Love Scenario | 42

29 13 0
                                    


Kehilangan membuat kita belajar untuk menerima dan mensyukuri dengan apa yang masih kita miliki.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆








Setelah kabar itu, senja berubah menjadi sendu awan pun terlihat mengabu, kepergian orang tuanya menyisakan duka dalam hidup Sea dan Kian. Walau rasanya masih bisa tersenyum, namun dapat dipastikan tidak akan selepas dulu. Kini mereka merasa kesepian.

Di bawah langit hitam yang mulai menunjukkan tanda-tanda akan menjatuhkan titik-titik air hujan itu, ada duka mendalam yang menimpa Sea dan Kian. Kedua orang tua yang mereka kasihi itu telah pergi, meninggalkan mereka berdua menuju keabadian.

Tidak pernah terbayangkan hari ini akan tiba, kedua orang tua mereka pergi secara mendadak bahkan tanpa sempat berpamitan.

Tiada yang lebih menyakitkan bagi anak perempuan daripada kehilangan belahan jiwanya—ayahnya. Dan anak laki-laki kehilangan cinta pertamanya—ibunya.

Kakak beradik itu di rundung duka, dunia mereka runtuh seketika, waktu pun serasa berhenti, dan mereka masih memiliki sedikit harapan bahwa semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk.

Sea berada di salah satu ruangan di rumah sakit itu, saat ia pingsan Keenan langsung bergegas membawanya ke dalam ruangan, untuk merebahkan tubuhnya.

Saat Kian sibuk mengurusi kepulangan jenazah kedua orang tuanya, Keenan dan Aroof lah yang bertugas menjaga Sea di ruangan itu sampai perempuan itu siuman. Keenan duduk tepat di samping brankar yang sedang di tiduri Sea. Perasaan iba kemudian datang menjalar dalam dirinya, melihat perempuan itu pingsan dalam keadaan yang rapuh. Digenggamnya tangan itu erat, kemudian dia berjanji tidak akan pernah membiarkannya terlepas.

Aroof kemudian memberikan kabar kepada teman yang lain melalui pesan grub,


Kumpulan Terbaik

Aroof Alterio
Guys, pulang sekolah langsung ke rumah Sea ya.



Tidak ada jawaban dari pesan itu, namun sepertinya mereka menyetujui apa yang Aroof perintahkan. Tanpa banyak bertanya, sepulang sekolah mereka langsung bergegas menuju rumah Sea. Mereka akan tahu apa yang terjadi ketika sampai di sana. Dan benar saja ... bendera kuning—bendera duka—itu telah terpasang di depan pagar rumah, rumah minimalis yang terlihat mewah itu menjadi penuh keheningan saat mereka memasuki halaman rumah. Ada banyak orang yang telah berkumpul di sana, namun Sea, si tuan rumah belum terlihat sama sekali.

Perasaan tidak percaya datang dari mereka semua, tidak ada satupun yang mampu berbicara, mereka hanya terdiam, menatap kosong ke arah rumah yang sudah dipenuhi orang-orang berbaju putih itu. Hati mereka seperti puzzle yang kehilangan satu kepingan, serasa kosong di bagian tertentu.

Aer, sahabat yang paling dekat dengan keluarga Sea adalah yang pertama menangis. Air mata itu ia tumpahkan karena kesedihan terdalam yang ia rasakan. Disembunyikannya rasa sakit itu lewat tangisan yang semakin lama semakin keras, kehilangan orang yang sudah dianggapnya seperti orang tua sendiri adalah hal yang paling tidak pernah sekalipun ia bayangkan.

Lalu, satu persatu tangis mereka pecah. Walaupun tanpa suara tangisan itu tetap terlihat menyakitkan, perasaan sedih itu sama besarnya dengan mereka yang menangis dengan mengeluarkan suara. Hari ini bukan hanya Sea dan Kian yang bersedih dan merasa kehilangan, seluruh temannya pun merasakan hal yang sama.

Love Scenario [END]Where stories live. Discover now