Love Scenario | 50

58 14 0
                                    


Dalam perpisahan ini, bukan kamu yang kehilangan aku. Tapi aku yang kehilangan kamu.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆








Saat ini Keenan berada di halaman belakang rumahnya, ditemani kelima sahabatnya yang sejak pagi sekali sudah datang.

Mereka ingin memastikan bahwa Keenan tidak memperparah luka yang ada di wajahnya itu. Biasanya, Keenan akan menyakiti dirinya sendiri jika dalam keadaan rapuh seperti ini.

"Jadi, lo mau gimana, Keen?" tanya Aslan.

Keenan yang matanya terpejam sejak tadi tidak mengeluarkan suara, dia hanya menjawab pertanyaan itu dengan sebuah gelengan.

Aroof membuang napas, sedikit frustasi melihat keadaan Keenan yang terlihat menyedihkan itu. "Lo harus minta maaf, Keen. Sama Sea, sama Bang Kian juga."

"Gue yakin mereka udah nggak mau maafin gue, Ar."

"Lo belum coba."

Tubuh Keenan menegak, dia sedikit meringis ketika ingin membuka mulut untuk berbicara, sudut bibirnya masih terlihat memar. "Setelah apa yang terjadi malam tadi, lo pikir gue akan di terima dengan baik?"

"Kenapa lo jadi gini sih, Keen?" Baga tidak percaya Keenan menjadi lemah seperti itu.

"Dulu lo nggak akan tinggal diam ketika milik lo diganggu, maksudnya-Sea akan dibawa pergi jauh sama abangnya. Dan lo diam aja?"

"Al-gue adalah alasan kenapa Sea mau di bawa pergi. Gue rasa, nggak akan ada gunanya gue memohon."

Aroof menggeleng-geleng, "Nggak nyangka gue lo jadi lemah kayak gini. Atau mungkin ... lo memang nggak punya perasaan apa-apa sama Sea?"

Keenan menatap Aroof tajam, "Gila lo, Ar!!! Lo pikir gue akan rela dipukulin kalau nggak punya perasaan apa-apa sama Sea, gitu? Nggak mungkin."

"Terus? Mana semangat lo yang selalu berkobar untuk mempertahankan apa yang lo miliki." sambung Nevan. "Keen? Percaya sama gue, di saat kayak gini perempuan itu perlu pembuktian. Sesakit-sakitnya dia ketika dikhianati, perempuan pasti menunggu untuk sebuah penjelasan."

"Sejak kejadian di depan caffe waktu itu, lo udah ada telepon Sea belum?" tanya Aroof.

Keenan menggeleng, dia benar-benar tidak menghubungi Sea setelah membuatnya menangis malam itu.

"Itu kesalahan terbesar lo, Keen." tembak Aslan.

"Lo diam dan nggak berusaha untuk menjelaskan semuanya."

"Udah gue jelasin, Al. Tapi-"

"Lo jelasin di saat situasinya lagi panas, timing-nya kurang tepat. Harusnya lo kasih penjelasan setelah dia mulai tenang. Lo nggak bisa mendiamkan Sea dengan alasan mau memberi dia waktu. Mau sampai kapan?"

Keenan kembali memejamkan matanya, "Gue nggak bisa mikir apa-apa sekarang."

Terdengar helaan napas dari kelima sahabatnya, mereka benar-benar lelah menghadapi Keenan. Diberi ide sebanyak apa pun Keenan tidak mungkin akan mendengar jika dalam situasi seperti ini.

Mereka pun hanya membiarkan Keenan berpikir sendiri. Menunggu apa yang akan Keenan lakukan nanti. Mereka sudah tidak berhak mengatur Keenan lebih jauh lagi, setidaknya mereka sudah mencoba memberi sebuah ide. Tinggal Keenan saja mau memakai ide itu atau tidak.

Love Scenario [END]Where stories live. Discover now