Love Scenario | 06

121 19 0
                                    


Dari pertemuan, aku belajar bahwa setiap momen kebersamaan adalah waktu yang berharga.

•••••

Part singkat. Cuma 444 kata.

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆




Pengumuman dari Cabin Crew kembali terdengar. Kali ini penumpang diminta memakai alat bantu pernapasan karena pesawat berada di ketinggian yang tidak wajar.

Sea menangis tanpa suara. Dia bergumam dalam hati, apakah pertemuan dengan keluarganya waktu itu adalah pertemuan terakhirnya? Apakah dia akan meninggal dengan cara menghilang? Apakah ini sudah waktunya?

Pertanyaan itu selalu terlintas di kepalanya membuat Sea semakin ketakutan. Dia belum siap. Tentu saja.

Sea tidak bisa membayangkan betapa sedih keluarga dan sahabatnya jika dia pergi dengan cara seperti ini—tanpa pamit. Sea berharap Tuhan memberikannya satu kali kesempatan lagi untuk hidup. Maka Sea berjanji akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

Penumpang melaksanakan perintah. Sea dengan sigap memasang alat bantu pernapasan. Tangannya sempat terlepas dari genggaman orang di sebelahnya. Tapi, saat alat bantu pernapasan berhasil ia kenakan, tangannya bergerak dengan sendirinya untuk kembali menggenggam tangan orang yang berada di sampingnya.

Sea tahu di mana letak rasa amannya.

Setelah hampir satu jam lamanya terjadi turbulensi parah, pesawat mulai bergerak stabil. Namun genggaman tangan keduanya masih belum terlepas.

Alat bantu pernapasan dilepaskan. Para penumpang mulai memiliki harapan. Mereka berdoa bersama. Meminta keselamatan-sekali lagi. Dan ... mukjizat datang. Setelah mereka berdoa, sinar matahari muncul menunjukan keindahannya. Cuaca perlahan membaik.

Pesawat pun sudah hampir landing di tujuan. Senyum bahagia para penumpang terpancar, kalimat syukur tidak henti-hentinya diucapkan. Namun Sea menangis. Kali ini tangisnya adalah tangisan kelegaan. Setelah beberapa jam tadi ketakutan mencekam dirinya.

Beruntung Tuhan kirimkan laki-laki baik di sebelahnya untuk menenangkannya. Dia tidak tahu saja, bahwa dia sangat menyulitkan laki-laki itu sedari awal.

Sea mulai tenang, genggaman tangan terlepas. Setelah itu, matanya perlahan terbuka. Kemudian, dia langsung menatap seseorang yang berada di sampingnya. Seseorang yang dia rasa telah membuatnya tenang dan ... merasa aman.

Laki-laki itu ternyata juga sedang melihat ke arahnya dan menatapnya. Laki-laki itu—yang belum dia ketahui siapa namanya— memberikan senyuman padanya. Sepersekian detik Sea terpukau melihat senyuman itu, sampai-sampai dia tidak sadar untuk segera membalasnya.

Sea melepaskan genggaman tangannya, yang ternyata masih berada dalam genggaman tangan laki-laki itu. Lalu, "Thanks." ucapnya.

"You're welcome." balas laki-laki itu.

Mereka saling membalas senyum dan mengucapkan terima kasih. Rasanya mereka berdua memang mempunyai peran masing-masing untuk satu sama lain. Jadi, keduanya impas. Tidak ada yang merasa lebih diuntungkan atau dirugikan.

Sejak saat itu, mereka bersikap normal kembali. Seperti tidak terjadi apa-apa di antara keduanya. Mereka kembali menjadi orang asing.

Tanpa keduanya sangka. Takdir mereka belum berhenti di sana.

Mereka tidak pernah tahu, pertemuan seperti apa yang akan terjadi ke depannya.

•••••

•••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love Scenario [END]Where stories live. Discover now