32. Merasa

952 180 19
                                    

Tiffany termenung sendirian di meja makan, tak ada lagi suara Rio, atau Taeyeon yang memenuhi ruangan ketika makanan kesukaan mereka belum terhidang, apalagi suara teriakan Jisung yang di ganggu oleh uncle nya, Tiffany meraih ponsel nya, untuk menghubungi sang cucu.

"Hallo grandma"

"Jisung-ie, datang lah ke rumah, temani grandma makan malam ne"

"Daddy tidak mau mengantar grandma"

"Biar di jemput Yoong appa, ne"

"Tidak, Jisung sudah makan di luar tadi" tolak sang cucu, yang mungkin di pengaruhi sang ayah yang hanya akan mendekati Tiffany jika ada mau nya saja.

"Ya sudah" Tiffany menutup sambungan telpon nya, ia menghubungi Jennie tapi tak di angkat, karena toko sedang ramai, di tengah keputusasaan nya, tiba-tiba Rio datang.

"Maaa. . ."

"Mamaa. . ." Tiffany tak menyahut karena terlalu malu.

"Mama belum makan?" Tanya Rio saat ia memasuki ruang makan, sang ibu tak menyahut, ia hanya menatap Rio merasa bersalah.

"Astaga, ini sudah hampir dingin ma, ayo makan" Rio mengambil piring kosong sang mama dan mengisi nya, lalu duduk di samping Tiffany, dan ikut mengisi piring nya sendiri.

"Ma" Rio menyuapkan sesendok nasi beserta lauk nya ke mulut sang mama, Tiffany tak melepas tatapan nya dari si bungsu sambil membuka mulut nya.

"Biar mama makan sendiri" lirih nya, lalu mengambil alih sendok di tangan Rio, yang juga memakan nasi nya sendiri sekarang, sebenar nya Rio sudah makan bersama Rose di rumah, tapi ia mencemaskan sang mama, jadi memutuskan untuk mengunjungi Tiffany, dan benar saja, kekhawatiran Rio terjadi, demi menemani sang mama, ia pun rela untuk makan lagi, meski perut nya sudah kenyang.

"Sayur asin nya enak ma" puji Rio.

"Mama sendiri yang memasak nya" jawab Tiffany.

"Wah, pantas saja"

Setelah menemani sang mama makan, Rio pun pulang, pamit pada sang mama, yang tetap berperilaku datar pada si bungsu meski ia merasa bahwa hanya Rio yang selalu ada di saat ia butuh, dan mulai merasa kesepian, Tiffany melamun, menatap layar tv tapi tak fokus menonton nya, karena memikirkan Rio, ia menghela nafas, lalu memasuki kamar nya, pun Tiffany tak bisa langsung tertidur, ia masih memikirkan Rio dan Rose yang memilih pergi dari rumah nya.

Semenjak tinggal bersama sang suami di peternakan, Rose tak pernah mengunjungi Tiffany, karena ia takut pada sang mertua, yang bisa saja masih belum bisa menerima nya sebagai menantu.

Tiffany nampak tengah berada di butik nya, ia hendak menghubungi Taehyung sang putra kesayangan.

"Hallo ma"

"Hallo Taehyung-ahh"

"Tolong antar mama ke rumah tuan Mino ne, ia butuh uang chas sekarang"

"Tidak bisa ma, Taehyung harus mengasuh Yuna"

"Kamu bisa membawa nya"

"Tapi Yuna tidur ma"

Taehyung mencari alasan, ia hanya mau di mintai tolong oleh sang mama jika ada mau nya saja, karena sebenar nya ia tak memiliki kegiatan apa-apa, sebab pabrik di urus oleh Mina, dan Yuna punya pengasuh di rumah, sementara Mino kini menjadi suplayer daging segar bagi Tiffany atas saran Rio waktu itu, yang tak begitu saja melepas tanggung jawab pada sang mama, melainkan ia juga ikut mencarikan suplayer baru, dan dengan Mino, Tiffany tentu tak bisa memotong timbangan seenak nya.

"Hallo ma"

"Jenn, dimana?"

"Sedang mengambil barang untuk keperluan toko ma, dengan Jisoo oppa, ada apa?"

"Oh, ya sudah, tidak jadi, tadi nya mama mau minta pada Jisoo untuk mengantar mama ke rumah tuan Mino"

"Mendadak sekali ma?"

"Iya, dia baru mengabari mama hari ini"

"Mian ma"

"Iya, hati-hati"

Tak ada pilihan lain, selain Rio, Tiffany akhirnya menghubungi si bungsu.

"Hallo ma"

"Rio, bisa tolong mama?"

"Ya ma?"

"Antar mama ke rumah tuan Mino, dia meminta uang chas hari ini"

"Ya ma, Rio siap-siap lebih dulu"

Tiffany lega, karena ia takut jika tidak memenuhi permintaan Mino, ia tak akan mengirimi nya daging segar nanti nya, dan lagi-lagi Tiffany baru tersadar sekarang, bahwa ia memang butuh Rio, bukan sebalik nya, jadi ia salah jika selama ini selalu menekan si bungsu sampai harus pergi dari rumah nya, perjalanan ke Busan tidaklah sebentar, tapi Rio bersedia mengantar sang mama.

"Aku sudah meminta hyung untuk menemani mu di sini, dia sudah di belakang bersama yang lain" pesan Rio pada Rose, sebenar nya di dekat kandang sapi ada kamar untuk Bambam, Mark dan Bobby, tapi yang menginap hanya Bambam, dan Rio sudah meminta Yoong untuk datang jika ia sampai pulang malam.

"Ya oppa" jawab Rose.

"Jangan menunggu ku, langsung makan malam saja, aku bisa makan sendiri nanti" Rio tetap akan makan masakan Rose, meski nanti nya sang mama akan mengajaknya makan di restauran.

Jennie bukan nya sengaja mencari alasan, tapi memang untuk beberapa barang, ia harus mencari sendiri karena tidak ada sales nya, jadi, seminggu ia bisa dua atau tiga kali pergi bersama Jisoo untuk mengambil dan mencari barang untuk mengisi keperluan toko nya yang lumayan besar.

"Mama sudah mencoba meminta tolong pada hyung mu, tapi dia tidak bisa" ucap Tiffany dalam perjalanan nya bersama Rio.

"Mungkin hyung lelah ma" Rio tak pernah berpikiran buruk pada Taehyung di hadapan sang mama, karena takut Tiffany akan kecewa, padahal kenyataan nya memang demikian.


#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now