EP.8 | Part 4

268 20 0
                                    

Dari ruang audio, Pran bisa mendengan kak Toto sedang memberikan pengarahan untuk latihan drama pertunjukan Kwan & Riam versi modern.

"Kita akan berlatih dari adegan pertama hingga terakhir hari ini. Siap?"

"Siap."

"Oke, lakukanlah pemanasan dan ketika kalian sudah siap, kita semua bisa mulai.

"Baik."

"Hei, Pran. Apakah suaranya baik-baik saja?"

Pran hanya menjawab tanda oke dengan jarinya dari atas, yang bisa diterima dengan jelas oleh kak Toto di panggung. Para pemain mulai meletakkan naskah drama mereka dan bersiap untuk melakukan pemanasan.

"Mari pemanasan."

"Eh. Eh."

"Apa?"

"Akhir-akhir ini, menurutmu Pat sedang mendekati seseorang nggak, sih?"

"Iya, kan? Aku mengawasinya. Dia memposting IG story setiap hari. Dan dia menggunakan hastag..."

#HanyaSeorangTeman,Teman

"Itu dia."

"Iya, kan? Aku tahu itu."

"Dan, yang ada di fotonya. Menurutku itu seseorang dari fakultas kita."

"Menurutku, iya. Karena aku selalu melihatnya berkeliaran di fakultas kita. Benar, kan?"

Dari ruang kontrol suara, Pran dan seorang temannya bisa mendengar percakapan muda-mudi di atas panggung itu dengan jelas. Mereka seolah lupa bahwa mikropon panggung masih menyala dan segala percakapan di atas panggung dapat didengar dengan jelas oleh tim suara. Pran dan teman tim-nya sama-sama membuka IG dan melihat tanda hastag #HanyaSeorangTeman,Teman di ponsel masing-masing. Benar saja, Pat mengunggah beberapa foto kamar Pran. Pena di atas meja belajar, lampu tidur, bahkan gagang pintu dengan tanda sadsmile biru dongker yang tergantung di sana. Semua itu milik Pran.

"Menurutku 'Hanya Seorang Teman'nya dia itu..."

Pran tidak lanjut mendengarkan percakapan itu lagi. Ia melepas headphone dari kepalanya dan pergi keluar mencari Pat. Mereka harus bicara.

Setelah keliling ruang teater, Pran menemukan Pat sedang menghafal dialog di belakang panggung. Pran segera menghampirinya dengan wajah kesal. Pran mengintip dari celah tirai, memastikan tidak ada orang lain yang dekat posisi mereka dan bisa mendengarkan percakapan mereka.

"Sial! Berapa kali kita perlu membicarakan ini?"

"Tentang apa?" Pat memandang Pran bingung.

"Hastag #HanyaSeorangTeman,Teman kamu itu. Orang-orang tahu kamu sedang berkencan dengan seseorang di set ini."

"Tapi mereka tidak tahu itu kamu." Pat menanggapi kekasihnya dengan tenang.

"Ada penaku juga di fotomu."

"Aih. Pena? Semua orang menggunakan pena, loh." Pat memindahkan naskah drama dari pangkuannya ke kursi di sebelahnya lalu berdiri agar dapat bicara lebih dekat dengan Pran.

"Dan baju ini. Kenapa kamu memakai bajuku?" Pran menunjuk kaus Friend-Unfriend abu-abu miliknya yang membungkus tubuh atletis Pat.

"Aku hanya ingin memiliki wangimu bersamaku."

"Tidak perlu. Kamu benar-benar sebegitunya ingin memberi tahu orang-orang, kan? Kamu benar-benar segitunya ingin mereka mencari tahu tentang kita, kan? Kenapa kamu nggak pergi aja ke sana dan mengumumkannya ke semua orang?" Pran menunjuk ke arah tengah panggung dengan jari telunjuknya.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now