Love Scenario | 08

104 17 0
                                    


Hidup itu pilihan dan kita harus berani memilih.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆






Di perjalanan menuju rumahnya, Sea masih saja memikirkan laki-laki asing itu. Perasaannya mulai tidak nyaman, bagaimana jika luka itu parah? Bagaimana jika harus memerlukan jahitan atau lebih parahnya harus dilakukan operasi? Sea terus memikirkan kemungkinan terburuk yang di sebabkan oleh cakaran kuku-kuku tajamnya.

"Heh! Jangan melamun." Kian menyadarkan Sea, sedari tadi pikirannya memang tidak berada di tempat.

Sea duduk menyerong untuk menatap Kian, "Bang, gimana ini??"

"Gimana apanya?"

"Orang itu. Yang tangannya aku cakar."

"Yaa ... Abang juga bingung." Kian terlihat menggaruk tengkuknya, kebiasaannya jika sedang tidak bisa memberikan jawaban.

"Abang nggak ada ide apa-apa gitu?"

Kian bergumam, "Gimana kalau kamu cari aja orang itu?"

"Serius? Jakarta luas gini, mau cari ke mana?"

"Iya juga, ya."

Sea heran dengan Kian yang sering kali tidak berpikir sebelum berbicara. Sebenarnya kakaknya itu salah satu mahasiswa berprestasi, tapi kenapa saat bersamanya Kian malah terlihat seperti anak kecil.

"Ya udah, kalau kalian ditakdirkan pasti bakalan ketemu lagi, kok." lanjut Kian.

Sea mengeryit, merasa aneh dengan apa yang diucapkan oleh Kian. Takdir seperti apa yang dimaksud kakaknya itu?

•••

Keenan tiba di rumah. Rumah yang sudah lama tidak pernah ia kunjungi. Rumah yang beberapa tahun ke belakang ditinggalkan oleh keluarganya. Walaupun tidak ada penghuninya, rumah itu terlihat sangat bersih.

Ketika masuk ke dalam rumah, memori masa lalu tiba-tiba hadir di kepala Keenan. Rumah itu memiliki banyak kenangan bersama orang-orang terdekatnya di masa lalu. Bersama keluarganya, sahabatnya, dan seorang perempuan yang pernah mengisi hatinya. Rumah itu masih memiliki jejaknya dengan yang lain.

Keenan kembali ke rumah ini lagi, keluarga dan sahabatnya juga akan kembali datang ke rumahnya. Hanya satu orang yang sepertinya tidak akan pernah dia lihat lagi di rumah itu.

Perempuan itu. Perempuan yang pernah menjadi orang spesial di hidupnya. Perempuan yang sudah meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Keenan yakin, sosok itu tidak akan pernah muncul lagi di hadapannya. Karena, kepergiannya masih menjadi misteri. Entah ke mana dia pergi dan alasan apa yang membuatnya pergi.

Hingga sekarang, Keenan pun belum menemukan jawabannya.

•••

Keenan berada di kamarnya saat ini, spot yang menjadi tempat ternyamannya di rumah. Tidak banyak yang berubah di dalam ruangan itu, letak propertinya masih seperti dulu ketika ia tinggalkan. Hanya saja, gorden dan seprai tempat tidurnya yang berubah. Karena, dia tahu beberapa asisten rumah tangganya sering kali datang untuk membersihkan rumahnya. Setidaknya satu minggu dua kali.

Saat ia sedang rebahan di tempat tidur—yang sudah lama ia rindukan—tiba-tiba ponselnya berdering.

Keenan membuka matanya yang terpejam beberapa saat tadi. Lalu mengambil ponselnya yang berada di tasnya. Ada telepon dari Bunda, "Hallo, Bun?"

Love Scenario [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant