Guru Baru

510 82 12
                                    

Terimakasih sudah mampir💜 jangan lupa vote & komen😘 biar Bii tambah semangat update-nya🤗

.

Tiga hari kemudian aku duduk di kelas dengan Eunha sambil membicarakan tentang Mingyu. Guru Kimia yang selalu tepat waktu masih belum datang sehingga semua orang di kelas bebas melakukan apa pun.

"Aku tidak percaya dia masih tidak mau bicara denganmu, dia sangat tidak dewasa!" Eunha berkata padaku.

Aku sudah menceritakan alasan di balik marahnya Mingyu, tapi aku tidak menyebutkan tentang serigala putih atau hukuman yang aku dapatkan karena melanggar. Kupikir tidak semua rahasiaku harus ia ketahui.

Aku menghela napas. "Sebenarnya itu salahku, aku seharusnya mencoba bicara  baik-baik dengannya. Dia sangat mencintai gadis itu."

Aku menatap ke sudut ruangan. Mingyu bahkan telah pindah dari tempat duduknya di sampingku untuk duduk sejauh mungkin dariku. Terakhir kali aku berada dalam situasi seperti ini adalah di taman kanak-kanak.

Dia sangat kekanak-kanakan tapi aku harus meminta maaf padanya. Mau tak mau aku merasa itu salahku, apalagi sekarang dia mulai bergaul dengan Bang Chan dan antek-anteknya. Dia menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya dengan para brengsek itu.

Aku meringis saat merasakan tusukan tidak nyaman yang familiar di sepanjang tulang belakangku. Pagi ini, saat aku berdiri di depan lokerku, Bang Chan mendatangiku dan mendorongku hingga punggungku terhempas ke loker, ia tertawa dan berjalan pergi, dengan Mingyu mengikuti di belakangnya. Dia bahkan tidak menatapku.

Saat dia menundukkan kepalanya di mejanya, aku kembali merasa bersalah karena Taehyung melihat Bang Chan mendorongku dan saat mereka berjalan melewatinya, Taehyung memukul wajahnya dengan keras. Kemudian ia membawa Mingyu ke samping dan mengatakan sesuatu kepadanya. Aku tidak yakin apa sebenarnya yang dia katakan, tapi melihat dari wajah sedih Mingyu, itu tidak mungkin sesuatu yang baik.

Aku menghela napas lagi.

"Dia tidak punya hak untuk bertindak seperti itu padamu, itu akan membahayakanmu. Dia egois untuk memaksamu membantunya," kata Eunha, untuk sekali ini rautnya serius.

"Semuanya diam." Aku mendengar suara kepala sekolah dan dengan enggan berpaling dari Eunha untuk melihat ke depan kelas dan seketika jantungku berdegup kencang.

Aku menoleh ke arah Eunha yang sekarang menatapku, seringai lebar di bibirnya. Aku bahkan tidak bisa berpikir jernih, aku mengalihkan pandanganku sekali lagi ke depan kelas.

"Bu Fatmala tidak akan kembali untuk sementara waktu, beliau memiliki urusan mendadak untuk semester ini," lanjut kepala sekolah, ia tampak kurang senang. "Tapi untungnya, Pak Wang datang pada waktu yang tepat sehingga beliau akan menjadi guru pengganti sampai Bu Fatmala kembali," ia mengumumkan.

Kepala sekolah menatap arlojinya, berbalik dan berjalan keluar kelas, meninggalkan pria bertubuh tinggi dan tampan itu berdiri di sana, tatapannya menjelajahi wajah-wajah di depannya, dan mendarat padaku. Ia tersenyum  dan aku berani bersumpah setengah dari populasi wanita di kelas kami mendesah bahagia.

Sama seperti saat aku melihatnya sebelumnya, ia berpakaian serba hitam, hanya saja kali ini ia tidak mengenakan setelan lengkap tapi hanya dengan melihat pakaiannya, semua orang tahu bahwa pakaian itu bukanlah sesuatu yang lazim untuk dikenakan oleh seorang guru.

"Selamat pagi adik-adik, seperti yang sudah dikatakan kepala sekolah, nama saya Pak Wang, tapi sebutan itu sangat membosankan jadi kalian semua bisa memanggilku Pak Yibo saja." Suaranya yang berat membuat tulang punggungku merinding. Dan jujur saja suaranya begitu manis di telinga.

Matanya masih menatapku, seperti malam itu di restoran, hanya saja kali ini, dia tampak agak santai.

"Hari ini kita tidak akan belajar apa pun, kita hanya akan mencoba untuk saling mengenal, jadi mari kita lakukan perkenalan, dimulai dari … kau."

kenapa aku tidak terkejut saat dia menunjukku?

Saat aku berdiri, jantungku berdebar kencang, Pak Yibo pergi ke depan mejanya dan bersandar di sana, dengan tangan di sakunya.

"Sebutkan namamu, satu hal yang kau sukai dan satu hal yang kau tidak sukai," ia berkata, menatap langsung ke mataku.

"Uhm … nama saya Jeon Jungkook, hal yang saya suka adalah ...." Wajah Taehyung muncul di benakku saat memikirkan jawabannya tapi jelas aku tidak bisa mengatakan itu, jadi aku mengatakan yang lain. "Permen coklat dan saya benci uhm … Matematika."

"Benarkah? Itu yang kau tidak suka?" ia bertanya, memiringkan kepalanya ke samping, dan itu tampak tidak asing.

"Baiklah, kini giliranku memperkenalkan diri, aku Wang Yibo, seperti yang kalian semua sudah tahu, aku suka tantangan dan aku benci janji yang diingkari." Ia melotot padaku sehingga aku harus memalingkan muka dan entah kenapa aku merasa dia sedang mencoba untuk mengatakan sesuatu kepadaku.

"Kau boleh duduk Jeon Jungkook, siapa selanjutnya?" dan tentu saja tangan Eunha terangkat.

"Saya Jung Eunha, hal yang saya suka adalah pacar saya Jaehyun!" Seisi kelas tertawa mendengarnya. "Dan saya benci nanas."

Begitulah kira-kira situasi kelas kami. Setelah Pak Yibo menyuruhku duduk, aku menempatkan kepalaku di atas meja dan tidak mengangkatnya lagi sampai bel berbunyi, menandakan pelajaran berakhir.

"Lain kali perhatikan pelajaranmu, Jungkook. Apa kita bisa bicara?"

"Aku akan menunggumu di luar," Eunha berkata sambil mengedipkan mata.

Aku memutar bola mataku dan perlahan dengan rasa enggan, berjalan ke arahnya. Ia setengah duduk di mejanya.

Dia tidak berbicara sampai siswa terakhir keluar dari ruangan.

"Apakah ingatanmu sangat buruk atau kau hanya mencoba untuk melupakannya?" Ia tersenyum saat mengatakan ini.

Aku menatapnya bingung. "Aku tidak mengerti."

"Cobalah untuk mengingat siapa aku Jungkook. Aku yakin jika kau mencoba mengingatnya, kau akan tahu."

"Aku ingat pernah melihatmu di restoran dan di bioskop, tapi—" aku berhenti di tengah kalimat.

"Kau akan mengetahuinya," ia berkata. "Kau boleh pergi." Dan dengan itu aku keluar, mencari Eunha yang sedang berdiri di depan lokerku.

"Jadi?" dia bertanya, matanya melebar.

"Jadi?" tanyaku, mencoba berpura-pura tidak tahu.

"Apa yang kalian bicarakan?!"

"Pak Yibo bilang kami saling mengenal dan aku harus mencoba mengingatnya, itu saja, pria itu aneh Eunha." Aku memasukkan buku-bukuku ke dalam loker dan menutupnya

"Hmm, kau ingat?"

"Aku cukup yakin aku akan mengingat wajah seperti itu jika aku pernah bertemu dengannya sebelumnya, tapi entah bagaimana aku merasa dia familiar, aku tidak tahu." Aku mengedikkan bahu.

"Kau benar. Kau akan mengingat wajah tampan sepertinya! Bayangkan apa yang akan dikatakan Taehyung saat dia tahu Pak Yibo adalah gurumu!" serunya tiba-tiba, matanya berbinar gembira.

Aku menggelengkan kepalaku, dia mungkin akan mencoba menarikku dari kelas.

Bersambung ....

Ada yg masih ingat Wang Yibo? Musuh bebuyutannya Taehyung dari jaman 'RED'🤭

Alpha In LoveWhere stories live. Discover now