25. Ketegasan Rio🔞

2.5K 235 46
                                    

"Oppa. . ." Lenguh Rose manja saat Rio tengah mencumbu kedua payudara nya, tangan kanan Rose menjambak rambut suami nya sebagai pelampiasan dari libido nya yang naik karena ulah Rio.

"Akh. . ." Pekik Rose saat Rio menggigit ujung puting nya dengan ujung gigi, tangan kiri Rose pun tak mau diam, ia meraih penis sang suami dan mengurut nya.

"Hhhmm. . ." Gumam Rio, ia mengerutkan kening nya dengan keberanian sang istri sekarang, ia pun melepas kuluman nya dan mendongak menatap wajah Rose.

"Berani melawan sekarang" ucap nya, Rose tersenyum dengan wajah merona nya.

Set

Rio menarik kedua tangan Rose dan menahan nya di sisi samping kepala sang istri.

"Rasakan hukuman dari ku karena berani melawan ku" ancam Rio.

Bless

"Aakhh. . . Oppa" teriak Rose karena Rio langsung menacapkan penis nya ke dalam vagina sang istri.

"Inilah yang akan terjadi jika melawan ku" gumam Rio yang kini mulai menggerakan pinggul nya maju mundur.

"Dengan senang hati, aku akan selalu melawan mu" tantang Rose.

"Wah, dia meremehkan ku" Rio tak mau kalah, ia lalu menggerakan pinggul nya lebih cepat lagi.

"Aaakkkhhh. . . Aakkhh. . . Rio. . ." Lenguh Rose yang membuat Rio semakin terangsang, tatapan nya berubah penuh nafsu dan Rose tak mau kalah.

"Deeper daddy" tantang nya sambil membuka kedua paha nya sedikit lebih lebar.

"Sudah empat tahun dan kamu masih senikmat ini Rose"

"Aaaaaakkkkkhhhh. . . Rossie. . ." Erang Rio nikmat.

Suara desahan bersautan memenuhi kamar pasangan muda itu, Rio melumat bibir sang istri dengan kasar, masih dengan gerakan memompakan penis nya di vagina sang istri, ia melepas kuncian ditangan Rose yang spontan langsung bertengger diatas bongkahan pantat suami nya yang padat berotot itu, dan menekan nya, agar penis Rio semakin dalam menghujam vagina nya.

"Rio. . . Aaakkkkhh. . ." Desah Rose keenakan, kala sang suami menyetubuhi nya sambil mengulum puting kanan nya.

"Penuhi rahim ku dengan cairan mu oppa" wajah Rose mulai merah padam, ia gelisah, karena sudah diujung kenikmatan.

"Faster daddy faster" rancau nya

"Aaaaaakkkhhh. . . Oppaaa. . . " lenguh Rose dengan tubuh menegang dan tangan kanan nya menjambak rambut belakang sang suami.

"Rosie. . . Oooouugghhh. . ." Rio melenguh panjang, sambil menghentak-hentakan penis nya ke dalam vagina Rose untuk menyemburkan sperma nya.

Mereka tak hanya sekali bercinta malam itu, yang memang sedang dalam menjalani usaha untuk mendapatkan keturunan, bukan berarti selama ini mereka tidak bercinta, hanya intensitas nya saja yang di tambah.

Suatu hari, Rio mengunjungi Jennie saat istirahat makan siang, Rose sendiri di cafe nya, Rio mengobrol serius dengan sang noona.

"Yoong hyung meminta ku untuk memutus hubungan kerja sama dengan mama" ceritanya pada Jennie dan Jisoo.

"Aku setuju dengan oppa, Rio, apa kamu tidak pusing setiap hari menahan emosi dengan tingkah mama yang sembarangan memotong uang mu setiap malam? Aku yang melihat nya saja pusing" balas Jennie.

"Noona, aku hanya ingin menjadi anak yang berbakti pada mama, terlebih sekarang papa sudah tidak ada"

"Bakti seorang anak tidak hanya bisa kamu tunjukan dengan cara mu yang sekarang Rio, merawat mama disaat ia tua nanti juga merupakan bentuk rasa bakti seorang anak pada orang tua nya"

"Iya benar, kamu jangan langsung melepas mama begitu saja, tapi carikan juga suplayer baru yang kwalitas daging nya tak kalah bagus dengan mu, bantu mama negosiasi harga, dan ikut mengawasi nya" imbuh Jisoo.

"Mulailah tegas pada mama Rio, karena jika kamu diam saja, dia akan semakin semau nya dengan mu" putus asa Jennie.

Rio mulai kepikiran dengan ucapan Yoong, Jennie dan Jisoo, tapi ia sendiri juga masih ragu untuk melakukan nya.

Dan malam ini, seperti biasanya, Rio dan sang mama mulai berhitung, kedua tangan Rio berkeringat dingin, jantung nya berdetak cepat, menunggu kata-kata sang mama.

"Mama potong untuk. . ."

"Ok, tapi kebutuhan pokok mereka, Rio tak akan menanggung nya mulai bulan ini ma" ucap Rio, akhirnya ia memberanikan diri, Rose yang ikut menemani sang suami pun hanya bisa menunduk, takut.

"Mulai berani melawan mama sekarang?" Marah Tiffany.

"Bukan begitu ma, tapi uncle, aunty dan appa, mereka semua sehat dan mampu bekerja sendiri ma, biarkan mereka memenuhi kebutuhan nya dengan bekerja, mama jangan memanjakan mereka" Rio mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini ia simpan sendiri.

"Siapa yang mengajari untuk melawan mama? Istri mu?" Ucap Tiffany tajam sambil melirik nyalang ke arah Rose yang tak tahu apa-apa.

"Ma, Rose tidak tahu apa-apa, jangan salahkan dia, ini murni kemauan Rio sendiri untuk melepas tanggung jawab yang bukan kewajiban Rio" si bungsu masih berusaha sabar dengan tutur katanya yang lembut, meski Tiffany terdengar meledak-ledak dan penuh emosi.

"Kamu berubah Rio, mulai berani dengan mama semenjak menikahi wanita itu, ingat, mama adalah wanita yang melahirkan mu" Tiffany mulai menggunakan senjata nya.

"Ma"

"Mama yang membesarkan mu, bukan dia" hardik Tiffany sambil menunjuk ke arah Rose, sang menantu mulai menangis, Tiffany memasuki kamar dan membanting pintu nya.

Blam

Rose terjengkit kaget, Rio memejamkan kedua mata nya sambil menghela nafas, ia lalu menoleh pada sang istri.

"Jangan takut, apa pun yang terjadi, aku tetap memilih untuk bersama mu" yakin nya sambil memeluk Rose yang terisak.

Hubungan Tiffany dan Rose pun merenggang, sang menantu tak tahu jika selama ini, Tiffany memiliki pikiran yang buruk tentang nya, dan baru terungkap malam dimana Rio dan sang mama bertengkar.


#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now