12. Kencan?

1.1K 222 18
                                    

"Kita kemana oppa?" Tanya Rose yang mengemudikan mobil nya, setelah melakukan test drive mobil nya yang beberapa hari lalu mengalami kecelakaan.

"Kamu bilang suka makan bukan, ayo kita coba semua makanan yang ada di jalan myeong-dong kalau begitu, biasanya weekend begini di sana ramai" ajak Rio.

"Baiklah" jawab Rose.

Setelah mendapatkan tempat parkir, mereka pun turun, dan benar saja, jalanan penuh orang lalu lalang membeli ini dan itu atau mengunjungi restauran bersama keluarga.

"Teman ku punya gerai makanan di sini, ayo kita ke sana" Rio meraih tangan kiri Rose, karena saking ramai nya, mungkin ia takut terpisah nanti, dan Rose juga tak menolak nya.

"Nah itu dia gerai nya" tunjuk Rio pada sebuah gerai makanan yang menjual hot dog dan burger, nampak antrian panjang mengular di gerai itu, jadi Rio dan Rose harus harus menunggu giliran sekitar dua puluh menitan.

"Disini yang paling terkenal adalah burger avocado nya" ujar Rio, dan saat giliran mereka.

"Jenno-yaa" sapa Rio pada sang pemilik gerai.

"Rio-yaa" balas nya.

"Kenalkan, dia Rose" kata Rio.

"Rose, dia Jenno, kalian pasti pernah saling bertemu waktu di kampus" ujar Rio lagi.

"Hallo" Jenno menyapa Rose yang membungkuk sambil tersenyum ramah.

"Dia dulu sekelas dengan ku, tapi lihat lah, pekerjaan nya tidak sesuai dengan jurusan nya dulu" ejek Rio, Rose tertawa lucu.

"Aku tidak peduli, yang penting menghasilkan uang" balas Jenno, yaa usaha Jenno memang lumayan terkenal sekarang.

"Jangan banyak bicara, sekarang buatkan aku dua burger avocado" pinta Rio, Rose menatap Rio ragu, ingin menolak tak berani, mengiyakan dia tak bisa makan avocad, tak ada pilihan, Rose pun hanya pasrah.

"Ini pesanan kalian, selamat menikmati" Jenno menyerahkan paper bag berisi dua burger ovocad.

"Aku pergi dulu" pamit Rio setelah membayar pesanan nya, Jenno tak berani menggoda sahabatnya itu perihal perjodohan nya dengan gadis yang sekarang tengah diajak nya berkencan itu.

"Kita beli minuman dulu ya" pinta Rio, mereka pun berhenti di sebuah mini market.

"Kita makan disini saja ya oppa?" Tanya Rose, Rio mengangguk.

"Kenapa beli ramen instan?" Tanya Rio bingung, ia mengikuti Rose yang tengah menyeduh ramen nya, lalu duduk di bangku yang telah disediakan.

"Maaf oppa, aku tidak bisa makan avocad" jujur Rose dengan wajah bersalah nya, Rio terbelalak.

"Jadi, aku sendiri yang harus menghabiskan burger ini?" Tanya nya tak percaya.

"Mian oppa" sesal Rose, tubuh Rio pun terasa lemas.

"Aku kekenyangan" Rio menyandarkan punggung nya setelah menghabiskan dua burger avocad, Rose terkekeh lucu, antara gemas dan tak tega melihat Rio kekenyangan.

Kriiinnggg. . .

Ponsel Rio berdering, ia segera menegakan tubuh nya dan meraih ponsel nya.

"Hallo"

"Hallo, apa ini Rio?"

"Iya saya sendiri"

"Oh, Rio, aku Mino, ingin menawarkan sapi pada mu, bisakah kamu datang ke peternakan ku?"

"Dimana tuan?"

"Di Busan" Mino kemudian menyebutkan alamat nya dan Rio pun mengiyakan nya, Rose menatap serius obrolan Rio dengan seseorang di ponsel nya.

"Habiskan makan mu, setelah ini temani aku ke Busan ya" pinta Rio, Rose mengangguk.

Kini mereka tengah berada di perjalanan menuju ke Busan, Rio lah yang mengemudikan mobil Rose.

"Untuk apa kita ke Busan oppa?" Tanya Rose.

"Seseorang menawarkan sapi nya, Rose"

"Oppa tidak mengambil yang dari Australia?"

"Saat ini tidak, biaya impor sapi mahal, lebih baik mengambil dari peternak lokal saja dulu, nanti jika di peternakan ku mulai habis, baru aku pikirkan untuk mengimport lagi" jawab Rio, mereka akhir nya tiba di peternakan milik Song Mino, dan di sambut langsung oleh nya.

"Tuan Mino" sapa Rio yang langsung menyalami tangan sang pemilik.

"Yaa, Rio" balas Mino, ia menatap Rose dan gadis itu membungkuk menyapa Mino.

"Wah, aku tak menyangka jika Rio masih sangat lah muda, ku pikir tadi nya adalah pria berusia sekitar awal empat puluhan" ujar Mino, Rio terkekeh.

"Saya masih duapuluh tiga tahun tuan" balas nya, mereka berjalan memasuki peternakan yang berisi ratusan ekor sapi itu.

Rio kemudian melakukan negosiasi dengan Mino, untuk melakukan transaksi, setelah memilih beberapa ekor sapi, Rose sendiri nampak bosan berdiri di samping Rio, yang jika sudah berbicara tentang sapi, seolah akan lupa dengan segala nya, tapi ia sadar jika gadis yang bersama nya itu merasa jenuh, Rio meraih tangan Rose, dan mengusap-usap nya, tapi ia masih fokus berbicara dengan Mino, Rose tersentak, tapi ia kemudian tersenyum senang dengan tingkah Rio.

"Tapi Rio, mobil ku seperti nya tak cukup untuk membawa sapi-sapi ini ke peternakan mu dalam sekali angkut" kata Mino.

"Biar hyung saya yang mengambil sisa nya tuan, saya akan menghubungi nya"

"Oh baiklah" Rio menghubungi Yoong, menyuruh sepupu nya itu untuk meminta uang chas pada sang mama, dan menyusul nya dengan membawa dua mobil truck untuk mengambil sapi di peternakan Mino.

Sambil menunggu Yoong datang, Rio dan Rose memilih untuk berjalan-jalan berdua mengelilingi peternakan milik Mino.

"Rose"

"Hm?" Gadis itu menoleh menatap Rio.

"Mengenai perjodohan itu" Rio memulai obrolan serius nya, Rose menatap penasaran dengan apa yang akan Rio katakan pada nya.


"Aku menyetujui nya, bukan karena aku ingin menjadikan mu pelarian, tapi aku menyadari, kadang pilihan orang tua tidak selalu salah, dan pilihan kita tidak selalu benar, yang jelas, orang tua kita pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya" lanjut Rio.





#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now