BAB 31

8K 757 31
                                    

"Kenapa?" tanyanya saat melihat perempuan di hadapannya terlihat frustasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa?" tanyanya saat melihat perempuan di hadapannya terlihat frustasi

"Semua kartuku di blok" jawabnya lesu

"Cih begitu doang sedih"

"Tapi, kamu masih punya dana cadangankan?"

"Punyalah gini gini juga aku punya restoran sama kosan, tapi tetap saja aku jadi miskin karena tidak bisa jajan cantik beli hermes dan kawan kawannya"

"Duk"

"Kalau lo miskin gue apa? melarat gitu" kesalnya menoyor kepala Adonia

Adonia menatap kesal lelaki itu mana berani dia membalasnya. Namun, dia juga melihat tatapan pemuda di hadapannya yang tidak seperti biasanya. Seperti banyak beban dan ketakutan, walau dia tahu pemuda di hadapannya terus berusaha tegar karena dia pernah tidak sengaja melihatnya menangis tersengguk sengguk

"Jun kamu tahu gak akhir akhir ini aku merasa seperti diterima saat berada disekitar kalian"

"Kalau begitu terus lah berada disekitar kita" ucapnya tersenyum dan mengacak rambut Adonia

"Boleh kah?"

"Apa kita pernah melarang?" bukannya menjawab Renjun malah bertanya membuat Adonia menggeleng

"Kamu tahu gak kenapa kamu merasa nyaman dan diterima disekita kita karena kita itu sama, terkadang kita itu harus serupa agar bisa diterima"

Adonia memandang Renjun dengan penuh tanda tanya sedikit tak mengerti dengan ucapan Renjun barusan.

"Adonia kamu itu tak sendiri jangan lampiaskan kesepian dan rasa kecewamu kepada orang lain yang akan membuatmu hancur"

"Kamu tahu pa tentang aku"

"Tahu bahkan sangat tahu, tapi ingat kejarlah sesuatu yang memang kamu butuh dan sanggup untuk mengejarnya"

"Akupun dulu seperti kamu, mengejar sesuatu yang memang bukan ditakdirkan untuk kita itu melelahkan dan itu membuatku mundur dan berhenti"

"Kenapa tidak beristirahat saja dan lanjutkan usahamu untuk mengejarnya"

"Aku terlalu pengecut, dan mungkin terlalu takut untuk jatuh ke jurang yang sama"

"Apa sesakit itu sampai membuatmu mundur"

"Ya sangat sakit sampai semua dalam diriku terasa hancur namun, aku beruntung bertemu seorang anak yang sampai sekarang selalu melindungiku walau aku tahu dia juga sama sepertiku"

"Siapa dia?"

"Kamu juga mengenalnya"

Adonia cemberut kesal atas jawaban Renjun yang tak memuaskan hatinya.

Seorang anak tengah meringkuk dibawah rindangnya pepohonan, membuat satu orang anak laki laki datang menghampirinya

"Kenapa?" tanyanya sok cuek

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now