8. Tiada Maaf Bagimu

1.2K 207 24
                                    

Keesokan hari nya, Rio kembali ke kampus, menemui Jenno yang tengah melakukan gladi bersih untuk wisuda nya, karena ia ikut gelombang kedua.

"Oppa" panggil Sohee yang melihat sang kekasih tengah berjalan bersama sahabat nya Jenno, mereka pun menghentikan langkah nya.

"Oppa maaf. . ."

"Tak perlu kamu jelaskan sesuatu pada ku Sohee-yaa, aku kecewa pada mu, rupa nya keluarga ku tak kamu anggap penting, dua kali sudah mereka kamu buat menunggu, bahkan termasuk papa yang harus nya dia istirahat di rumah, tapi demi bertemu dengan mu, ia rela pergi dengan kami, tapi apa? Balasan mu membuat ku sakit hati, mereka tidak pantas di perlakukan demikian" ujar Rio dingin, Sohee mulai meneteskan air mata nya merasa bersalah dan takut pada Rio yang baru kali ini terlihat sangat marah pada nya.

"Dan aku terpaksa mengakhiri hubungan kita sampai di sini saja" lanjut Rio.

"Oppa yakin dengan keputusan ini?" Tanya Sohee masih tak percaya.

"Sangat yakin, karena kamu tak bisa menerima keluarga ku, sedangkan aku tak bisa hidup tanpa mereka" jawab Rio.

"Selamat tinggal" Rio kembali melanjutkan langkah nya bersama Jenno, sang sahabat tak terkejut, menurut nya, perbuatan Sohee memang kurang ajar dan tidak sopan, membiarkan orang tua menunggu padahal keluarga Rio sudah mau mengalah dengan menerima dia sebagai kekasih si bungsu.

Dan Rose, kegiatan nya setelah lulus adalah mengelola cafe nya, June sering mengunjungi nya, karena tahu jika keluarga Rose tak pernah ke sana, kali ini ia tengah di kunjungi Yeri dan Jihyo, kedua sahabat nya itu baru pulang dari wawancara kerja.

Pelayan Rose menyuguhkan jus strawberry dan jus semangka untuk tamu sang atasan, karena cuaca panas menyengat.

"Bagaimana?" Tanya Rose.

"Yaa begitu lah, akan di hubungi seminggu lagi jika diterima" jawab Jihyo

"Aku sudah mulai masuk kerja hari rabu nanti, menjalani training tiga bulan lebih dulu, dan jika kerja ku bagus, aku di terima" tutur Yeri.

"Kamu enak Rose, sudah ada usaha setelah lulus" ujar Jihyo cemburu.

"Tapi aku dulu juga merintis nya dari nol, mengalami yang nama nya jatuh bangun juga, semangat lah, jangan menyerah dulu" ujar Rose memberi dukungan untuk kedua sahabatnya itu.

"Apa kamu sudah mendengar nya Rose?" Tanya Yeri.

"Mendengar apa?" Rose malah balik bertanya karena tak tahu maksud dari ucapan Yeri.

"Rio dan Sohee putus dua minggu yang lalu" sahut Jihyo sambil menyuapkan cake ke dalam mulut nya sendiri, Rose terbelalak tak percaya.

"Sepertinya Rio benar-benar sangat kecewa pada Sohee, terlihat jelas saat ia memutuskan hubungan mereka waktu itu" cerita Yeri.

"Kalian melihat nya?" Tanya Rose kaget


"Uhum, di parkiran kampus, sehari setelah wisuda, dan di hadapan Jenno juga" jelas Yeri.

"Astaga" Rose tak menyangka, karena selama ini, yang ia lihat hubungan Rio dan Sohee adem ayem, bahkan seluruh kampus pun tahu.

"Mungkin sekarang Rio bakal bersedia di jodohkan dengan mu Rose" tebak Jihyo.

"Tapi Rose masih dengan June, lelaki benalu itu" sindir Yeri.

"Hati tidak bisa kita atur untuk jatuh cinta pada siapa, coba kalian di posisi ku" kesal Rose.

"Ya ya aku paham, tapi setidaknya kamu harus tegas pada June, Rose, belum menikah saja dia sudah berani membentak mu, apalagi jika sudah menjadi suami mu nanti, bukan tak mungkin dia akan berani memukul mu" protes Jihyo

"Rosie" ketiga gadis itu menoleh ke sumber suara, dan menemukan June berdiri sambil menggendong tas kamera nya, Yeri memutar malas kedua matanya, sedangkan Jihyo membuang acuh tatapan nya dari June, karena mereka sudah bisa menebak apa yang akan terjadi, ya, June meminjam mobil Rose.

"Rose yang membayarnya ok" pesan June menenteng satu cap americano sebelum keluar dari cafe, pegawai Rose itu pun hanya bisa mengangguk.

"See? Kita bahkan masih membicarakan nya saat ia baru datang tadi" gumam Jihyo kesal sendiri akan kelemahan Rose.

Di rumah Kim

"Ma" panggil Jennie berbisik pada sang ibu.

"Wae?" Jawab Tiffany yang tengah mengerjakan pembukuan nya.

"Mama sudah tahu belum?" Jennie menyusul sang ibu dan duduk di hadapan nya.

"Soal?" Tiffany mengerutkan kening nya.

"Rio sudah mengakhiri hubungan nya dengan Sohee" beritahu Jennie, Tiffany terbelalak, senyum nya mengembang, berdosakah jika ia bahagia diatas patah hati yang sang putra rasakan sekarang?

"Kamu tahu dari mana?" Tanya Tiffany yang belum sepenuh nya percaya.

"Mama lihat Rio ada keluar pergi tidak?"

"Tidak, dua minggu ini, dia hanya ke peternakan, kadang pergi dengan Yoong mengambil sapi" jawab Tiffany.

"Ah benar, dia tak pernah pergi jalan-jalan" Tiffany mulai menyadari.

"Semoga dia akhir nya bersedia di jodohkan dengan Rose" gumam nya penuh harap.

Rio datang dengan topi lebar nya, memasuki rumah sang orang tua, dengan tas slempang melingkar di bahu nya.

"Darimana boy?" Tanya Jennie.

"Dari peternakan tuan Bae, noona" jawab nya, ia lalu duduk menyusul Jennie dan Tiffany.

"Kemarikan tas mu" pinta Tiffany, Rio pun menyerahkan tas berisi banyak uang sisa pembayaran sapi di peternakan tuan Bae itu pada sang mama, uang tunai Rio memang Tiffany yang memegang nya, ia hanya menerima laporan nya saja, jadi Tiffany tahu, uang chas milik Rio ada berapa, termasuk yang ada di bank, tapi ia tak menahu tentang pengeluaran si bungsu.



#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now