Keping Delapan

4.1K 637 62
                                    

Liora memperhatikan Agni yang terlihat antusias ketika bertemu dengannya. Hal itu berhasil membangkitkan rasa bersalah dalam hati Liora yang dibumbui dengan perasaan asing. Seperti cemburu dan perasaan terkalahkan.

"Kamu nggak lagi buru-buru pulang, kan?" tanya Agni dengan penuh keramahan. Sama sekali tidak merasa terancam oleh keberadaan Liora.

"Kenapa emangnya?" Liora bertanya balik.

"Kita ke Dago dulu, yuk?"

"Ngapain?"

"Nongkrong. Sekalian makan malam."

"Tapi aku udah makan, Kak."

"Kalau gitu kita nongkrong aja. Ayo, dong. Besok kan hari Sabtu."

Liora melirik Raka, diam-diam meminta Raka agar membantunya menolak ajakan Agni.

Tentu saja Liora keberatan nongkrong bertiga dengan Raka dan Agni. Siapa pula orang yang rela mengumpankan dirinya sendiri ke dalam situasi pelik seperti itu?

Seakan memahami pergulatan batin yang dirasakan Liora, Raka buru-buru menyahut, "kita mau ke Dago naik apa, Yang? Aku bawa motor."

Senyum Agni merekah seketika. Gadis itu memang sudah merencanakan hal itu. "Lio sama Dimas aja," usulnya sambil menunjuk keberadaan seorang cowok yang tadi mengantarkan Agni ke kantor sang pacar.

Liora mengikuti arah telunjuk Agni. Sejak tadi dirinya tidak memperhatikan keadaan sekitar, sehingga dia baru menyadari keberadaan seorang cowok yang sedang duduk di atas motor yang parkir di depan kantor.

"Sini, Dim," panggil Agni.

Cowok itu membuka helmnya lebih dulu dan menyimpannya di atas motor sebelum menghampiri mereka. Kini Liora telah berhadapan dengan cowok jangkung yang wajahnya sekilas mirip dengan Agni.

"Lio, kenalin ini Dimas, adik sepupu aku."

Mau tidak mau Liora menyambut ucapan Agni dengan mengulurkan tangan kepada cowok bernama Dimas itu. "Liora," sapanya dengan ramah.

"Kamu nggak keberatan kan boncengan sama Dimas?"

Tanpa memedulikan tatapan Raka yang seolah ingin memperingatkannya, Liora menjawab, "Nggak masalah, kok."

Setelah itu Liora mengikuti Dimas yang sudah berjalan lebih dulu menuju motornya. Meninggalkan Raka dan Agni yang terdengar tengah memperdebatkan sesuatu. Liora tidak peduli apa pun yang mereka obrolkan ia sudah terlalu lelah menghadapi begitu banyak drama hari itu.

"Sorry kalau kamu merasa nggak nyaman. Agni emang agak pemaksa orangnya," ujar Dimas sambil mengasongkan helm miliknya kepada Liora, seolah memahami keengganan yang ditampakkan Liora.

Mendengar itu, Liora hanya tertawa singkat. "Nggak masalah, kok. Aku malah senang bisa tambah teman," pungkasnya.

"Kamu kuliah atau masih sekolah?" Dimas kembali bertanya.

"Masih sekolah."

"Pantesan aja muka kamu kelihatan masih muda banget."

"Kamu sendiri?"

"Kuliah semester akhir."

Good. Another mas-mas.

~~~~

Sebuah kafe yang mengusung tema outdoor yang terletak di daerah Dago menjadi pilihan mereka untuk nongkrong sambil menghabiskan waktu menjelang akhir pekan.

Liora merasakan desakan perasaan yang belum pernah ia alami ketika menyaksikan interaksi Raka dan Agni secara langsung. Namun gadis itu tetap berusaha keras mengukung segala apa pun emosi yang ia rasakan. No more drama. Liora sudah terlalu lelah.

Sebatas Angan SenjaWhere stories live. Discover now