BAB 38

6.4K 690 61
                                    

"Er lihat!" seru Renjun menunjukan rekaman Video kejadian tempo hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Er lihat!" seru Renjun menunjukan rekaman Video kejadian tempo hari

"Rupanya ada yang bermain main" Erja terkekeh sinis karena baru kali ini video kelakuannya tersebar walau mukanya tak terlihat dan untungnya saja mereka waktu itu memakai hoodie dan jaket walau celana sekolahnya terlihat tapi tidak terlalu mencolok karena warna celananya cukup banyak digunakan disekolah lain.

"Wow lumayan juga tuh viewersnya banyak" tutur Adonia mengintip video tersebut

"Fegan lo tahukan apa yang harus lo lakuin?" tanya Erja pada Fegan yang tengah menghitung batang kentang goreng takutnya lebih sedikit dari yang biasanya dia pesan. Pernah jumlah kentang gorengnya kurang dia langsung protes pada pegawai kantin dan berakhir dia mendapatkan dua biji tambahan kentang gorengnya yang kurang.

"Tentu saja"

"Ahhh rasanya aku tak sabar untuk bersenang senang" ucap Renjun semangat

"Ngomong ngomong penampilan lo akhir akhir ini kayak anak mamih" tanya Fegan pada Erja karena penampilan Erja dua hari ini benar benar rapi apalagi dengan aroma minyak telonnya seperti anak TK yang didandani ibunya.

"Lagi nyoba hal baru aja" jawabnya masa dia harus berkata jujur kalau dirinya dalam masa hukuman untuk menjadi anak baik tapi nyatanya Erja belum siap bertaubat.

Sepulang sekolah Erja mampir ke cabang cafenya memeriksa keuangan café tersebut. Di luar café ada sekitar lima bodyguard yang berjaga sebenarnya ia jengah diperlakukan bagaikan tahanan yang tak bebas menghirup udara bebas.

Dia tak ingin kisah masa kecilnya yang sunyi terulang kembali. Dia seorang remaja yang sedang mencari jati diri yang membutuhkan banyak ruang untuk berekspresi. Dia memijat kepalanya pusing dengan segala alur novel ini, kenapa mengubah sebuah novel sesulit ini dia hanya memiliki keinginan sederhana, hidup lebih lama meraih cita citanya dan menemukan keindahan cinta seperti di novel romansa.

"Coffeenya kemanisan"

Erja tersentak mendengar suara itu dia menatap orang itu yang tanpa permisi duduk di depannya.

"we meet again" ucapnya menatap Erja dan tersenyum

Erja menelan salivanya seingatnya dalam novel dia tak berhubungan dengan orang didepannya harusnya orang ini bertemu Arsa bukan dirinya.

"Gue hutang budi sama lo atas kejadian waktu itu, restoran sushi disebrang jalan kelihatannya enak" ucapnya lalu meminum coffe tersebut ada sensasi aneh saat cairan berwarna coklat itu mengenai tenggorokannya.

"Lo seharusnya tak secerewet ini" celetuk Erja

"Lo terlihat sangat mengenal gue" tutur lelaki tersebut membuat Erja memejamkan matanya merutuki mulutnya "Anjir keceplosan"

Erja mengenal orang didepannya karena dalam novel tertulis jelas seberapa dingin dan temperamennya orang ini salah satu tokoh yang hampir sepadan dalam menyaingi kesempurnaan Arsa.

I'm With The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang