BAB 33

6.4K 736 33
                                    

Erja segera mempersiapkan alat panahnya hari ini dia ada jadwal latihan karena beberapa hari lagi dia akan mengikuti lomba panahan di Bandung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Erja segera mempersiapkan alat panahnya hari ini dia ada jadwal latihan karena beberapa hari lagi dia akan mengikuti lomba panahan di Bandung

Erja keluar dari kamarnya untuk segera pergi ke tempat latihan walaupun tadi dia tidak sekolah dengan alasan sakit tapi dia tidak boleh melewatkan latihan kali ini karena perlombaan ini cukuplah berat dengan lawan yang tidak hanya dari tingkatan sekolah menengah atas.

Tak sengaja dia melewati kamar Arsa dapat dilihat dari celah pintu ayah dan bundanya sedang menjaga sang kembaran. "Walau tahu akhirnya begini tapi kenapa tetap sakit"

"Kemana?" tanya Rajendra tiba tiba yang sudah di hadapan Erja

"Maling mangga tetangga" jawab Erja asal

"Dierja Apuila Ivander, diamlah dimension abang tidak mengizinkanmu keluar lagian saudaramu sedang sakit kenapa kamu tega meninggalkannya"

Erja menutup matanya lalu menarik nafasnya untuk meredakan emosinya yang akan meledak "Aku tak perlu izin darimu lagian aku hanya keluar untuk latihan"

"Abang tidak peduli"

"Memang sejak kapan anda peduli padaku" jawab sinis Erja dia mengingat sedari kecil abang pertamanya itu minim ekspresi dan selalu bersikap dingin kepadanya dan saudaranya yang lain seperti tak peduli apa pun.

"Jadi jangan halangi aku, lagian aku pergi dengan paman Wisnu" tutur Erja lalu meninggalkan Rajendra yang diam mematung disana. Rajendra memandang tubuh sang adik yang mulai menjauh dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

Adonia menatap sinis bagaimana sang abang yang memperlakukan Ayu dengan manis dia meja makan. Kakak sepupunya pun Geran selalu memperhatikan sang adik angkat. Adonia menatap sang ayah yang tengah fokus dengan makanannya.

"Makanlah kamu terlihat kurus" Neren mengambil sepotong ayam lalu ditaruh diatas piring sang adik sepupu

"Terimakasih" jawab Adonia

"Dengar dengar Ayu menjadi ketua di club musik apakah itu benar" tanya sanga kakek

"Iya kek"

"Kamu hebat"

"Terimakasih kek tapi disekolah banyak yang lebih hebat dari pada aku" jawabnya malu malu

"kakek dengar omset restoran yang kamu pegang mengalami kenaikan?" tanyanya pada Adonia

"Iya"

"Kamu cukup bagus dalam mencari uang"

"Ya bagaimana lagi keadaan yang memaksaku untuk lebih bekerja keras hanya untuk sesuap nasi" jawab Adonia semabri melirik sang ayah namun pria itu hanya diam tanpa ekspresi membuat Adonia mendengus kesal

"Aku juga sedang membuat brand fashion, kemungkinan beberapa bulan lagi kami akan segera meluncurkan sebuah produk"

"Apa modalmu cukup?" tanya sang kakek

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now