Pesona Yibo

406 53 10
                                    

Jungkook POV

Apakah aku terlalu kasar?

Apakah aku melakukan sesuatu yang salah saat aku menggunakan pendapatku sendiri untuk membuat keputusan?

Apakah salah jika aku membuat pilihanku sendiri?

Mari kita luruskan satu hal di sini. Aku mencintai dan menghormati Taehyung, mengetahui bahwa dia adalah mate-ku membuatku sangat bahagia. Aku beruntung memilikinya, tapi apa kalian akan menyalahkanku karena dihina setiap kali dia menyuruhku melakukan sesuatu?

Kami kekasih dan teman, tapi mengapa aku masih diperintahkan untuk melakukan ini dan itu setelah semua yang kami lewati? Aku sedih karena tidak mematuhinya tapi aku menolak untuk menjalani hidupku berdasarkan apa yang orang lain katakan, aku ingin membuat kesalahanku sendiri, menikmati pengalamanku sendiri dan membuat keputusan sendiri.

Pikiran-pikiran inilah yang cukup banyak mengikutiku sepanjang hari. Kami tiba di hotel sekitar tiga jam sebelumnya dan karena lokakarya akan dilakukan besok, Yibo mengatakan bahwa kami dapat berbelanja hari ini, jadi kami berada di mal dan kami semua diharapkan berkumpul kembali pada jam 6 sore untuk makan malam.

"Kau sudah merajuk sejak menutup telepon, ada apa denganmu?"

Aku melihat ke arah Eunha yang berhenti berjalan saat ia memilah-milah gaun di rak pakaian dan sekarang menatapku dengan prihatin.

"Aku merasa sedikit bersalah atas apa yang aku lakukan, sudah sering aku tidak mematuhinya," aku bergumam sambil menjatuhkan kepalaku di bahunya.

"Kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan? Tidak patuh. Dia seharusnya menjadi pasanganmu bukan penguasamu dan satu-satunya cara agar kau mendengarkan 'perintahnya' adalah dia juga harus mendengarkan perintahmu," ucapnya sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

"Contohnya Yibo, aku tidak pernah melihatnya memerintahmu, kau mungkin bisa bebas bersamanya, menurutku dia adalah tipe orang yang akan meninggalkan segalanya untuk melakukan apa pun yang kau inginkan," ia berkata dengan serius.

Aku masih tidak begitu yakin kapan dia yang tadinya mendukung hubunganku dengan Taehyung, kini terobsesi untuk menjodohkanku dengan Yibo.

"Taehyung akan datang ke sini," aku berkata, berdiri tegak dari posisiku yang tidak nyaman.

"Apa?! Kapan?"

"Aku tidak tahu dia hanya mengatakan akan segera sampai di sini, bisa hari ini atau mungkin besok, entahlah."

"Kenapa?"

"Karena dia punya firasat buruk tentang perjalanan ini, aku hanya khawatir tentang apa yang akan dia lakukan saat dia tahu tentang pengaturan kamar kita, aku pikir dia akan memukuliku sampai habis atau mencabik-cabik Yibo … atau keduanya." Aku tertawa.

"Oke, dia belum datang dan pengaturan kamar tidak ada hubungannya denganmu jadi mari kita nikmati belanjanya sementara kita bisa ok ... Astaga! lihat jaket itu!" ia memekik lalu berlari untuk sampai ke sana.

"Jaket ini sangat lucu!" katanya antusias sambil memeluk jaket itu.

Harus aku akui, jaket itu benar-benar lucu. Mataku menangkap label harga dan mataku melebar.

"Eunha, barang itu mahal!"

"Aku tahu, tapi itulah hal menariknya!"

Aku menggelengkan kepalaku, yah, saat ibumu adalah seorang dokter dan ayahmu adalah seorang pengacara, mendapatkan barang-barang mahal tentu tidak akan menjadi masalah besar.

***

Di sini aku sekali lagi bermain-main dengan kotak kado di tanganku. Aku memutuskan untuk tidak membiarkan Eunha membukanya karena dia mungkin akan menggunakannya sebagai amunisi melawan Taehyung dalam argumen untuk Yibo. Saat ini aku berbaring di sisi tempat tidurku, memainkan benda berbentuk persegi tersebut, melemparkannya tepat di atas wajahku dan menangkapnya tepat pada waktunya untuk menyelamatkan diri dari cedera wajah yang serius.

Alpha In LoveWhere stories live. Discover now