Keping Satu

8.1K 717 48
                                    

Keasyikan Liora yang sedang mengerjakan tugas essay untuk mata pelajaran pilihan, Career and Technical Education, terhenti ketika pintu kamar diketuk dari luar.

Liora meninggalkan kesibukannya sejenak untuk membuka pintu dan menemukan keberadaan mamanya.

"Kak, makan, yuk?" ajak Natasha.

"Papa udah pulang, Ma?"

"Udah. Tuh, lagi nungguin Kakak di meja makan sama Onel."

Dengan penuh keceriaan gadis itu mengikuti mamanya menuju meja makan. Terlihat keberadaan sang papa kesayangan dan juga Lionel, adik laki-lakinya yang terpaut usia enam tahun darinya.

"Kak, Papa punya buku baru," ujar Nata sambil mengasongkan sebuah novel berbahasa inggris dengan cover yang terlihat cukup menarik.

Liora duduk di samping papanya lebih dulu sebelum meraih buku itu. "What genre it is?" tanyanya. "Please, don't say romance."

Nata terkekeh. "Should it matter what genre it is if the book is good?"

"Definitely. Apa serunya baca cerita yang isinya cuma mesra-mesraan doang?"

Kali ini Nata tergelak mendengar penuturan anaknya. Memang unik anak gadisnya itu. Di saat remaja lain yang seusianya senang membaca kisah percintaan anak-anak remaja, dia malah lebih senang membaca novel petualangan dengan penuh misteri, atau sejenis sci-fic, yang menurut kebanyakan orang sangat membosankan.

Liora membaca blurb yang terdapat di bagian belakang cover, dan seketika itu langsung tertarik dengan buku itu. "Kayaknya seru. Boleh deh Lio pinjam."

"Yeah, keep it. Papa udah selesai baca kemarin."

"Thanks. Anyway, Enin sampai kapan sih liburannya? Kemarin Lio dikirim foto Enin lagi di Al Quds, Yerusalem. Seru banget kelihatannya."

"Lagian, kemarin diajakin sama Enin kenapa nggak mau ikut?" timpal mamanya.

"Masa Lio traveling sama rombongan oma-oma sih, Mama? Yang ada nanti Lio disuruh jadi tukang pijat kalau Enin kecapekan."

Setelah memasuki masa pensiun sebagai dokter, Hani memang sering berpergian keliling dunia untuk tujuan wisata religi bersama rombongan teman-teman sebayanya. Menikmati hari tua sambil memperdalam pengetahuan soal agama yang menjadi tujuannya saat ini.

"Gimana urusan kuliah? Udah dapat pilihan kampus yang kamu mau?" tanya Nata lagi.

Liora seketika menjawab, "Masih tentatif, Pa. Tapi, kayaknya Lio kuliah di sini aja."

"Kenapa? Bukannya kamu cita-citanya pengin study abroad?"

"Tadinya gitu. Tapi ... Lio pikir-pikir lagi, Lio nggak akan sanggup tinggal sendiri di luar negeri."

Natasha yang memang sejak awal tidak ingin jauh dari anaknya, langsung menyahut. "Ya sudah kamu kuliah di Bandung aja. Di sini juga banyak kok kampus yang bagus. Nggak harus sekolah di luar negeri, kan?"

"Katanya mau jadi diplomat, tapi, tinggal sendirian di luar negeri aja nggak berani," komentar papanya.

Liora malah menyeringai. "Lio batal jadi diplomat. Lio mau jadi enterpreneur aja."

Nata terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Tidak heran Liora masih sangat manja walaupun usianya sudah menginjak tujuh belas tahun, salah satu penyebabnya karena Natasha yang masih sangat memanjakan anak itu dan memperlakukannya seolah Liora masih berusia lima tahun.

Sebatas Angan SenjaWhere stories live. Discover now