BONUS

1.8K 206 31
                                    

Rose hamil anak kedua saat usia Winter masih tujuh bulan, dan sekarang si sulung sudah berusia satu tahun lebih, dia sudah mulai berjalan, dan belajar bicara, sementara perut Rose sudah kian membesar, mereka bersiap hendak makan di luar bersama.

"Da. . . Da. . ." Panggil Winter sambil berjalan ke arah sang ayah membawa sepatu kanan nya di tangan kiri nya

"Daa. . . Da. . ." Ia meminta sang ayah untuk memakaikan sepatu nya.

"Dia dua puluh empat jam bersama ku, tapi lebih manja pada mu oppa, menyebalkan" adu Rose melihat sang putri meminta di pakaikan sepatu nya pada sang ayah.

Winter duduk di bangku belakang dengan baby car seat nya, sambil memakan biskuit pemberian sang mommy agar dia tenang di belakang.

"Kita makan dimana oppa?" Tanya Rose, Rio sesekali melirik spion tengah nya mengechek sang putri yang nampak sibuk mengunyah, kadang bengong menatap keluar jendela mobil sang ayah.

"Kita makan masakan Korea saja ya?"

"Atau restauran Australia?"

"Oppa mau makan steak kanguru?" Kekeh Rose.

"Tidak!" Rio bergidik geli.

"Restauran Korea saja kalau begitu" ujar Rio, mereka pun tiba, Rose yang memilih menu nya, sementara Rio bermain dengan Winter, kemana pun ia mau, sang ayah terus mengekori nya, ini yang membuat Winter lebih dekat dan suka dengan sang ayah, karena tak pernah melarang nya, beda dengan Rose yang akan selalu menahan nya, dan tak mau diajak jalan terlalu jauh.

Winter berlarian mengejar belalang yang melompat-lompat di halaman samping restauran, dan Rio yang dengan sabar nya mengikuti sang putri, itulah kenapa anak-anak lebih suka dengan ayah mereka, karena akan selalu membebaskan nya bermain tanpa banyak larangan.

"Daddy, Winter, makanan nya sudah datang sayang" beritahu Rose menyusul anak dan suami nya.

"Yes mommy" balas Rio.

"Ayo sayang" ajak Rio dan Winter pun berjalan menghampiri sang ayah, saat makan pun ia minta duduk di pangkuan Rio dan disuapi sang ayah.

"Dadda" manja nya minta disuapi daging ayam, dan Rio pun menuruti nya.

Winter berusia satu setengah tahun saat dongsaeng nya lahir, yaa, Rose akhir nya melahirkan anak kedua nya yang berjenis kelamin laki-laki, senjak semalam Rio menemani sang istri di rumah sakit, sementara Winter, Rio titipkan pada Jennie dan Jisoo, si sulung sudah sejak malam tak bertemu mommy dan daddy nya, tapi mau tanya juga belum bisa, tapi dia tidak rewel, sampai akhir nya, Jennie, Jisoo dan Tiffany membawa Winter ke rumah sakit untuk bertemu dongsaeng dan orang tua nya, ia berjalan di paling depan dengan di gandeng oleh Jisoo, dan melihat sang ayah hendak memasuki ruangan sang mommy.

"Rio" seru Jisoo, yang di panggil pun menoleh, menghentikan langkah nya.

"Hey, princes daddy" balas Rio, ia lalu berlutut dan membentangkan kedua tangan nya, tapi Winter nampak terdiam.

"Itu daddy sayang" Jisoo menggoyangkan tangan kiri Winter yang berada dalam genggamaan nya.

"Dy!" Seru nya setelah menyadari jika itu daddy nya, Winter berlari menghampiri sang ayah yang siap menangkap nya.

Hap

Lalu memeluk dan menciumi wajah sang putri penuh kerinduan.

"Daddy rindu, Winter tidak nakal kan?" Tanya sang ayah, yang ditanya tak menjawab, ia masih bingung kenapa ayah nya tidak di rumah seharian.

"Ayo kita masuk, kita temui dongsaeng mu ya" ujar sang ayah sambil menggendong Winter.

"Dia tidak merepotkan kan hyung?" Tanya Rio pada sang kakak ipar.

"Tidak, tapi kadang melamun, mungkin hendak bertanya atau mencari kalian, tapi belum bisa menyampaikan nya" jawab Jisoo, Rio tersenyum sambil merapikan rambut sang putri.

"Ayo hyung, mama, noona, kita masuk" ajak Rio.

Ceklek

"Hey, putri mama" sambut Rose antusias, ia juga sudah sangat rindu dengan Winter, yang menatap aneh pada sang ibu, Rio pun mendekatkan Winter ke ranjang sang ibu, dan mendudukan disamping nya, Winter menatap perut sang mommy yang sudah rata, Rose terkekeh.

"Wah dia tampan sekali Rio" puji Jennie melihat dongsaeng Winter yang berada di box bayi nya, Tiffany meletakan tas nya lalu menggendong sang cucu, manatap nya takjub dan haru.

"Hidung dan bibir nya seperti milik papa mu, tipis tapi menggemaskan" puji Tiffany bahagia.

"Tapi bentuk kaki nya seperti punya mama" kekeh Jennie lucu.

"Dongsaeng mu yang dulu di sini sudah keluar sekarang sayang" jelas Rose tersenyum gemas dengan reaksi Winter.

"Itu dongsaeng mu" tunjuk Rio ke arah sang mama yang memangku nya di sofa, Rio pun membawa Winter mendekat.

"Ini Kim Yoshinori, dongsaeng Winter" beritahu Rio pada sang putri, wajah Winter berubah aneh, antara tak senang, dan penuh tanya, tapi kemudian ia membalikan badan nya dan memeluk leher sang ayah sambil merengek.

"Baiklah baiklah" Rio lalu menggendong Winter, kembali ke ranjang sang mommy.

"Mungkin dia cemburu" tebak Jisoo sambil tersenyum lucu, itulah reaksi Winter saat pertama kali bertemu dongsaeng nya.

Beberapa hari kemudian, Rose sudah diijinkan pulang dari rumah sakit tiga hari yang lalu, ia juga sudah bisa berjalan meski masih tertatih karena jahitan nya belum kering.

Rio nampak menggendong dan menimang Winter, menidurkan anak gadis nya, sedangkan Rose menyusui Yoshi diatas ranjang, mereka masih tinggal di peternakan, tak berniat untuk kembali ke rumah Tiffany, karena merasa jauh lebih tenang setelah tinggal terpisah dari sang mama, tapi Tiffany sampai sekarang masih enggan menginjakan kedua kaki nya di peternakan Rio.

Dengan hati-hati Rio membaringkan Winter di atas ranjang nya, setelah itu ia membantu sang istri mengangkat Yoshi untuk ia pindah ke box bayi nya, meski anak-anak sudah punya kamar sendiri, tapi baik Rio maupun Rose belum tega membiarkan mereka tidur sendiri.

"Aku buatkan minum ya?" Tawar Rio pada sang istri, Rose pun mengangguk, Rio ke dapur untuk membuat teh hangat, setelah nya ia menunggu sang istri di depan tv, Rose menyusul, dan langsung duduk membelakangi suami nya, dan mengambil mug teh yang sudah Rio minum sebelum nya, ia memang hanya membuat satu gelas untuk berbagi dengan istri nya, Rio langsung memeluk Rise dari belakang, dan sang istri pun menyandarkan punggung nya pada Rio.

Cup

Cup


Rio menciumi pipi kanan sang istri dari belakang.

"Terima kasih sudah memberi ku sepasang anak yang lucu-lucu dan menggemaskan, aku semakin mencintai mu" ucap Rio bangga, Rose terkikik malu-malu, kepala belakang nya bersandar dibahu kiri sang suami.

"Meski aku sudah tak selangsing dulu oppa?"

"Iya, cinta ku tidak berkurang sedikit pun pada mu" balas Rio

"Temani aku membesarkan dan mendidik anak-anak sampai akhir ya" pinta Rio, Rose menoleh tanpa merubah posisi nya

"Tentu oppa, jadilah milik ku satu-satunya, selamanya, karena aku juga mencintai mu" balas Rose, kedua nya saling bertatapan intens dalam posisi yang sangat dekat.

Cup


Rio dan Rose pun saling berciuman dan melumat bibir masing-masing dengan lembut, penuh cinta tanpa nafsu, saling menyampaikan perasaan masing-masing.






H A B I S

Be My Only OneDonde viven las historias. Descúbrelo ahora