BAB 8

13.1K 1.1K 34
                                    


Seorang wanita dengan pakaian berantakan serta make up yang luntur memasuki sebuah rumah mewah dengan aksen Amerika modern

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang wanita dengan pakaian berantakan serta make up yang luntur memasuki sebuah rumah mewah dengan aksen Amerika modern.

"Brak" dia membuka pintu rumah dengan kasar membuat pembantu serta penjaga disana terkejut

"APA MAU MARAH" ucapnya dengan ngegas serta kepala yang diangkat memandang sinis orang yang menatapnya disana

"cek kau tidak punya tata krama ya masuk rumah seperti itu, sungguh tidak punya sopan santun" ucap seorang pria yang tiga tahun di atasnya

"Buat apa ini juga rumahku bukan hanya rumahmu" jawabnya tidak ingin kalah

"Ini yang membuatku malas berada didekatmu kau ini sangat mengganggu, pemarah dan memalukan"

"Memang siapa yang ingin dekat denganmu kau berharap aku akan terus mengemis perhatian darimu tuan Willian Luwis yang terhormat yang sok benar sok bijak dan intinya yang paling sok"

"Pantas saja kau tidak punya teman omonganmu tidak pernah dijaga dan perilaku seperti orang yang tidak berpendidikan" ucapnya menatap remeh perempuan yang ada di hadapannya

"Cih jangan pernah sok tahu soal hidupku seperti terlibat saja kau dalam kehidupanku" perempuan itu sangat keras kepala

"Aku kakakmu kalau kau lupa" ucap Liam

"Dan aku ingatkan juga kau tak becus berperan seorang kakak nyatanya kau hanya orang asing yang hanya terikat darah dan status dengan ku" marahnya lalu pergi meninggalkan sang kakak dengan muka memerah menahan amarah

"ADONIA GRESILA LUWIS kau benar benar membuatku marah" ucapnya lantang dengan tangan terkepal

Para pekerja disana sudah tidak asing mendengar perdebatan kakak adik itu. Apalagi orang tua mereka juga jarang ada di rumah. Deren Luwis adalah ayah dari mereka pengusaha di bidang makanan itu adalah single perent dia telah menjadi, duda sejak kematian sang istri sepuluh tahun silam.

Setelah kematian sang istri dia jadi, gila kerja dan jarang pulang. Kedua anaknya diurus oleh pembantu pembantunya. Membuat dia tidak terlalu dekat dengan kedua anaknya terutama anak perempuannya Adonia Gresila Luwis.

Setelah sampai di kamarnya Adonia segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur

"Kata siapa aku tidak punya teman terus si Amel siapa dong, apa si Liam berpikir Amel adalah boneka santet" kesalnya memang diJakarta Adonia alias Nia tidak memiliki teman tapi dia memiliki teman bisa juga disebut sahabat sehidup sematinya Amel yang berada diYogyakarta.

"Sok soak an mau ikut campur masalah hidupku padahal selama ini dia tidak pernah peduli denganku, berasa suda jadi, kaka yang hebat kali dia"

"Ini juga si Deren tidak peduli apa sama anaknya apa di merasa masih bujang yang tidak punya anak padahal mah Duda bangkotan" kesalnya karena sudah seminggu pesan yang dia kirim belum dibaca palagi di balas oleh ayahnya.

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now