43. Yang di Nanti

1.2K 202 29
                                    

Yoong menatap curiga ke arah Rio yang lebih ceria sekarang, begitu juga dengan Rose, mereka lebih banyak bercanda dan tertawa sekarang, seperti hari ini, Rio tiba-tiba membeli monopoli dan mengajak Karina serta Jaemin bermain di rumah nya.

"Yah, uncle pailit" ejek Jaemin terbahak-bahak, Rio menatap ke arah sang keponakan, pura-pura kesal.

"Lihat saja, kalian harus membayar ku nanti jika menginjakan kaki kalian di Amerika" ancam Rio, Jaemin, Rose dan Karina pun malah terbahak meremehkan ancaman Rio.

Yoong yang hendak menjemput anak-anak memungut sesuatu dari atas tanah di halaman rumah Rio, ia lalu mengantongi nya dan membawa pulang.

Malam menjelang tidur, Yoong mengambil sesuatu yang ia temukan di rumah Rio tadi dan menanyakan nya pada sang istri.

"Kita tunggu mereka yang bercerita pada kita oppa, jangan bertanya apa-apa, kita pura-pura tidak tahu saja" ujar Seo.

"Baiklah" Yoong setuju.

Yoong bekerja seperti biasa, Rio pun mendatangi nya.

"Hyung"

"Hm?" Yoong menoleh

"Lusa, aku ada janji mengambil sapi ke Busan, hyung yang ambil ya?"

"Sendiri?"

"Tidak, Bambam akan menemani hyung"

"Bukan nya kamu?"

"Tidak hyung, aku tidak bisa meninggalkan Rose sendirian untuk saat ini" jawab Rio.

"Tapi hyung harus ke Ilsan dulu untuk mengantar sapi dari sini"

"Baiklah" jawab Yoong.

Yoong berangkat bersama Bambam, selama tiga hari untuk urusan yang harus nya ia selesaikan dengan Rio.

Hari kedua, Rio mengunjungi sang mama, ia bertemu Seo yang sedang menyambut kedatangan Karina sepulang sekolah.

"Uncle, kapan appa pulang?" Tanya sang keponakan.

"Mungkin besok sayang, sabar ne" jawab Rio, ia merasa bersalah karena mengirim Yoong selama tiga hari untuk melakukan pekerjaan nya.

"Kemarilah" Karina pun mendekat.

"Karina mau oleh-oleh apa, nanti uncle akan menghubungi appa agar di belikan?" Tanya Rio, tapi Karina menggeleng.

"Karina mau makan bersama appa" jawab nya polos.

"Besok hari minggu kan, uncle jemput, kita tunggu appa di peternakan, setelah itu kalian boleh pergi makan bersama nanti" janji Rio pada sang keponakan.

"Ok"

Seo menghidangkan air putih untuk Rio, ia meletakan nya di hadapan sang sepupu ipar.

"Sampai kapan kalian akan merahasiakan nya?" Tanya Seo, ia meletakan benda yang di pungut Yoong dari halaman rumah Rio waktu itu, Rio terbelalak.

"Noona. . .?" Wajah Rio berubah sendu.

"Benarkah dugaan ku?" Tanya Seo penasaran, Rio mengangguk.

"Noona, besok pagi aku jemput kalian ne?" Ijin Rio, Seo mengangguk, Rio pun pulang.

Dan keesokan hari nya, Rio menjemput keluarga Yoong ke peternakan nya, karena siang ini Yoong kembali dari perjalanan bisnis nya, mereka semua sudah menunggu dengan rindu yang menggebu, mobil truck yang di kemudikan Yoong pun mulai memasuki pintu gerbang peternakan.

"Appa!" Seru Karina melambaikan tangan nya pada sang ayah, Yoong membalas nya, ia lalu memarkirkan truck nya di belakang, Mark dan Bobby sudah menunggu untuk menurunkan sapi-sapi yang dibawa Yoong, ia melompat turun, lalu menghampiri keluarga nya yang berada di rumah Rio.

"Appa!" Karina berlari menyambut sang ayah.

Hap

Yoong langsung menggendong nya, padahal Karina sudah hampir tujuh tahun tahun, tapi dia memang manja pada sang ayah, mungkin karena dia anak bungsu dan anak perempuan, gadis itu terpingkal girang.

"Appa" rengek nya, karena sang ayah menciumi nya padahal jambang dan kumis Yoong belum di cukur, yang lain ikut tertawa melihat reaksi Karina yang menahan geli oleh ulah sang ayah, Rose melirik wajah sang suami yang seperti membayangkan sesuatu tanpa melepas tatapan nya dari Yoong dan Karina.

"Kalian disini?" Kaget Yoong, ia duduk di samping sang istri.

"Appa" Jaemin tersenyum menyapa sang ayah, karena baru kali ini berpisah lama oleh pekerjaan, Yoong mengacak rambut si sulung.

"Ayo kita ambilkan minum untuk appa sayang" ajak Rose pada anak-anak Yoong, mereka pun masuk ke dalam, dan yang lain menunggu di teras rumah Rio.

"Hyung, aku ada kabar untuk mu, aku tak sanggup menyembunyikan nya dari mu hyung" ucap Rio.

"Kabar apa?" Penasaran Rio.

"Seminggu yang lalu. . ." Rio mengawali cerita nya.

Flashback on

Malam itu Rio terjaga setelah bercinta dengan sang istri, Rose tidur dengan pulas nya di kamar mereka, sampai pagi, jam lima, sang istri terbangun, ia tak mengatakan apa-apa dan langsung ke dapur untuk meminum air putih hangat.

"Sayang, aku tidur ya?" Pamit Rio pada sang istri.

"Ne oppa" jawab Rose, Rio memasuki kamar nya, di susul Rose, yang mengambil obat di laci samping tempat tidur.

"Perut mu sakit lagi?" Tanya Rio yang hendak berbaring untuk tidur.

"Iya oppa, rasanya tidak nyaman" jawab Rose, ia mengambil obat pemberian dokter Hyo dulu, yang mana boleh di minum jika Rose merasa perut nya tak nyaman dan mual.

"Tapi jangan lupa di test dulu ya" pesan Rio, mungkin karena obat itu keras, jadi Rose harus meminum setelah urin nya di chek dengan testpack, ia mengangguk, lalu mengambil testpack entah sudah yang keberapa kali nya, Rose kemudian melangkah menuju ke kamar mandi, termenung menunggu untuk beberapa saat, ia segera mengambil untuk memastikan.

Deg

Rose terbelalak tak percaya, ia menutup mulut nya dengan tangan kiri menahan tangis, segera ia keluar dari kamar mandi, dan menyusul sang suami ke kamar nya.

"Oppa. . ." Ia tak bisa berkata-kata, Rio yang sudah nyaris terlelap pun terbangun, sang istri menyodorkan tespack di tangan nya, dan Rio langsung menerima nya.

"Rose?" Rio juga tak sanggup melanjutkan pertanyaan nya, tangan nya  gemetar, perasaan nya campur aduk, antara bahagia, tak percaya, terharu, ia lalu mendongak menatap Rose yang berdiri di hadapan nya, sang istri sudah berlinang air mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rose?" Rio juga tak sanggup melanjutkan pertanyaan nya, tangan nya  gemetar, perasaan nya campur aduk, antara bahagia, tak percaya, terharu, ia lalu mendongak menatap Rose yang berdiri di hadapan nya, sang istri sudah berlinang air mata.

"A-anak ku" Rio tergagap saking tak percaya nya sambil menyentuh perut Rose, mereka lalu berpelukan sambil menangis bahagia, karena yang ia nantikan selama hampir delapan tahun, akhir nya datang.

Flashback off

#TBC

Be My Only OneWhere stories live. Discover now