Tersesat

719 110 1
                                    

Terimakasih sudah mampir, jangan luoa vote & komen, biar aku makin semangat update!💜

.

"Mingyu!" Aku tidak ingat sudah berapa kali aku memanggil namanya. Sudah berjam-jam sejak aku mengejarnya dengan membabi buta dan aku masih tidak dapat menemukannya. Entah dia berlari sangat cepat atau dia sudah tertangkap, aku berharap dia tidak ditangkap. Seharusnya aku mengejarnya dan memberi tahu Taehyung. Suasana saat itu gelap dan dingin, kakiku pegal dan aku tersesat.

Aku memeluk tubuhku sambil berjalan. Pada titik ini aku tidak tahu apakah aku masih mencari Mingyu atau mencoba untuk kembali ke camp, aku hanya takut; untuk Mingyu dan untuk diriku sendiri. Skenario terburuknya adalah Mingyu sudah mati dan aku tidak akan pernah menemukan jalan kembali, lalu mati di sini juga.

Aku harus pergi dari tempat ini.

Butuh beberapa saat bagiku untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Ini adalah hutan, tapi aku tidak mendengar ada binatang yang berlarian, tidak ada suara jangkrik, tidak ada apa-apa. Tempat itu benar-benar sunyi. Ada yang tidak beres.

Aku berbalik, mengintip melalui pepohonan tapi tidak ada apa-apa di sana. Aku tidak pernah sendirian selama ini. Aku berharap bisa menemukan Mingyu agar kami bisa keluar dari sini.

Aku berbalik saat mendengar ranting patah tidak jauh di belakangku, tidak ada apa-apa yang bisa kulihat di sana, tapi saat aku mendengar suara helaan napas, rasa dingin menjalari tulang punggungku.

"Mi-Mingyu ... apakah itu kau?" Aku berteriak dengan takut-takut. Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara napas berat yang sama.

"Mingyu, berhentilah bermain-main." Tenggorokanku terasa tercekat, kata-kata itu keluar dengan campur aduk. Tidak merasa berani tapi aku perlu tahu apakah orang yang berada di balik pohon benar-benar Mingyu. Aku maju selangkah, lalu selangkah lagi dan lagi, tatapanku tertuju di tempat di mana aku masih bisa mendengar suara napas itu.

Saat sosok itu melangkah keluar dari balik pohon, aku tidak membuang waktu untuk berhenti sejenak dan mencoba memahami semuanya, aku berlari dengan cepat. Aku tidak bisa berteriak, hanya berlari dan aku dapat mendengar makhluk di belakangku mengejarku. Aku bukanlah pelari yang baik, tapi dalam situasi seperti ini, bahkan orang lumpuh pun bisa berlari dengan kencang.

Mereka mengatakan tingkat ketakutan yang ekstrim menyebabkan halusinasi, itu pasti alasan kenapa aku memikirkan kelemahanku di saat seperti ini. Aku melesat melewati pepohonan, merunduk di bawah dahan yang menggantung rendah dan melompati akar.

Makhluk itu tidak pernah memperlambat langkahnya dan anehnya aku masih bisa mendengar napasnya. Aku menoleh ke belakangku sejenak dan tersandung sesuatu hingga aku terjatuh. Aku disambut dengan keheningan. Menahan napas dan melihat sekeliling tetapi tidak ada apa-apa di sana. Mendesah, aku berusaha untuk bangkit dan menyipitkan mataku dalam kegelapan untuk memeriksa telapak tanganku yang terasa perih, tanganku tergores tetapi tidak berdarah.

Untuk kesekian kalinya malam itu, aku berdebat dengan pikiranku apakah harus berubah menjadi wujud serigalaku dan aku segera mengenyahkan pemikiran itu. Jika kawanan musuh melihat serigala, mereka akan menyerang tapi jika mereka melihat manusia, mereka akan mencoba untuk menjauh-setidaknya itulah yang aku dengar-dan itulah alasan aku masih bertahan dalam bentuk manusia. Dan sepertinya aku harus tetap dalam wujud manusiaku karena aku baru saja dikejar oleh serigala paling besar yang pernah kulihat.

Sebuah ranting patah di dekatku dan aku membeku ketika merasakan kehadiran sosok di belakangku. Aku juga bisa mendengar napas lembut, bayangkan saja salah satu film horor paling menyeramkan yang pernah kalian tonton, begitulah yang aku rasakan di hutan yang sunyi ini.

Alpha In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang