BAB 21

10.5K 983 34
                                    

"Kak Arsa selamat" ucap Ayu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Arsa selamat" ucap Ayu

"Terimakasih"

"Kamu hebat bisa raih juara olimpiade fisika tingkat nasional" lanjutnya

"Kamu juga hebat bisa sampai final olimpiade matematika"

"Terimakasih kak, walau persiapan aku tidak begitu matang he..he.. karena aku hanya pengganti siswa baru itu"

"Arsa" teriak Naufa melambaikan tangan

"Aku pergi dulu" pamitnya meninggalkan Ayu dan menghampiri kakak sepupunya

Sedangkan disisi lain Erja sedang bersedekap dada di depan Ivander sembari menatap tajam kakeknya itu

"Duduklah apa tidak pegal terus berdiri seperti itu"

"Ini bukan apa apa aku sudah terbiasa berdiri di bawah sinar matahari sambil menghadap bendera selama empat jam"

"Woah kakek tak menyangka cucu kecil ku ini sudah berubah menjadi kesatria"

"Maksudmu?"

"Kamu saat di sekolah pasti anggota paskibra yang taat"

"Mulutmu, anggota paskibra dari mana upacara saja aku hanya satu tahun sekali itupun hanya perayaan tujuh belas agustus"

Ivander sedikit syok mendengar penuturan cucunya karena sudah berekspektasi tinggi. Dia tak tahu apakah kenakalan cucunya masih di batas wajar atau sudah kurang ajar.

"Kembalikan dompet dan hape ku" pintanya

"Memang sebegitu pentingnya, lagian kamu juga sudah dibelikan hanphone baru oleh aunty dan bundamu"

"Ishhh tapi Erja maunya punya Erja" Erja tak sadar dia telah merengek pada Ivander membuat peria paruh baya itu terkekeh karena gemas melihat tungkah cucu bungsunya itu

"Kalian juga tidak membiarkanku aku pergi, membuatku gagal mengikuti olimpiade"

"Kamu sudah sering iku olimpiade absen sekali tidak apa apa"

"Isssh tapi ini menyangku hidup dan matiku" kesal Erja

Dia mengingat kejadian di mana Arsa dan Ayu akan merayakan kemenangan mereka di rumah ini dan Adonia dengan kesal mengacaukan perayaan itu dan itu juga bertepatan di mana dirinya akan dibanding bandingkan dengan Arsa karena dirinya tidak bisa apa apa dan membuatnya menanam kebencian dan iri kepada kakak kembarnya

"Tanpa olimpiade itupun kamu tetap hidup"

"Ihhhhh anda tuh tak tahu apa apa"

"Ya makannya kasih tahu dong"

Erja yang sudah kesalpun meninggalkan Ivander tak lupa menghadiahi jari tengahnya ke arah sang kakek. Ivander hanya bisa mengelus dada menghadapi cucu bungsunya yang sangat berbeda dengan cucu cucunya yang lain

"BRUK"

"PRANG"

"Aw......." Erja sedikit meringgis karena baru saja terkena air susu yang panas

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now