Berita Buruk

655 98 6
                                    

Terimakasih sudah mampir, jangan lupa vote & komen, biar aku tambah semangat update😘

Happy reading💜

.

Malam itu benar-benar indah. Aku membuat alasan pada orang tuaku kemudian bertemu dengannya di rumahnya, kami berciuman, berbincang sampai ke bioskop, mungkin lebih dari yang pernah kami lakukan sebelumnya dan itu tidak canggung. Aku tidak perlu berusaha keras untuk mencari topik atau mencoba berbasa-basi, percakapan mengalir begitu saja, kami tertawa, dan kami bermain-main. Itu sempurna. Itu adalah titik balik dalam 'hubungan' kami.

Ini adalah tingkat kenyamanan yang aku harapkan bersamanya. Aku tidak tahu persis apa yang berubah antara tadi malam dan malam ini, tapi itu membuatku sangat bahagia. Aku bahkan tidak ingat film apa yang kami tonton. Aku hanya ingat memandangnya hampir sepanjang waktu dan berpikir beginilah rasanya jika kami benar-benar menjadi pasangan, jika kami bebas menjadi diri kami sendiri.

Pada kenyataannya, kami harus pergi ke bioskop lain di kota terdekat dan bahkan kami harus menjaga jarak sehingga tidak ada yang akan curiga. Hanya itulah yang terjadi di bioskop malam ini. Dan saat kami meninggalkan bioskop, tepat ketika aku berjalan melewati pintu, pria yang berdiri tepat di luar pintu menuju tempat parkir menyentuh lenganku dan berkata dengan suara yang dalam, "nikmati sisa malammu, Jungkook."

Itu membuatku menoleh ke arahnya. Ia mengenakan setelan serba hitam, rambut pendeknya disisir ke belakang sehingga memperlihatkan wajahnya secara utuh, dan wajahnya juga sangat tampan, tapi bukan wajahnya yang mengejutkanku, tapi matanya, mata yang familiar. Ini aneh karena aku tahu pasti aku belum pernah melihat pria itu sebelumnya dalam hidupku, percayalah, aku akan mengingat wajah seperti dirinya.

"Bagaimana kau tahu namaku?" tanyaku heran.

"Kau yang mengatakannya, apa kau sudah lupa?" ia tersenyum, matanya yang cerdas tampak geli dan setelah itu, ia berbalik dan berjalan meninggalkan tempat parkir. Aku hanya bisa menatapnya dengan bingung.

"Siapa dia?" Taehyung bertanya saat kami berdua menatap kepergian pria misterius itu, mataku melebar karena bingung, Taehyung menyipitkan matanya curiga.

"Aku tidak tahu, Tae."

***

Itu akan menjadi malam yang aneh jika sesuatu yang buruk tidak terjadi untuk menghilangkan kebahagiaanku. Aku kira aku seharusnya sudah bisa memprediksinya, maksudku kau harus menerima timbal balik dari baik dan buruk 'kan? Itu terjadi saat Taehyung mengemudi kembali ke camp.

"Apa-apaan ini?" katanya, menyipitkan mata melalui kaca depan saat memarkir mobilnya. Lapangan di depan tempat tinggalnya dipenuhi anggota pack;  mereka berdiri seperti saat rapat, perhatian semua orang tertuju ke tempat Pak Ryu, ayah Yugyeom berbicara.

Aku punya firasat buruk tentang ini dan jantungku berdetak kencang saat aku keluar dari kendaraan dan menutup pintu mobil, Taehyung keluar di sisi lain.

"Apa yang terjadi di sini?" tanyanya.

"Itu dia!" teriak Pak Ryu sambil menunjuk ke arahku. Aku mundur selangkah tanpa sadar dan kemudian semua orang berbicara, mereka semua menatapku, beberapa memberikan tatapan kasihan, beberapa memberikan tatapan marah dan yang lainnya dengan rasa ingin tahu. Tapi sebagian besar dari mereka marah.

"Jungkook sayang, tolong beri tahu ibu, ini tidak benar!" Aku mendengar ibuku menangis. Aku memandangnya dari tempatnya berdiri bersama ayahku, dengan air mata berlinang.

"Aku bertanya sekali lagi," Taehyung berkata, suaranya menjadi sangat dalam. "Apa yang terjadi di sini?"

"Saya menjadi tuan rumah untuk pertemuan dewan malam ini di rumah saya. Saat itu kami berada di dek, di mana saya selalu menjadi tuan rumah dan coba tebak siapa yang kami lihat berlari keluar dari hutan? Itu dia!" Ia menunjuk ke arahku seolah aku adalah wabah.

Hatiku hancur, Taehyung menoleh dan menatapku dengan kaget dan aku mundur selangkah tanpa sadar. Seseorang melihatku? Aku pikir aku sudah sangat berhati-hati.

"Meskipun ada banyak penjaga yang telah Anda tugaskan di perbatasan, masih mungkin bagi musuh untuk menyelinap melewatinya, yang tidak akan menjadi masalah besar mengingat luasnya wilayah kita, masih akan sulit bagi musuh untuk menemukan camp tapi dengan pergi ke hutan dia bisa memimpin musuh ke tempat ini, dia bisa menempatkan kita semua dalam bahaya!" Pak Ryu berteriak sekali lagi. Ia tampak marah dan siap membunuh.

"Bagaimana kau begitu yakin bahwa orang yang kau lihat adalah dia?" Taehyung angkat bicara, rahangnya mengeras. Aku tahu dia marah. Ia dipenuhi dengan kemarahan yang nyaris tak terkendali dan aku gemetar melihatnya.

"Saya tidak bodoh, dan bagaimanapun saya bukan satu-satunya saksi, dewan dapat membuktikan hal ini. Apa yang akan Anda lakukan untuk masalah ini Alpha?" ia bertanya.

Aku melihat tinju Taehyung mengepal di sisi tubuhnya dan ia melotot ke arah Pak Ryu.

Hanya ada satu alasan Pak Ryu membuat masalah ini menjadi besar. Itu tidak ada hubungannya dengan fakta bahwa aku pergi ke hutan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ia menginginkan posisi Alpha, ia selalu ingin menguasai pack, mendiang ayah dan kakeknya sebelumnya telah berusaha untuk menemukan segala cara yang mungkin untuk melemahkan ayah Taehyung dan sekarang Alpha ditetapkan pada putranya.

Yugyeom tahu bahwa Alpha selalu berusaha melindungiku, dia mungkin memberi tahu ayahnya dan ini adalah kesempatannya untuk menimbulkan masalah. Jika Taehyung tidak melakukan apa yang diharapkan dari kawanannya, maka seperti yang ia katakan padaku tadi malam, kawanan itu akan berhenti menganggapnya serius. Posisinya akan diremehkan dan mereka akan kehilangan rasa hormat padanya. Yang berarti hanya satu hal ... ini akan berakhir buruk bagiku.

Dia tidak akan punya pilihan, aku akan dihukum.

Tanganku basah dan tenggorokanku tercekat. Taehyung menoleh padaku, matanya berkilat, wajahnya pucat dan bibirnya membentuk garis keras.

"Dia akan diadili," katanya, suaranya mematikan.

Pack terdiam.

Bersambung ....

Makin panas ya🥵

Next aku up besok di jam yang sama, see you😘

Alpha In LoveWhere stories live. Discover now