💐Part 30 : Hama 💐

1.3K 150 2
                                    

     Tentu saja berita tentang kejadian kemarin sudah menyebar ke seluruh kota. Termasuk Kaluna dan Athalia yang sudah mendengar nya. Meski Edgar dan Zayyan mencoba menutupi masalah ini, tapi tetap saja mereka berdua mengetahui nya.

    Bahkan saat ini Zayyan dan Edgar sedang di interogasi oleh Kaluna. "Kenapa masalah sebesar ini kalian tidak menceritakan nya!" kesal Kaluna. "Apa kalian sudah tidak menganggap Mama lagi" lanjut nya lagi.

    Zayyan dan Edgar pun langsung menghela nafasnya. "Ma maksud Zayyan bukan seperti itu" ucap Zayyan mencoba menjelaskan. "Terus apa?" tanya Kaluna yang terdengar kesal.

     "Sudahlah Ma, kemarin kita ga menjelaskan nya karena kalian sudah tidur. Lagi pula masalahnya juga sudah selesai, apalagi yang ingin di debatkan" ucap Edgar. Kaluna pun langsung mendelik kearah Edgar. Sementara Edgar yang ditatap seperti itu langsung gelagapan.

      "Mama kesal, kenapa mereka terus-menerus menganggu kita. Padahal dulu mereka yang menolak dan menjelekkan Zayyan!" ucap Kaluna kesal. Ketiganya pun tidak ada yang berani berbicara. Mereka membiarkan Kaluna meluapkan emosi nya.

       Hingga suara Bi Ijah pun terdengar. "Permisi nyonya" ucap nya terlihat ragu-ragu. Edgar dan Zayyan saling bertatapan, mereka berpikiran pasti saat ini Bi Ijah yang terkena omelan Kaluna. Kaluna paling tidak suka jika ia sedang meluapkan kekesalannya ada yang mengganggu nya.

     "Apa sih Bi, Bibi ganggu aja!" ucap Kaluna kesal. Bi Ijah pun dengan terbata berkata. "Saya ingin memberitahu jika sarapan sudah siap" jawab Bi Ijah. Kaluna sudah siap mengeluarkan omelan nya. Namun ucapan Zayyan menghentikan nya.

    "Kebetulan Athalia juga sudah lapar" ucap Zayyan. Tentu saja Athalia langsung menatap Zayyan dengan tatapan penuh tanya. Setelah mendengar ucapan Zayyan, ungkapan kekesalan yang akan ditujukan kepada Bi Ijah pun langsung hilang.

     "Aduh kasihan menantu sama cucu Mama, lebih baik kita makan. Pokoknya kamu harus makan yang banyak!" ucap Kaluna dengan hebohnya. Setelah itu Kaluna pun langsung menggandeng Athalia menuju ke meja makan.

     "Untung kamu mengalihkan pembicaraan, kalo enggak kita bisa berjam-jam mendengarkan omelan mamah kamu itu" ucap Edgar sambil menepuk bahu Zayyan. Zayyan pun tersenyum kearah ayahnya. Keduanya menyusul menuju ke ruang makan.

💐💐💐

      Di sisi lain keluarga Atrata saat ini sedang merasa khawatir. Pasalnya di berita sudah menayangkan jika pelaku yang memberi teror kekediaman Zayyan sudah ditemukan dengan beberapa bukti yang menguatkan. Tentu saja mereka sangat ketakutan.

     "Papah gimana ini, pokonya mamah tidak ingin terlibat dalam masalah ini" ucap Nora kepada suaminya itu. Bahkan saat ini Karina pun sudah berkeringat dingin, dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.

     "Kemarin mamah sudah bilang bukan, jangan usik kehidupan Athalia lagi. Kita sudah tidak mempunyai apa-apa sekarang" ucap Nora menasehati Dika dan juga Karina. "Stop, lebih baik kamu diam saja!" ucap Dika kesal. Ia merasa Nora saat ini tengah memojokkan dirinya dan juga Karina.

     Karina pun langsung ingat kepada seseorang yang sudah mendorong nya untuk melakukan hal ini. Ia pun langsung mengeluarkan handphone nya dan langsung menghubungi nomor orang itu.

     "Halo, aku ingin menagih janjimu. Kamu bilang jika kami akan aman setelah melakukan rencanamu itu. Sekarang keluarga ku sedang di cari oleh pihak keamanan istana, dan aku ingin kamu menyelamatkan keluarga ku" jelas Karina dengan panjang lebar.

      "Kenapa aku yang harus bertanggung jawab, bukankah kalian sendiri yang harus bertanggung jawab atas perbuatan kalian" jawab orang itu dengan ringannya. "Aku akan melaporkan jika kamu pun terlibat di dalamnya!" ancam Karina.

       Orang di seberang telepon pun langsung tertawa terbahak-bahak, tawanya itu seakan-akan mengejek kepada Karina. "Well Karina, sepertinya kamu belum tahu siapa aku dan kamu. Aku berkuasa sedangkan kamu hanyalah sebuah hama. Yang akan dengan mudahnya di basmi" ucap nya dengan nada pongah.

      "Silahkan kamu laporkan. Satu pertanyaan ku?, apa pihak istana akan percaya begitu saja dengan omong kosong kamu yang tanpa bukti itu" lanjutnya lagi penuh dengan kemenangan. Setelah itu orang itu pun langsung mematikan sambungan telponnya.

       Karina pun merasa kesal dengan ucapan orang di seberang telepon itu. Ia pun langsung membanting handphonenya ke sofa. "Ah sial!" pekik nya dengan nada frustasi. "Ada apa nak?" tanya ibunya. "Orang itu sama sekali tidak ingin membantu kita Bu. Sekarang gimana, aku ga mau di penjara ya" ucap Karina.

      Karina memikirkan bagaimana image by ya nanti. Mungkin ia sudah tidak bisa lagi menjadi seorang publik figur. Namanya sudah tercoreng. Hidupnya sudah hancur sekarang, karir yang dulu ia bangga-banggakan pun sudah hilang.

      Dapat terlihat kemarahan dari ayah Karina, Dika. Dika pun langsung memukul meja kaca di depannya hingga hancur. Bahkan saat ini punggung tangannya pun sudah terluka. "Ah sial!, dasar wanita licik!" teriak nya dengan kesal. "Sebaiknya aku pergi sejauh mungkin sebelum pihak istana menangkapku" lanjutnya lagi.

       Lalu Dika pun langsung berlari menuju ke pintu belakang. Namun sayangnya, pihak istana sudah lebih dulu tiba di sana. Ketika Dika baru saja akan keluar sudah ada yang berjaga di pintu depan. "Kami pihak istana datang akan melakukan penangkapan atas tersangka Karina dan juga saudara Dika atas ancaman dan teror. Kami harap anda dapat bekerja sama" ucap salah satu pihak keamanan istana.

      Setelah itu pihak keamanan istana pun langsung membawa Dika. Dika sempat memberontak dan mencoba kabur. Namun tampaknya usaha kaburnya itu akan terasa sia-sia, karena banyaknya pihak keamanan istana. Dari dalam rumahnya terdengar suara Karina yang memohon untuk di lepaskan. Dia terus mengulangi kata yang sama.

     "Saya mohon lepaskan saya, saya tidak bersalah!" teriak nya dengan nada histeris. "Nanti kamu bisa jelaskan itu di sidang" ucap pihak keamanan. Ketika keluar rumah banyak wartawan yang djbuk mengambil gambar dirinya. Mungkin wartawan itu sudah mengetahui jika Karina merupakan dalang aksi teror kemarin. Kita tidak tahu siapa yang memberitahu para wartawan itu.

        Karina sangat merasa tertekan ketika para wartawan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Ia bahkan tidak di menyangka akan diliput saat ini. Karina pun hanya bisa menundukkan kepalanya. Bahkan ia berusaha menutupi wajahnya menggunakan rambut milik nya. Hingga ia bisa bernafas lega ketika ia sudah masuk kedalam mobil.

💐💐💐

      Seorang saat ini tengah duduk di kursi kerjanya, ia menghadap ke belakang. Ia pun langsung menghubungi seseorang. "Aku punya berita bagus untuk kalian, tersangka dari kasus teror di kediaman Jenderal kemarin adalah artis Karina dan juga Ayahnya" ucap nya memberitahu kepada pihak wartawan.

     Pria paruh baya yang merupakan wartawan itu pun merasa tidak percaya. "Apa kamu yakin dengan berita ini" tanya pria paruh baya itu kepada orang di seberang telepon. "Kamu bisa percaya kepada ku, penangkapan akan dilakukan segera. Jadi kalian segeralah pergi kekediaman keluarga Atrata jika tidak ingin kehilangan beritanya" ucap orang itu.

      Setelah itu orang itu pun langsung mematikan sambungan telepon. "Dua hama selesai di basmi" ucap nya. Sementara pria paruh baya yang merupakan wartawan itu, langsung mengerahkan anggota tim nya untuk segera datang kekediaman keluarga Atrata.

     Ia tidak mungkin membiarkan berita sepenting ini hilang begitu saja. Apalagi kasus teror dikediaman Jenderal kemarin sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Kemungkinan berita ini merupakan berita besar, dan tentu akan menguntungkan bagi dirinya jika sampai berita ini benar adanya.

💐💐💐
Declairs
Jumat, 18 November 2022
       

Become The General's Wife In The Novel(END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora