BAB 43

6.5K 607 93
                                    

Dor

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Dor

Dor

"Kemampuanmu berkembang sangat baik" dia memuji kemampuan menembak adik kembarnya

"haruskah aku mengucapkan terimakasih atau balik memujimu"

"Sebenarnya aku tak memerlukan kedua itu aku sudah kenyang bahkan setiap tarikan nafasku saja penuh dengan pujian"

"Sombong sekali tuan yang satu ini"

Fagan menatap adiknya yang tengah tersenyum sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal hatinya akhir akhir ini adiknya sedikit berbeda. Walau terkesan cuek dia ada pribadi yang cukup peka akan keadaan sekitar.

"Sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal di hatiku"

"Eleh ada gerangan apa kakakku ini berbicara tentang hati" goda Fegan

Namun Fegan seketika terdiam saat netranya bertemu tatapan tajam Fagan "Aku tidak sedang bercanda, ada apa denganmu akhir akhir ini?" tanyanya to the point membuat Fegan sedikit gugup bahkan Fagan bisa menangkap jika kembarannya itu sedang resah dari sorot matanya

"Sesuai dengan karakternya dia sangat peka walau dengan cover cuek cuek dingin"

"Akhir akhir ini oh bukan setelah kembalinya Dierja ke Indonesia kamu lebih memperhatikannya, aku tidak salah bukan?"

"Tidak bahkan tebakkan mu sangat tepat tapi memang dia membutuhkan perhatian khusus"

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang semua diluar nalar, yang aku inginkan darimu hanya tetap percaya padaku" ucapnya lalu pergi dari sana meninggalkan Fagan yang hanya terdiam menatap bingung punggung kembarannya yang mulai menjauh

...........

Galang menatap pintu kamar sang anak, ada perasaan aneh yang melingkupi hatinya gelisah dan takut yang dia rasakan pikirannya selalu mengarah pada wajah manis anak bungsunya. Dia sedikit menyesal karena tidak bisa mengontrol emosinya tadi hingga dia kelepasan membentak anaknya.

Mengingat mata jernih yang tadi sempat berkaca kaca membuat dirinya dihantui penyesalan. Namun dia juga bingung harus apa anak bungsunya sangat susah diatur walau dengan cara lembut sekalipun.

Dia merindukan anak bungsunya yang polos dan lugu dia menyesal tidak membunuh wanita itu lebih cepat oleh tangannya tapi syukurlah alam mendengarkan doanya agar wanita itu mati. Terpenting anak bungsunya sekarang ada dalam rengkuhannya dia tak akan melepaskan walau sehelai rambutpun.

Anak bungsunya harus hidup sesuai jalan yang sudah direncanakan dia sudah mempersiapkan itu jauh jauh hari. Biarkan dia dikatakan egois namun sesuai nalurinya ini sudah yang terbaik.

Dua orang bodyguard membukukkan badannya saat melihat kedatangan tuannya. "Selamat malam tuan"

"Buka" bukannya menjawab Galang memerintahkan bodyguard tersebut untuk membuka pintu kamar Erja yang dikunci pemiliknya dari dalam. Tanpa Erja ketahui ayah beserta bang banganya memiliki kunci cadangan kamarnya membuat mereka leluasa masuk kedalam kamar tersebut. Bahkan Arsa sering sekali menyelinap lalu tidur bersama Erja.

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now