Love Scenario | 24

49 16 0
                                    

Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tidak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tidak mampu menjadi seperti dirimu.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆






Hari ini sejak seminggu yang lalu Bunda sudah tiba di Jakarta, setelah semua urusan di Bandung terselesaikan.

Bunda terlihat sangat senang bisa kembali lagi ke rumah ini, karena Bunda pernah berkata memori masa mudanya lebih banyak terekam di rumah ini. Bunda mengajak keluarganya untuk bertamu ke rumah sahabat kecil Bunda—yang sudah lama tidak ditemuinya. Yang Keenan ketahui namanya adalah Tante Alana.

Keenan kagum dengan persahabatan Bunda dan Tante Alana yang sudah terjalin selama puluhan tahun itu. Walaupun selama belasan tahun mereka terpisah mereka selalu berkomunikasi dan percaya bahwa mereka kelak akan bertemu kembali. Tidak ada yang bisa merubah perasaan mereka satu sama lain, rasa sayang di antara keduanya masih sama besarnya dengan ketika pertama kali mereka memutuskan untuk menjadi sahabat.

Keenan jadi berpikir apakah persahabatannya dengan Aroof, Aslan, Aldebaran, Baga dan Nevan bisa terjalin selama itu juga. Karena pada dasarnya tidak mudah memiliki hubungan yang tidak pernah berubah seperti itu, meskipun keduanya berada di tempat yang berjauhan.

Namun Keenan, tentu saja berharap hubungannya bersama kelima sahabatnya itu juga akan terjalin selama sisa hidupnya.

•••

Tiba hari di mana Bunda mengajak Keenan, Barra dan Ayah ke rumah Tante Alana.

Keenan memilih sendiri pakaian yang akan ia kenakan hari ini. Kemeja bermotif daun berwarna putih dengan baju kaus hitam polos sebagai dalamannya. Dipadukan dengan sepatu boots pendek berwarna hitam, dengan bawahannya celana jeans. Rambutnya ditata rapi, dengan memperlihatkan sebagian keningnya. Membuat alis tebal Keenan terlihat.

Barra, adik laki-laki Keenan yang berusia delapan tahun mengenakan kemeja warna putih bermotif karakter kartun favorite nya dan bawahan celana pendek dengan bahan kain berwarna abu-abu. Kali ini Bunda yang memilihkannya.

Kali ini Keenan yang bertugas menyetir mobil Pajero Hitam milik Ayah. Mobil itu melaju melewati jalan Jakarta, sudah sejak sore mereka berangkat dari rumah. Walaupun sebenarnya mereka menghadiri acara makan malam. Mereka tidak ingin terlambat, dan tuan rumah tidak boleh dibiarkan menunggu. Prinsip Ayah dan Bunda memang seperti itu.

"Bun, nama komplek perumahannya apa?" tanya Keenan memecah keheningan.

"Apa, ya? Sebentar Bunda cek dulu." Bunda mengecek alamat lewat pesan yang dikirimkan Tante Alana tadi. "Komplek Andara, Sayang. Habis keluar tol ke arah kiri."

Keenan mengangguk, lalu dia kembali fokus untuk menyetir. Ketika memasuki komplek perumahan yang dituju, Keenan kembali bertanya pada Bunda, "Bun, nomor berapa rumahnya?"

Bunda kembali melihat pada ponselnya. "Nomor 52A, Sayang. Rumah dua lantai warna putih dengan pagar coklat."

Sepuluh menit mereka sudah sampai di rumah Tante Alana, ketika baru saja memasuki gerbang komplek perumahan itu. Dan ketika sudah sampai di rumah bernomor 52A, Keenan merasa tidak asing dengan halaman rumahnya. Ia seperti teringat akan rumah seseorang tapi dia juga lupa siapa orang itu.

Mobil Pajero Ayah sudah terparkir di halaman rumah minimalis milik keluarga Sakhi. Bunda turun disusul Ayah dan adik Keenan, Barra. Keenan masih termenung di kursi pengemudi saat ini, mengamati sekitar, masih berpikir apakah ini benar rumah yang berada dalam ingatannya? Dan, ketika dia menoleh untuk menatap gazebo yang ada di halaman rumah, Keenan terkejut, ada ukiran nama Seanna Sakhi di sana.

Love Scenario [END]Where stories live. Discover now