37

10.2K 1.2K 76
                                    

Gk kerasa udah Minggu lagi aja. Sebelum baca vote dulu, komen, and share juga yaa

Typo bertebaran harap hati-hati saat membaca. Tandai juga yaa!

Selamat membaca semuanya🖤

🌺🌼🌺

"dia menyuruhku tetap hidup untuknya, tapi dia sendiri..."

Gazza. Lelaki itu duduk dibawah pohon dengan kaki dilipat, wajahnya ia benamkan diatas lutut. Persis seperti anak kecil rapuh, yang menangis karena dimarahi ibunya.

Gazza memang memilih keluar dari area sekolah. Dia berada ditempat yang benar-benar sepi, mungkin orangpun tidak akan ada yang melewati tempat itu, melihat pepohonan rimbun persis seperti hutan yang tak pernah dijamah.

"Celyn...celyn...celynnn......"

"Hahaha" tawa miris keluar dari bibirnya. Kepalanya terangkat, pandangan gazza lurus kedepan, seakan menerawang sesuatu.

"Arggghhhh!! Brengsek!" Burung-burung sontak berterbangan saat gazza tiba-tiba berteriak keras

Tapi pemuda itu seakan tak perduli. Terbukti dengan tinjunya yang kembali mengepal memperlihatkan otot-otot tangannya.

Theo.

Apa karena lelaki brengsek itu telah...

Gazza mengacak rambutnya frustasi, wajahnya menengadah keatas. Sudut matanya memerah, tapi tidak ada air mata yang mengalir Dimatanya.

Gazza mengatur nafasnya yang memburu "Hey. Apa kau disana? Apa kau bahagia? Benar. Kau pasti bahagia" gazza berbicara seakan benar-benar ada orang diatas sana

"Kau tau. Setelah kepergianmu, hidupku hancur. Tidak ada yang berjalan lancar. Katakan. Apa benar aku tidak pantas bahagia? Kenapa? Apa karena aku telah membunuhmu? Tapi itu keputusanmu untuk menyelamatkanku" gazza menutup matanya sebentar. Wajahnya tenang tapi tidak dengan Nafas lelaki itu yang tersengal, seakan telah lari ribuan kilometer. tangannya mencengkram hingga kuku jarinya menancap ditanah.

Mata itu kini berwarna merah darah, membuat seseorang bergidik saat melihatnya "kau..kau dengan bodohnya masuk kedalam api hanya untuk menyelamatkanku"

"Sungguh. Aku tidak memintamu untuk menyelamatkanku. Jadi....bantu aku untuk mendapatkannya. Hanya kali ini, bukankah kau ingin aku tetap hidup? Maka bantu aku. Bantu aku untuk mendapatkan dia, karena dia....hidupku" wajah yang tadinya menengadah keatas itu langsung melengos kesamping, bersamaan dengan sebulir air mata yang jatuh, membuktikan betapa putus asanya dia.

****

"Dari mana?"

Setelah bel istirahat berbunyi, tanpa ba-bi-bu oriel menyeret celyn ditaman belakang sekolah, diikuti jennika, fellice dan juga Milly

Saat ini keempatnya bersedekap dada sambil menatap celyn menyelidik. Sedangkan gadis itu berdiri menunduk sambil memainkan jari-jarinya

"Sama theo" cicitnya pelan

Oriel menghela nafas kasar "apa kau gila! Kita hampir gila mencarimu, dan kau..."

Celyn semakin menciutkan lehernya kala oriel menatapnya tajam, ditambah dengan aura antagonisnya yang keluar, milly bahkan sudah bersembunyi dibalik tubuh jennika.

"Jelaskan" kata oriel setelah mengontrol emosinya

"Kita... kita mmm.. yah, kita hanya liburan" wajah oriel semakin datar kala mendengar jawaban celyn.

Saat oriel ingin kembali berucap, langkah kaki yang terburu-buru terdengar semakin dekat.

Kelimanya menatap bingung siswi yang memakai kacamata dengan rambut kepang dua. Keringat gadis itu bercucuran, bahkan kepangnya terlepas sebelah, terlihat betapa kacaunya dia.

Transmigrasi Hanah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang