BAB 17

11.2K 1K 109
                                    

Adonia menatap Arsa yang ada di hadapannya dengan binar penuh cinta

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Adonia menatap Arsa yang ada di hadapannya dengan binar penuh cinta. Apakah semua perjuangannya selam ini tidak sia sia?. Dia sudah sangat lama menunggu moment berharga ini.

"Langsung saja keintinya" ucap Arsa dengan datar yang membuat Adonia deg degan apa Arsa akan menembaknya pikir Adonia

"Emm lebih baik kita makan dulu" ucap Adonia sungguh dia sangat gugup jadi, lebih baik mengganjal perutnya terlebih dahulu

"Tidak" singkat Arsa

"Apakah Arsa sangat tidak sabar untuk menembaknya?" batin Adonia

"Aku tak ingin lama lama aku hanya ingin menanyakan apakah"

"Tunggu dulu" potong Adonia

"Biarkan aku minum dulu"

"Aku harus rileks terlebih dahulu sebelum Arsa menyatakan cintanya padaku" batin Adonia

Arsa menatap datar perempuan didepannya ini yang selalu mengulur ulur waktunya. Arsa mengeluarkan sebuah foto dan menunjukannya di hadapan Adonia

"Apa kau tahu dia?" tanya Arsa menunjuk foto seorang remaja laki laki

Adonia membulatkan matanya saat melihat sosok yang ada difoto itu "Bagaimana dia mendapatkan foto Erja" batin Adonia

"Tidak" ucap Adonia dia tak ingin membuat Arsa salah paham kalau dirinya dekat dengan peria lain.

"Jangan bohong" ucap Arsa dengan tatapan mengintimidasinya

"A..aku tak berbohong kok"

"Tapi jelas jelas kemarin kau pulang dengannya"

"Arsa kamu jangan cemburu aku Cuma menolongnya dan aku benar benar tidak tahu dia siapa"

"Cih siapa juga yang cemburu denganmu"

Ucapan Arsa membuat Adonia terkejut, kalau tidak cemburu mengapa ia menanyakan Erja apa jangan jangan mereka mempunyai hubungan

"Kamu gay?" tanya Adonia spontan

"uhukk" Arsa yang tengah minum tersedak setelah mendengar pertanyaan Adonia

"Tidak"

"Aku tanya sekali lagi apa kamu mengetahuinya" tanya Arsa

"Tidak" Adonia tetap dengan pendiriannya

Drett....

"Kak Arsa, kak Lino pingsan"

"Apa"

"Aku akan segera ke sana"

Arsa segera menutup teleponnya dan beranjak pergi namun tangan Adonia segera mencegahnya

"Kamu mau ke mana?"

"Pulang"

"Terus aku"

"Pulang sendiri"

I'm With The AntagonistOnde histórias criam vida. Descubra agora