Pengakuan Yibo

577 84 6
                                    

Happy Reading💜💜

.

Setelah pelajaran selesai, aku diam di tempatku sampai semua siswa pergi, bahkan menyuruh Eunha untuk pergi makan siang tanpaku. Aku tidak bisa membiarkan hari berlalu tanpa memberitahu pak Yibo bahwa aku tahu siapa dirinya yang sebenarnya.

Aku berjalan melewati mejanya dan berhenti, ia mendongak dari tempat ia duduk dan tersenyum sangat lebar.

"Hai, Jungkook," ia berkata.

"Kau serigala putih 'kan?" tanyaku to the point.

Alih-alih terlihat terkejut atau menatapku dengan mata membulat, seringainya melebar dan ia bersandar di kursinya.

"Sudah waktunya kau mengetahuinya, aku mulai ragu apakah aku harus memberitahumu. Aku tidak bisa berpacaran dengan seseorang yang tidak tahu sesuatu yang sudah sangat jelas, tapi aku selalu tahu bahwa kau adalah orang yang cerdas."

"Ah, terima kasih, tidak terlalu sulit untuk menunggu. Kau bilang, pacaran?!" Bagaimana bisa orang asing ini mengatakan hal itu kepadaku dengan begitu santai?

"Ya, tentu saja."

"Maaf, tapi kurasa kita tidak cukup dekat untuk sesuatu seperti itu, Pak—"

"Yibo," ia mengoreksi.

"Kupikir kau mengatakan sesuatu yang … menyiratkan bahwa kita akan berpacaran?" aku melanjutkan.

"Tentu saja," katanya lagi, yang membuatku menatapnya seperti caraku biasanya menatap Eunha saaat ia mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.

"Apa ada masalah?" katanya lagi dan aku hanya berdiri di sana kehilangan kata-kata. Pria ini gila, tidak diragukan lagi. Mereka menyewa orang gila untuk mengajar anak-anak sekolah.

"Ya, masalahnya adalah kau ... aku bahkan tidak tahu apa pun tentangmu!" Aku akhirnya kehilangan kesabaranku.

"Apa yang ingin kau ketahui? Kau bisa menanyakan apa saja padaku," katanya dengan tenang

" ...." Aku membuka mulutku dan menutupnya, aku bahkan tidak tahu bagaimana melanjutkannya, seluruh situasi ini terasa seperti mimpi yang campur aduk dan aku bisa terbangun kapan saja.

"Baik, kau terlihat agak bingung, jadi ini masalahnya." Ia mencondongkan tubuh ke depan, mata dan suaranya berubah menjadi serius, suasana memanas. Ia menatapku langsung di mataku dan aku tidak bisa melepaskan diri dari pandangannya.

"Aku sudah memperhatikanmu sejak lama, aku jatuh cinta padamu dan aku sudah bosan terus-menerus menatapmu dari kejauhan dan menunggu tanpa akhir. Aku ingin kau menjadi kekasihku," katanya.

Syok tidak bisa menggambarkan apa yang aku rasakan. Ini pasti mimpi, bagaimana bisa dia mengatakan semua itu secara langsung kepadaku, lalu mengajakku untuk menjadi kekasihnya. Aku mundur selangkah. "Aku tidak mengerti."

"Apa yang tidak kau mengerti, Jungkook? Aku mencintaimu dan aku ingin kita bersama. Aku pikir itu sudah cukup jelas," ia berkata.

"Ta-tapi kau guruku!" Itu satu-satunya hal yang bisa aku katakan dalam situasi ini.

"Lalu ... apa hubungannya jika aku adalah gurumu?" katanya, lalu pada kalimat berikutnya matanya berbinar. "Tidak ada masalah dengan Alpha-mu 'kan?"

"Bagaimana kau—" aku berhenti di tengah kalimat.

"Seperti yang aku katakan, aku sudah memperhatikanmu sejak lama." Kemudian ia menghela napas dan bangkit dari kursinya. "Aku mengerti bagaimana perasaanmu padanya, tapi aku jamin aku bisa membuatmu bahagia," ia berbisik, menjulang di atasku.

Alpha In LoveМесто, где живут истории. Откройте их для себя