuatu sebagai balasan."

"Wuihh, apa itu?" Senior yang duduk di sebelahnya mulai menggoda.

"Kalau begitu kami bisa menari 'Ayam Panggang' untuk kakak." Pha memberi tawaran.

"Tunggu! Tolong jangan. Cukup berikan saja ID Line kalian." Lelaki yang berdiri itu bicara lagi.

"Wuih, kamu baik sekali." Temannya yang duduk menimpali lagi.

"Hai, kak Bas. Bagaimana kalau aku saja yang memberimu ID Line?" Ink memotong pembicaraan dari arah tangga. Ia berjalan sambil melipat kedua tangannya di dada hingga sampai ke hadapan senior yang berdiri itu. "Kau kan sudah tahu aturannya. Jangan ganggu mahasiswa baru. Apa yang kau lakukan?"

"Iya, aku tahu. Aku hanya menggoda mereka saja." Lelaki senior itu menjawab santai. "Mana, berikan sini, kakak akan menandatanganinya untuk kalian."

"Lakukan dengan cepat." Ink memberikan tatapan menghakimi. "Sini." Ia bahkan segera merebut buku yang sudah ditandatangani oleh para senior lelaki itu. "Kalian sudah selesai, kan? Pergi cari sesuatu untuk dimakan sana."

"Ayo. Ayo. Ayo pergi."

Para lelaki senior itu segera pergi meninggalkan bangku mereka setelah mendengar perintah Ink.

"Selamat menikmati makan, ya." Ink melambaikan tangannya mengiringi kepergian para senior itu.

"Terima kasih," kata Pha sopan.

"Tunjukkan tarian 'Ayam Panggang'nya dulu."

Pha dan kedua temannya saling memandang. "Kak Ink..." Protes Pha manja.

"Hanya bercanda. Biarkan kakak menandatanganinya untuk kalian." Kata Ink kemudian ikut membubuhkan tanda tangan miliknya sebelum mengembalikan bukunya kepada Pha dan teman-temannya. "Beri tahu kakak jika hal seperti ini terjadi lagi, ya. Kakak yang akan berurusan dengan mereka untuk kalian."

"Terima kasih," Pha mengucapkannya sekali lagi.

"Kakak pergi dulu, ya. Jaga dirimu baik-baik." Ink mengusap rambut Pha sebelum pergi meninggalkan mereka.

"Sampai jumpa." Pha dan teman-temannya melambaikan tangan untuk kepergian Ink.

"Hei. Kakak-kakakanmu benar-benar suami-able banget." Komentar teman Pha yang paling tinggi. Ia terus memandangi Ink yang berjalan menjauh.

"Dia sangat keren." Pha tidak membantah.

***

Usai pengumuman tentang cerita drama pertunjukan Arsitektur, Pran dan Wai pergi ke perpustakaan untuk membicarakannya lebih jauh.

"Aku akan mengurus latar belakang. Kenapa aku harus membantu tim suara untuk membuat musiknya juga?" Protes Pran menyerahkan buku catatan kepada sahabatnya.

"Kerja tim, loh. You know!? Kau mungkin bisa mendapatkan beberapa ide untuk latar belakangmu."

Pran menyunggingkan senyumnya. "Baiklah, katakan padaku."

"Nih, ya. Kaka Toto memberitahuku sinopsisnya. Ini adalah tentang cinta legendaris di tengah konflik antara dua keluarga." Wai mulai menjelaskan.

Pran melipat kedua tangannya di dada dan mulai manggut-manggut mendengarkan.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin