Dibully

1.4K 142 7
                                    

Happy Reading💜

“KAU MELAKUKAN APA?!”

Aku segera membekap mulut Eunha dengan tanganku. Beberapa orang menoleh dan menatap kami dengan rasa ingin tahu sesaat sebelum mereka bosan dan kembali melakukan apa pun yang mereka lakukan.

"Ssst, pelankan suaramu!" aku mendesis padanya.

Kami sedang duduk di perpustakaan, buku-buku berserakan di meja kami, kami seharusnya mengerjakan tugas sejarah.

"OMG, cubit aku, aku pasti sedang bermimpi!!" bisiknya. "Ini sempurna! Kau harus menceritakan SETIAP detailnya!" katanya dengan antusias.

"Detail apa?" kami berdua menoleh saat Jaehyun berjalan ke arah kami, lalu menjatuhkan diri ke kursi di sebelah Eunha.

"Danau!" jawab Eunha.

"O ... ke. Jungkook, apa?" ia memaksa, tapi sebelum aku bisa menyuruhnya diam —karena ia tidak mungkin ingin mendengar hal itu— Eunha mengatakannya.

"Kookie berhubungan seks dengan Alpha!" katanya dengan bersemangat, menatap Jaehyun penuh harap. Jaehyun menatapku dengan alis terangkat, lalu ia mengambil tasnya dan berdiri perlahan.

"Ooooke, baiklah sepertinya ... aku ... harus ... pergi ke kamar mandi sekarang," ia bergegas kemudian dengan cepat berjalan keluar dari perpustakaan.

Aku tersipu dan Eunha menggelengkan kepalanya lalu mulai melontarkan pertanyaan padaku.

"Bagaimana itu bisa terjadi? Kapan itu terjadi? Bagaimana rasanya? Nikmat? Atau sakit? Apakah kalian berdua umm ... pacaran sekarang? Aku selalu tahu kalian akan berakhir bersama! Kapan kalian akan melakukannya lagi? Apa kawanan kalian tahu? Apakah kau mate-nya?”

Aku mengerjap melihat caranya melontarkan pertanyaan dengan cepat. Kemudian mulai menjawab sebelum ia melanjutkan.

“Ah, itu terjadi tadi malam di rumahnya, itu sangat luar biasa, awalnya sedikit sakit, dan aku tidak tahu kapan kami akan melakukannya lagi Eunha." Aku memutar bola mataku dan melanjutkan, "aku tidak mungkin bertanya padanya dan mengatakan; Hei Taehyung, jadi kapan kita akan berhubungan seks lagi?"

"Ya ya, jadi apakah kalian pacaran?" ia bertanya.

"Uhmm ... tidak, kurasa tidak," kataku tidak yakin.

"Jadi … kau seperti … gundiknya?" ia bertanya dengan alis berkerut.

"Tidak! Tentu saja tidak! Kami—kami hanya ...." Aku mencari kata yang tepat untuk dikatakan tapi tidak ada yang terlintas dalam benakku. Aku benar-benar tidak memikirkannya seperti itu.

"Aku tidak percaya kau mendahuluiku." Ia cemberut dan aku hanya bisa tertawa.

***

Saat jam makan siang, aku sedang dalam suasana hati yang buruk, aku tertangkap basah menatap ke luar jendela di setidaknya dua mata pelajaran (berfantasi tentang Taehyung) dan aku mendapat detensi oleh guru matematikaku karena tidak mengerjakan PR-ku (Yang akan kulakukan tadi malam jika tidak berakhir di kamar Taehyung). Aku tersipu memikirkannya dan Eunha menyeringai.

“Awww kau sedang memikirkan dia 'kan?” katanya dengan suara femininnya yang aneh.

Aku menghela napas.

Kenapa aku memberitahunya? Sekarang dia akan membuat apa pun yang kulakukan terasa canggung.

Kami duduk di tempat duduk kami yang biasa di kantin, Jaehyun sudah ada di sana melahap makanannya dan bahkan tidak melirik saat kami duduk.

"Ugh, Jae, kau tidak bisa menunggu?!" Eunha menegur, memukul kepala pemuda itu. Jaehyun terbatuk dan harus meneguk minumannya dalam jumlah besar.

"Ada apa lagi, sih?" ia bertanya pada Eunha, matanya berair karena hampir tersedak bakso merconnya.

Alpha In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang