30

18.8K 2.2K 84
                                    

Jangan lupa vote komen and share kalo bisa.

Teken tombol 🌟 dibawah

Awas banyak typo bersebaran

Agak pendek, jangan kecewa ya, ayy sempet-sempetin nulis

HAPPY READING🎊🎉

*****

Gazza berdiri menghadap seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan diusianya yang sudah berkepala empat.

Mata pemuda itu menatap tajam alaska, seperti menatap orang asing, jauh, dan terasing.

"ada apa tuan alaska?" tanyanya penuh penekanan

Alaska menatap wajah yang lebih muda darinya. itu persis seperti dirinya, dari mata, alis, hidung, hingga bibir. Bukannya senang, alaska malah merasa jijik karena anak sialan itu sangat menyerupai dirinya

Jarinya mengetuk meja, memberi kesan mencekam diruangan yang hanya ada mereka berdua

Jari alaska berhenti mengetuk "apa kau menyukainya?" ucapnya menatap anaknya dengan mata main-main

Otomatis rahang gazza mengetat. Tanpa diucapkan namanya pun gazza tau jika alaska menyebut celyn

Gazza tetap diam. nyatanya dia bingung. Jika dia menjawab 'iya' ia takut alaska akan menyakiti celyn, jika dia menjawab 'tidak' ia tau alaska tidak sebodoh itu untuk mempercayainya.

Tawa rendah terlontar dari bibir alaska. Menatap gazza datar "seberapa penting?"

Kepalan tangan gazza semakin mengerat, dia menatap alaska penuh aura membunuh. Matanya seakan menyiratkan untuk tidak macam-macam dengan gadis yang dicintainya

Melihat tampilan yang baru dilihatnya, alaska tertawa sedikit lebih kencang. Semakin ia tertawa semakin kencang suaranya, dan semakin ia tertawa semakin senang ekspresinya

"cukup." gazza berniat pergi. Sekuat apapun dia, gazza tidak akan menang melawan orang didepannya

"sepertinya sangat penting eh?" kata alaska dengan nada provokatif sukses menghentikan langkah gazza

Gazza memejamkan matanya, bulu matanya bergetar akibat menekan berbagai rasa sakit dihatinya.

Sejujurnya dia lelah....

alaska selalu menekannya seperti ini. Walaupun ia tau apa penyebab ayahnya seperti ini, dia masih marah dihatinya.

Tanpa sadar dia sudah menganggap dirinya sebagai pembunuh. Mimpi itu selalu hadir setiap malam, membuatnya tidak pernah merasa tenang

Apa itu tidak cukup sebagai hukumannya? Dia hidup setiap detik seperti menebus dosa yang tidak termaafkan.

Tapi pada suatu malam....

Mimpi yang biasanya hadir selama sepuluh tahun itu, terganti dengan seorang gadis yang tersenyum cerah dibawah sinar matahari. Dia mengulurkan tangan padanya, mengatakan dia tidak sendiri

Celyn....

Gazza benar-benar bingung siapa dia sebenarnya. Sebelumnya.... Tidak ada yang membuat hatinya kacau seperti ini.

Transmigrasi Hanah (END)Where stories live. Discover now