27. Everything Is Fine

1K 194 28
                                    

Baik Rio maupun Rose melakukan pemeriksaan selama hampir tiga jam untuk masing-masing, sambil menunggu hasil lab keluar, Rio pun menghubungi Yoong, untuk mengajak nya makan siang menjelang malam, karena saat jam makan siang tadi, Rio dan Rose tengah menjalani pemeriksaan.

"Lapar hyung?" Ejek Rio yang melihat Yoong melahap nasi di piring nya yang kedua.

"Iya, boss ku sepertinya lupa memberi makan pegawai nya" balas Yoong, Rio terbahak, merasa tertohok dengan pembalasan sang sepupu, suasana pun mencair, meski masih terselip perasaan was-was di hati Rio dan Rose.

"Aku sudah check out dari hotel, aku tunggu kalian di parkiran ok" ujar Yoong, setelah mereka selesai makan.

Dan hasil lap pun keluar, Rio dan Rose kembali menemui Sandara, sang dokter nampak serius membaca hasil pemeriksaan.

"Hasil nya bagus, kalian sehat dua-dua nya, hanya ada satu permasalahan, yaitu pada Rose" ujar sang dokter, Rose menegang, Rio lalu meraih tangan kiri sang istri dan menggenggam nya.

"Indung telur mu terlalu kecil" beritahu sang dokter, wajah Rose berubah sendu.

"Tapi bukan berarti kamu tidak bisa mengandung, masih ada harapan, jika kalian mau, Rose bisa menjalani teraphy dengan saya seminggu sekali" imbuh Sandara, tanpa pikir panjang, Rio dan Rose pun menyetujui nya.

"Dan satu hal lagi, kalian tidak boleh stress, jalani semua nya dengan santai, jangan banyak pikiran dan tekanan, itu yang paling penting" nasihat sang dokter.

Akhir nya mereka pun pulang.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Yoong dalam perjalanan pulang kembali ke Seoul.

"Kami sama-sama sehat hyung, dokter bilang kami tidak boleh stress" jawab Rio.

"Padahal biang stress kalian kita semua tahu" canda Yoong.

"Iya oppa, lalu kami harus bagaimana?" Rose dan Rio pun paham jika yang dimaksud Yoong adalah Tiffany, Rio tak tersinggung karena memang itulah fakta nya.

"Sering-seringlah bawa Rio libur ke rumah orang tua mu Rose" ide Yoong.

"Ide bagus oppa" Rose

"Lalu peternakan bagaimana?" Rio

"Biar aku yang mengurus nya" Yoong

Sementara itu, di rumah Kim, Taehyung mengadu pada Tiffany, memberitahu sang mama jika Rio sedang merencanakan program kehamilan.

"Jika Rio punya keturunan, kelak peternakan dan rumah ini akan jatuh ke anak Rio ma, bukan ke Jisung" Taehyung mencoba mempengaruhi sang mama, Tiffany memang sengaja menjodohkan Taehyung dengan keponakan nya agar harta nya tak jatuh ke tangan orang lain, melainkan ke sang cucu dan menantu yang masih ada hubungan darah dengan nya, Tiffany nampak berpikir keras tentang ucapan Taehyung, dan lewat tengah malam, Rio baru tiba di rumah nya.

"Langsung beristirahat saja kalian" pesan Yoong sebelum ia melangakh pulang ke rumah nya yang berada di sebelah rumah Rio

"Ne oppa, gumawo"

"Hyung juga harus segera beristirahat"

Keesokan hari nya, Tiffany tak menanyakan apa pun pada Rio, berlagak seolah tak tahu apa-apa, dan rutinitas pun di jalani seperti biasanya, termasuk Rose yang mulai menjalani teraphy setiap seminggu sekali di Busan dengan di antar oleh Yoong.

Enam bulan lebih Rose menjalani teraphy, tapi tak kunjung mendapatkan hasil nya, Rio keluar dari kamar mandi, setelah membersihkan diri.

"Oppa" Rose merintih memegangi perut nya.

"Rose" cemas Rio, ia mendekati sang istri.

Hap

Rose jatuh pingsan tapi dengan sigap Rio berhasil menangkap tubuh sang istri.

"Rosie" panik Rio, ia pun kemudian membawa sang istri ke rumah sakit sendirian, dan baru menghubungi Jennie keesokan hari nya.

Seluruh keluarga Kim dan Kwon pun berkumpul di rumah sakit.

"Rose harus menjalani prosedur kuretase hari ini" beritahu Rio pada keluarga nya dan mertua nya.

"Lalu apa keputusan mu?" Tanya Tiffany.

"Kami menyetujui nya ma, Rio sudah membicarakan nya dengan Rose" balas si bungsu.

"Jika memang itu yang terbaik untuk kalian, lakukan saja, appa mendukung mu" ujar Yuri.

"Soal peternakan, biar aku yang memegang nya" usul Taehyung, tapi Rio mengabaikan nya, karena ia lebih percaya pada Yoong dan teman-teman nya dari pada dengan hyung kandung nya sendiri.

Rose menginap beberapa hari di rumah sakit, dan selama itu, Taehyung rutin mengunjungi peternakan milik Rio.

"Mark, panggil Bambam, kita harus menyiapkan sapi yang akan di potong nanti malam" ujar Taehyung

"Sebentar tuan, saya tanyakan pada hyung lebih dulu" jawab Mark.

"Kalian tak perlu persetujuan Yoong hyung, disini aku yang berkuasa, karena kelak peternakan ini akan jatuh ke tangan Jisung, sebab Rose sudah tak bisa memberi Rio seorang anak" ujar Taehyung jumawa, Mark menunduk, terdiam tak berani membantah.

"Rio sudah memberitahu ku sapi mana saja yang akan di potong malam ini, aku dan Bobby sudah menyiapkan nya" ujar Yoong yang tiba-tiba muncul di ruang istirahat para pegawai peternakan, Taehyung tak berkutik, karena ia pun juga menaruh rasa segan pada Yoong yang secara silsilah keluarga lebih tua dari Taehyung.

"Oh, baguslah jika sudah dipilih hyung, aku hanya ingin memastikan saja" alasan Taehyung, Yoong pun kemudian pergi.

"Lanjutkan kerja kalian, jangan hanya tidur saja, makan gaji buta itu nama nya" omel Taehyung pada anak buah Rio, seolah ia adalah boss nya, ia begitu yakin, kelak Jisung dan Yuna lah yang akan mewarisi harta benda milik Rio dan Jennie.


#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now