💐Part 43 : Penangkapan Erina 💐

982 86 0
                                    

    Erina berniat mengadukan tindakan keluarga Saddam kepada Pamannya. Yang tidak lain sang Raja. Sopir pun langsung memarkirkan mobilnya di depan pintu Istana. Ketika Erina turun dari dalam mobil banyak orang yang memberikan hormat kepadanya.

    Ketika berada diruang untuk menyambut tamu sudah ada Raja dan juga Ratu. Belum juga Erina membuka suara nya Raja membuka suaranya terlebih dahulu. "Apa yang sudah kamu perbuat?" tanya Raja kepada Erina. Erina mengernyitkan dahinya bingung, ia tidak mengerti yang di ucapkan oleh Raja.

     Raja pun langsung memberikan sebuah dokumen kepada Erina. "Keluarga Saddam melaporkan kamu dalam beberapa kasus kejahatan. Dan kamu tahu pengadilan Istana sudah menerima beberapa bukti!" ucap Raja dengan marah.

    "Pokoknya saya tidak ingin tahu, kamu selesaikan masalah ini. Karena saya tidak akan ikut campur, yang pada akhirnya membuat reputasi saya sebagai seorang Raja tercoreng" ucap Raja dengan tegas.

    Erina merasa tidak terima, dia dengan berani menatap pamannya dengan tajam. "Aku tidak akan tinggal diam, jika sampai aku masuk kedalam penjara. Maka aku akan ikut menyeret kalian berdua" ucap Erina. Raja pun langsung menggebrak meja yang berada dihadapannya. "Dasar sialan!" umpat Raja kepada Erina.

   "Silahkan kamu pergi laporkan, kami tidak pernah melakukan kejahatan" ucap Ratu. Erina pun tersenyum miring menatap keduanya. "Kalian jangan lupa, jika kalian juga ikut andil dalam Kecelakaan Zayyan" ucap Erina.

     "Kalian tidak ingin Zayyan menguasai militer kerajaan, dan berniat membunuhnya agar kalian bisa sepenuhnya menguasai kerajaan ini" jelas Erina. Raja pun langsung mengepalkan tangannya, hampir saja Raja akan memukul wajah Erina. Namun tangan Ratu menahannya.

     "Silahkan kamu laporkan, kamu tidak punya bukti sama sekali" ucap Ratu. Erina pun langsung terdiam beberapa saat. Mendengar perkataan istrinya, Raja pun langsung menatap Erina dengan remeh. Erina pun merasa tidak terima, ia pun langsung mengeluarkan ponselnya.

     Terdengar suaranya percakapan antara mereka bertiga yang merencanakan pembunuhan Zayyan. Raja dan Ratu pun langsung dibuat diam oleh Erina. "Ingat aku tidak sebodoh kalian!" ucap Erina.

     "Bantu aku keluar dari masalah ini, atau aku akan memberikan rekaman ini kepada pengadilan Istana" ancam Erina. Tentu saja Raja dan Ratu pun tidak bisa melakukan apapun. Mereka hanya bisa mengikuti rencana dari Erina.

    "Ambil semua bukti dari pengadilan Istana" ucap Erina. Raja dan Ratu pun menganggukkan kepalanya menyetujui. Jika tidak ada bukti pengadilan tidak akan memproses kasus nya. Raja pun langsung mengerahkan orang kepercayaan nya.

    Sementara Erina langsung tersenyum puas, Erina pun langsung pergi dari sana. Sementara Raja menatap benci kearah perginya Erina. Tentu saja dia tidak akan membiarkan Erina terus menekan dirinya seperti ini.

     Dia langsung menghubungi salah satu orang terpercaya nya. "Ambil handphone Erina, dan kamu hapus rekaman yang membicarakan pembunuhan jenderal Zayyan!" perintah nya dengan tegas.

    'Aku tidak akan tinggal diam, aku harus menyingkirkan Erina secepatnya. Dia akan menjadi halangan untukku di kemudian hari' batin Raja. Ia sudah memikirkan beberapa cara yang akan membuat Erina tidak bisa lagi mrngusik dirinya.

     Tidak lama ada pesan masuk dari seseorang. 'Saya sudah berhasil mencuri bukti kejahatan anda dari nona Erina'. Raja pun langsung tersenyum, dan langsung mengabari Erina. Erina yang berada di dalam mobil pun merasa senang mendengar berita ini. Ia sudah menyusun beberapa rencana untuk membunuh Zayyan.

      'Aku tidak bisa membiarkan kamu hidup lebih lama lagi. Jika kamu masih berada di dunia ini, kamu akan terus mencari bukti kejahatan ku' ucap Erina.

💐💐💐

    Keesokan harinya, banyak orang yang sudah mulai berkumpul di depan pengadilan Istana. Bukan hanya anggota sidang tetapi juga beberapa wartawan. Hingga tidak lama keluar lah Erina dari dalam mobil nya.

    Tentu saja para wartawan langsung mengerumuni Erina. Namun Erina tetap tenang dan juga melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri. Hingga pertanyaan dari salah satu wartawan membuatnya berhenti melangkah.

     "Apakah benar anda pelaku tewasnya Nona Zaya?" tanya salah satu wartawan. Erina menatap wartawan itu, dia pun langsung tersenyum kepada wartawan. "Kita lihat di persidangan, saya yakin jika saya benar saya tidak akan ditahan" ucap nya sambil tersenyum lebar.

    Erina kembali melangkahkan kaki nya, Kaluna yang kebetulan berada di belakang Erina pun langsung mendengus. 'Dasar bermuka dua' ucap nya dalam hati. Melihat Kaluna para wartawan pun ikut mengerumuni Kaluna. Namun Kaluna sama sekali tidak menjawab satu pun pertanyaan dari wartawan.

      Sidang pun dimulai, namun ada salah satu anggota pimpinan sidang yang datang. "Tuan bukti-bukti kemarin tiba-tiba menghilang" lapor nya. Erina pun langsung tersenyum lebar. Sementara para wartawan langsung riuh. Menurut mereka ini merupakan berita yang akan menjadi trending topik.

     Kaluna pun merasa panik, namun Athalia langsung menggenggam erat tangan Kaluna. "Mama percaya sama Kak Zayyan dan Papa Edgar" ucap Athalia menenangkan. Memang tadi Athalia datang terlebih dahulu bersama dengan Zayyan.

     Edgar dan juga Zayyan pun langsung tersenyum miring melihat nya. Mereka berdua sudah bisa memprediksi hal ini. "Rekan wartawan harap tenang!" ucap salah satu anggota pengadilan.

     Edgar pun langsung berdiri dan langsung menghampiri pimpinan sidang. "Saya masih punya bukti-bukti nya" ucap Edgar. Wartawan pun kembali riuh mendengar pernyataan dari Edgar. Sementara Erina saat ini ia sudah tegang. 'Sial, aku tidak pernah menduga hal ini sebelumnya' batin Erina.

      Edgar langsung memberikan beberapa bukti kejahatan Erina. Seperti foto-foto, rekaman video dan lainnya. Sidang pun di mulai, dan seluruh orang yang berada di ruangan ini terkejut dengan kejahatan yang sudah dilakukan oleh Erina. Bahkan wartawan pun tidak percaya jika Erina bisa melakukan hal ini.

     Karena kejahatannya, pengadilan Istana pun memberikan Erina hukuman mati. Erina yang mendengarnya pun merasa tidak terima. "Saya tidak salah, semuanya bohong,!" ucap Erina sambil teriak. Wartawan lagi-lagi dibuat terkejut dengan Erina yang marah-marah.

     "Bukan saya pelakunya, ini bohong. Mereka meninggal karena kecelakaan" teriak Erina lagi. Namun semua orang sudah tidak mempercayai Erina lagi. Apalagi setelah mereka melihat bukti kejahatan nya.

    Erina pun langsung mengalihkan tatapannya kearah Raja dan Ratu. Ia memberikan isyarat untuk keduanya membantu dirinya. Namun melihat Raja dan Ratu yang malah menghindari tatapan nya membuat Erina geram.

     "Mereka juga terlibat dalam kecelakaan jenderal Zayyan!" teriak Erina sambil menunjuk kearah Raja dan Ratu. "Seharusnya kalian juga menghukum mereka!" teriaknya lagi.

     "Apa anda mempunyai bukti, anda tidak bisa menuduh mereka begitu saja" ucap salah seorang petinggi di pengadilan Istana. "Saya punya bukti nya!" ucap Erina dengan tegas. Ia pun langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari rekaman itu. Namun di handphone nya sama sekali tidak ada rekaman itu.

     "Kalian licik, pasti kalian yang sudah menghapus nya kan!" teriak Erina kepada Raja dan Ratu. Karena Erina tidak memiliki bukti pihak pengadilan tidak memproses kasus nya. Pihak keamanan pun dengan kasar langsung membawa Erina menuju ke penjara.

    Sebelum pergi Erina sempat menatap mereka dengan tajam. 'Lihat pembalasanku' ucap nya dalam hati. Kaluna dan Edgar pun menangis haru. Akhirnya mereka bisa menghukum orang yang membuat Putri mereka kehilangan nyawanya.

    💐💐💐
Declairs
Jum'at 30 Desember 2022

Become The General's Wife In The Novel(END)Where stories live. Discover now