💐 Chapter 9: Bersama Zayyan 💐

11.7K 884 3
                                    

     Keesokan harinya Athalia pun bangun dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Namun ketika ia akan berangkat kerja tiba-tiba Zayyan datang. Ia secara langsung meminta ijin kepada Bu Resta untuk mengajak Athalia pergi selama dua hari.

      Awalnya Bu Resta tidak mengijinkan, karena yang mengajak Athalia adalah seorang pria. Apalagi ia mendapat pesan dari bi Teti untuk menjaga nya.  Namun ketika Zayyan menyebutkan status nya dengan Athalia, Bu Resta pun langsung memberikan Zayyan ijin.

     Lalu Athalia pun langsung bersiap membawa handphone, dan juga pakaian untuk nya selama dua hari. Tidak lupa uang dan kartu ATM milik nya. Bagaimana pun ia tidak selamanya mengandalkan Zayyan.

      Di tempat lain saat ini Zayyan sedang duduk di ruang tamu untuk menunggu Athalia berkemas. Namun tiba-tiba ada seorang pria yang dilihatnya membawa Athalia pergi. Zayyan pun langsung berdiri. "Sedang apa kamu di sini?" tanya Zayyan. Aren yang mendengarnya langsung takut, ia tahu jika Zayyan orang yang dilihatnya waktu itu. Apalagi jabatan Zayyan yang merupakan jenderal militer membuat langsung membatu.

      "Kamu yang bawa istri saya kabur kan?" tanya nya membuat Aren dengan susah payah meneguk salivanya. Ia terkejut mendengar penuturan Zayyan, bahwa Athalia istri jenderal muda ini.

     "Aduh pak maaf bukan maksud saya bawa pergi istri anda. Anda tahu saya menganggap kak Athalia sebagai kakak sendiri. Dan ketika itu saya ketakutan karena ia menangis dan meminta saya cepat pergi" ucap Aren gugup dan mencoba menjelaskan semuanya.

     "Saya minta maaf, tapi saya ga bermaksud untuk membawa istri anda kabur. Jangan hukum saya!" pintanya lirih. Zayyan yang mendengar ucapan Aren pun cukup lega.

      "Ya sudah saya maafkan, lebih baik kamu pergi dari sini sebelum saya menghukum kamu!" perintah Zayyan seenaknya. 'sebenarnya yang punya rumah siapa sih!' ucap Aren dalam hati sambil berdecak kesal. Mana mungkin ia mengatakan hal itu di depan Zayyan.

     Aren pun memilih untuk pergi dari pada memperpanjang urusan nya dengan Zayyan. Sementara Zayyan ia kembali duduk di sofa ruang tamu untuk menunggu Athalia. Tidak lama setelah nya, Athalia pun datang dengan membawa tas ransel yang terbuat dari kulit dan menggendong nya di belakang. "Ayo kak Zayyan aku udah siap!" serunya pada Zayyan.

     Zayyan yang sempat terpesona pun langsung tersadar. Ia dengan linglung langsung berjalan menuju ke arah mobilnya diikuti oleh Athalia dari belakang. Sebenarnya Athalia bingung dengan sikap Zayyan ini. Ketika sudah masuk kedalam mobil, Athalia melihat jika Zayyan terus menghembuskan nafasnya secara kasar.

     "Ada apa kak Zayyan?, kak Zayyan sakit?" tanya Athalia mendekatkan dirinya ke arah Zayyan. Bahkan saat ini telapak tangannya sudah berada di dahi Zayyan. Zayyan yang kini merasakan jika jaraknya dengan Athalia begitu dekat pun langsung memerah. Ia langsung gugup karena ini baru pertama kali untuk nya.

     "Kak Zayyan kenapa mukanya merah?" tanya Athalia membuat Zayyan merutuki sikap Athalia yang tidak peka itu. "Ah ga apa-apa" jawabnya gugup. Sementara Athalia yang mendengar jawaban Zayyan hanya mengangkat bahunya. Ketika mobil sudah mulai melaju. Hening sejenak hingga suara Athalia pun terdengar. "Kita sebenarnya mau kemana sih kak?" tanyanya.

     "Nanti juga kamu tahu" jawab Zayyan seadanya. Sementara Athalia langsung berdecak kesal. "Ish kak jangan main rahasia dong, penasaran tahu!" ucap Athalia kesal dengan mengerucutkan bibirnya. Zayyan yang yang melihat nya pun merasa gemas tanpa sadar tangan nya mencubit pipi Athalia. Athalia langsung menepis tangan Zayyan. "Sakit tahu!" ucap nya dengan nada merajuk.

     "Sebenarnya aku ajak kamu untuk menikmati beberapa tempat liburan di kota Wryn. Apalagi kita akan kembali dalam waktu sebulan lagi. Aku ga mau kamu menyesal meninggalkan kota Wryn sebelum menikmati tempat wisatanya" jawab Zayyan. Athalia pun merasa sangat bahagia mendengar ucapan Zayyan. Sudah lama sekali ia tidak pergi jalan-jalan.

    Mereka pun langsung tiba di salah satu tempat wisata di kota Wryn. Tepat nya berada di tempat ice skating. Athalia yang melihat banyak orang yang yang sedang bermain pun merasa takjub. Namun ia sangat menyayangkan karena ia tidak bisa bermain ice skating. "Kamu kenapa?" tanya Zayyan yang melihat raut wajah Athalia yang tampak murung.

     "Aku ga bisa main ice skating" ucap Athalia lirih. Membuat Zayyan langsung mengerti. "Udah coba dulu, ada aku kok!" balas Zayyan ia langsung menarik tangan Athalia dan langsung pergi menuju tempat penyimpanan sepatu untuk ice skating. Setelah selesai Zayyan langsung memakai sepatu miliknya.

     Setelah selesai ia pun melihat Athalia yang sampai saat ini belum juga memakai sepatu. "Kenapa sepatu nya belum di pakai?" tanya Zayyan lembut. Jujur saja ini pertama kalinya ia berkata lembut, biasanya ia tidak akan menjawab atau memulai obrolan dengan lain. Bahkan ucapan yang yang keluar dari mulutnya itu terkadang sangat tajam.

     Mungkin prajurit ataupun Bara yang melihat Zayyan seperti ini pun akan langsung akan menjatuhkan rahangnya. "Kak Zayyan main sendiri aja, soal nya aku takut jatuh" jawab Athalia sambil menunduk dalam dan memainkan jarinya. Ia merasa gugup dan malu ketika mengucapkan hal itu. Jujur saat kecil ia pernah pergi  bermain, namun karena ia selalu jatuh membuatnya tidak ingin mencobanya lagi.

     Tiba-tiba Zayyan pun langsung bersimpuh di depan Athalia. Athalia yang melihatnya pun seketika langsung panik. "Eh kak Zayyan mau apa?" tanyanya terkejut. Ketika ia akan bicara lagi Zayyan langsung meletakkan jari telunjuk nya di depan bibir Athalia. Zayyan pun langsung memakaikan sepatu itu di kaki Athalia. Ketika itu Athalia kagum dengan sifat Zayyan yang perhatian padanya.

    Lalu setelah selesai Zayyan langsung berdiri. Ia yang melihat Athalia tampak melamun langsung memanggil nya dan menepuk bahunya. "Ah iya kak Zayyan" ucap nya spontan. "Ayo!" ajak Zayyan sambil mengulurkan tangannya kepada Athalia. Athalia pun dengan ragu meraih tangan Zayyan.

     Ketika tangan Athalia sudah ada di genggaman nya, Zayyan pun langsung menarik Athalia untuk berdiri. Ketika berdiri Athalia pun langsung memegang erat tangan Zayyan. "Kak Zayyan jangan lepaskan tangannya, aku takut!" ucap Athalia. "Aku ga akan pernah melepaskan kamu" ucap Zayyan menatap mata Athalia intens. Hal itu membuat Athalia pun menjadi gugup, dan Athalia langsung mengalihkan tatapannya kearah lain.

    Lalu Zayyan pun langsung menarik tangan Athalia membuat Athalia pun bergerak di arena ice skating. Athalia yang tadinya sempat menutup matanya ketika Zayyan menarik. Sekarang matanya perlahan terbuka. Dan Athalia pun langsung tersenyum bahagia ketika ia bisa bergerak tanpa jatuh.

      Karena saking senangnya Athalia pun sampai melepaskan tangan Zayyan. Ketika itu Athalia hampir terjatuh, namun Zayyan dengan sigap menarik pinggang Athalia dan langsung mendekapnya dengan erat. Hingga mereka pun saling berpandangan dengan gerakan memutar.

        Lalu Zayyan pun langsung menegakkan tubuh Athalia sehingga kini wajah mereka sangat dekat. "Sesuai janjiku, aku tidak akan membiarkan kamu jatuh" ucap nya membuat pipi Athalia langsung memerah. Sementara Zayyan ia hanya bisa terkekeh ketika melihat raut wajah Athalia itu.

        Setelah selesai bermain ice skating sekarang mereka pergi ke taman bermain. Mereka menaiki kincir angin dan membeli beberapa makanan di sana. Athalia terus saja memperhatikan sosis bakar di tangan Zayyan. Pasalnya saat ini sosis milik nya sudah habis.

     Zayyan yang melihatnya pun merasa gemas, ia langsung mengarahkan sosis itu ke mulut Athalia. Athalia pun langsung melahapnya. Lalu Athalia pun tertarik pada permainan menembak. Hadiah dari permainan ini adalah perhiasan yang terbuat dari perak. Namun walaupun begitu ia begitu tertarik pada kalung dengan bandul berbentuk infinity itu.

       "Kak Zayyan ayo kita main itu, aku mau dapat kalung itu!" ajak Athalia yang terlihat sangat antusias. Ia pun langsung menarik tangan Zayyan menuju ke tempat itu. Setelah sampai mereka pun langsung membeli tiket untuk bermain. Ketika bermain ini Zayyan sangat terampil menembak sesuai sasaran. Hingga mereka pun bisa mendapatkan kalung itu.

     Setelah mendapatkan kalung itu Zayyan pun langsung memasangkan nya dileher Athalia. "Makasih kak Zayyan" ucap Athalia. Sementara Zayyan ia hanya bisa menganggukkan kepalanya, ia merasa senang melihat raut wajah Athalia yang senang.

       Setelah itu mereka memutuskan untuk mencari penginapan disekitar sini.

💐💐💐
Declairs
Rabu, 1 Juni 2022

Become The General's Wife In The Novel(END)Where stories live. Discover now