34

14.4K 1.7K 102
                                    

Vote sebelum and share juga kalo bisa yaa🤗

Typo bertebaran. Harap hati-hati saat membaca🌚

Selamat membaca🎊🥳

*****

Darah bercucuran dari dahi gazza, tapi pemuda itu tidak menggubris. Dengan mata menyorot tajam, ia keluar dari mobil, menghampiri mobil silver itu, lalu tanpa aba-aba membuka pintu penumpang.

Mata tajam keduanya bertemu. Orang yang ada di dalam mobil masih kepenampilan arogan dan wibawanya, terbalik dengan gazza yang memiliki penampilan kacau.

Mata keduanya sangat mirip, bahkan dari bentuk wajah.
"Aku bilang dimana dia? Jangan main-main denganku tuan Alaska"

Alaska menatap gazza dingin, lalu melipat tangannya dibelakang kepala "bocah bodoh. Apa kau pikir aku benar-benar menculiknya? Aku bahkan belum bertindak"

Gazza melihat mata alaska seakan mencari kebohongan, tapi tidak ada. Saat ini gazza tau Alaska berkata jujur. Hanya dia yang benar-benar mengenal alaska

"Sebaiknya tidak."

Alaska melihat punggung gazza lama, lalu senyum licik terbit diwajah dingin itu, orang yang mengenalnya akan tau, tidak ada yang baik dengan senyum itu.

"Karena dia kamu meninggalkanku sayang, setidaknya dia harus diberi pelajaran, bagaimana kehilangan cintanya, bukankah kita impas?"

****

Didalam mobil oriel. keempat gadis itu tidak ada yang berbicara, semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sampai mobil berhenti disebuah rumah yang terbilang tidak terlalu besar tapi cukup mewah, mereka mengalihkan pandangannya pada jennika

"Kita akan melanjutkan pencarian celyn besok, jika dia belum juga kembali" kata oriel yang diangguki oleh jennika

Gadis itu keluar dari mobil. Melihat mobil yang melaju pergi, jennika menatap rumah didepannya, lalu menghela nafas rendah

Dia melangkah pelan seakan berharap tidak akan pernah sampai ditujuan. Membuka pintu besar itu, baru satu langkah, jennika bertemu dengan tatapan orang yang ingin selalu ia hindari

Orang itu duduk diruang tamu, berkutat dengan laptop. Melirik jam hampir jam dua malam, jennika berjalan seakan tak mempedulikan tatapan yang semakin dingin dari orang di seberangnya

"Sepertinya kamu harus diingatkan. Statusmu..."

"Aku ingat" potong jennika

Mata gelap pria itu semakin menggelap, saat perkataannya dipotong

"Bagus. Kurangi pergi dengan lelaki liar diluar" ucapnya datar

Jannika menatap marah, tapi seakan tak melihatnya, pria yang duduk dengan anggun itu menyesap kopi dengan santai, lalu memerintahkan jennika "kemari"

Jennika akan pergi, tapi melihat tatapan dingin itu lagi, dia tidak berani. Dengan enggan dia melangkah

"Ambil" ucapnya sambil melirik secarik kertas dimeja, kertas itu sedikit kotor karena noda kopi, mungkin pria itu tidak sengaja menumpahkannya.

Untuk sesaat mata jennika berbinar, lalu dengan cepat dia mengambil kertas itu.

Tapi kemudian, senyum yang tadinya bertengger diwajahnya seketika hilang

"Kamu belum menandatanganinya" ucapnya tanpa sadar menaikan nada bicaranya

Pria itu. Felix, berdiri. menatap jennika dengan tatapan rumit "jika berani, minta persetujuan orang tuamu"

Transmigrasi Hanah (END)Where stories live. Discover now