Hari Yang Sial

490 65 7
                                    

Happy Reading💜💜

.

Tidak ada yang bisa menghancurkan moodku hari ini. Aku bisa dirampok, atau dipukuli oleh seratus Bang Chan, ayahku bisa mengabaikanku selamanya, mereka bisa memotong lenganku dan suasana hatiku akan tetap sama.

Aku terbang di awan karena perasaan bahagia ini, bersenandung sambil berjalan dengan semangat di setiap langkahku. Astaga, bagaimana bisa hidupku seberuntung ini? Langit tampak lebih biru, udara lebih bersih, rumput tampak lebih hijau dan seluruh pandangan hidupku berubah.

Orang-orang menabrakku tanpa meminta maaf dan yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum. Aku tersenyum di bus, tersenyum saat berjalan di jalanan dan tersenyum ketika aku nyaris saja ditabrak taksi. Kemarin adalah hari terbaikku.

Taehyung adalah mate-ku, aku adalah miliknya. Kami ditakdirkan untuk bersama dan tidak ada yang akan memisahkan kami. Dia tidak akan meninggalkanku.

Seperti yang aku katakan tidak ada yang bisa menghancurkan suasana hatiku, aku bahkan tersenyum saat melewati Yibo di jalan beberapa detik yang lalu, tidak ada yang lebih baik dari—

Tunggu, Yibo?!

Aku berbalik dan melihatnya berjalan ke arahku. Apa yang dia lakukan di sini? Hal yang wajar jika kami berada di kota pada hari yang sama, tapi kau jarang bertemu orang yang kau kenal di kota, hampir tidak mungkin.

"Hei Jungkook, kau sendiri hari ini?" Yibo bertanya saat ia mendekatiku.

Mataku menyipit. "Apakah kau mengikutiku?"

"Apa kau akan terus menuduhku sebagai seorang penguntit?" Dia tersenyum, senyum sombong yang sudah lama tidak kulihat.

"Um—"

"Jangan khawatir Jungkook, aku juga terkejut melihatmu di sini," ia menjawab dan aku bisa melihat ia mengatakan yang sebenarnya.

"Oke," kataku kemudian berbalik dan berjalan, tidak terkejut saat dia muncul di sebelahku, menyamai langkahku.

"Jadi di mana pacarmu?" ia bertanya.

"Aku tidak begitu tahu, aku pikir dia ada rapat atau apa, aku belum bertemu dengannya sepanjang hari," aku menjawab dengan jujur.

"Jadi dia membiarkanmu pergi ke kota sendirian?" ia bertanya, alisnya berkerut.

"Umurku enam belas tahun, bukan lima tahun," kataku sedikit tersinggung dengan apa yang dia maksudkan.

"Tidak masalah, tidak aman di sini, apa pun bisa terjadi pada anak laki-laki seukuranmu di tempat besar seperti ini," katanya sambil menunjuk ke depan.

"Apa pun bisa terjadi di mana saja," kataku meremehkan.

Aku benar-benar tidak ingin berjalan dengannya. Aku menikmati berjalan di jalanan sendirian sambil memikirkan Taehyung.

"Jika kau milikku, aku akan memastikan kau selalu aman. Tidak ada yang lebih penting selain pergi ke kota bersamamu atau ke mana pun kau ingin pergi," ia berkata lagi, menatapku dengan mata tajam itu. Entah kenapa matanya membuatku merindukan serigala putih itu. Sayang sekali serigala itu ternyata adalah Wang Yibo.

"Teehyung tidak perlu bersamaku setiap saat. Terkadang aku lebih suka sendiri," kataku dengan sengaja tanpa menggubris pernyataannya.

Dia melanjutkan tidak terpengaruh oleh kata-kataku, "lalu, kenapa kau ada di sini?"

"Mencari hadiah untuk seseorang," jawabku, lalu berhenti di ujung jalan, menunggu lampu berganti agar aku bisa menyeberang.

"Maksudmu Taehyung?" ia bertanya dan aku berani bersumpah ekspresinya berubah menjadi sedikit lebih gelap saat dia menyebut nama Taehyung.

Alpha In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang