38. Pantang Menyerah

940 180 9
                                    

"Sayang" teriak Rio dari luar rumah nya, ia baru datang dari mengirim sapi ke rumah pemotongan hewan milik perorangan bersama Yoong.

"Yaa oppa" sahut Rose yang tadi nya tengah memasak makan siang untuk mereka berdua, ia segera berjalan cepat menyambut kedatangan suami nya.

"Woah, tanaman apa itu oppa?" Kaget Rose melihat Rio berdiri sambil menggendong sebuah pot bunga yang begitu besar lengkap dengan tanaman nya.

"Aku lupa" cengir nya tanpa dosa, Rose terkekeh lucu.

"Untuk menambah koleksi mu, aku suka daun nya yang lebar menambah kesan sejuk di rumah kita" jelas Rio kenapa dia membeli tanaman yang tak ia ingat nama nya itu, meski sang penjual sudah memberitahu nya tadi.

"Gumawo oppa" ucap Rose senang.

"Poppo?" Rio mendekatkan pipi kanan nya ke arah sang istri.

"Tidak mau, oppa bau sapi" tolak Rose mengejek, ia terbahak sambil berlari memasuki rumah nya.

"Yak, awas kau Rose" ancam Rio, ia lalu mengejar sang istri setelah meletakan tanaman nya.

"Kyaaa. . . Oppa. . ." Teriak Rose karena Rio berhasil menangkap nya.

Rio sedang menidurkan Rose, sang istri berbaring tengkurap diatas tubuh suami nya, mereka tengah berada di ruang tv, sedangkan Rio mengutak atik ponsel nya, berseluncur di dunia maya, sampai akhir nya ia menemukan sebuah akun teraphy tradisional yang kabar nya bisa membantu pasangan suami istri untuk bisa segera memiliki keturunan, Rio pun penasaran, ia lalu membaca review dari para pasien nya, serta menonton video saat anak buah sang teraphys sedang menerima telpon pendaftaran, yang hanya bisa di lakukan lewat telpon, lelah browsing Rio pun ikut terlelap sampai sore.

Rose bangun lebih dulu untuk membersihkan diri, lalu memasak makan malam.

"Rose" panggil Rio saat mereka selesai makan malam.

"Yaa oppa?"

"Mau tidak, jika kita melakukan teraphy tradisional?" Tanya Rio selembut mungkin, agar sang istri tak tersinggung.

"Di mana oppa?" Tanya Rose.

"Gwangju" jawab Rio, Rose mengangguk.

"Kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa, aku tidak memaksa mu" lanjut Rio sambil menggenggam tangan kiri sang istri.

"Aku mau oppa, dan aku tidak merasa terpaksa untuk melakukan nya" balas Rose meyakinkan Rio.

"Tapi kita harus mendaftar lewat telpon lebih dulu" Rio dengan antusias menjelaskan pada Rose tentang prosedur pendaftaran yang akan mereka lakukan, Rose pindah duduk di pangkuan Rio dan melihat layar ponsel yang sang suami tunjukan, kedua nya terlihat bersemangat sekarang, tak menyerah demi mendapatkan seorang anak.

Setiap jam setengah lima pagi, Rio dan Rose bergantian menelpon nomor kontak sang teraphys untuk mendaftar, saking ramai nya dan banyak nya yang menelpon, sangat susah untuk tersambung, tapi mereka terus mencoba dan mencoba sampai sebulan lebih.

"Hallo"

"Hallo dengan teraphys Lee disini"

"Ah ya, saya ingin mendaftar teraphy"

"Atas nama siapa?"

"Rosseane Kim"

"Dari?"

"Seoul"

"Untuk satu atau dua orang?"

"Satu saja"

"Baik, jadwal anda bisa anda chek di akun sns kami nanti sore"

"Ne, terima kasih"

Rose menutup sambungan telpon nya, tangan nya gemetar, ia nyaris menangis saking senang nya, karena akhir nya telpon nya tersambung dan ia bisa mendaftarkan diri, Rio yang mendengar percakapan sang istri pun hanya bisa mematung tak percaya.

"Oppa" hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Rose sambil menatap wajah bengong Rio, ia lalu berlari ke arah sang suami dan memeluk nya.

Dan pagi itu, mereka nampak berusaha menyibukan diri dengan kegiatan masing-masing, sambil harap-harap cemas menunggu jadwal mengunjungi teraphys yang akan di up di akun resmi mereka.

"OPPA!" Teriak Rose girang memanggil Rio yang masih sibuk dengan sapi-sapi nya.

"YAA ISTRI KU?!" sahut Rio, Rose terkekeh malu dan salah tingkah karena ada Yoong, Bambam, Mark dan Bobby juga disana.

"Jadwal nya sudah keluar!" Teriak Rose lagi.

Dan seminggu kemudian, Rio dan Rose bersiap untuk ke Gwangju, mereka berpamitan pada Tiffany.

"Hati-hati, jangan di paksa kan jika mulai mengantuk, istirahat dulu baru lanjutkan perjalanan" pesan nya pada putra dan menantu nya itu.

Rio sudah menyerahkan pekerjaan nya pada Yoong, semua nya, karena mungkin ia akan pergi selama tiga hari, perjalanan dari Seoul ke Gwangju memakan waktu hampir 18 jam, jadi Rio dan Rose bergantian mengemudi, mereka kadang berhenti di hotel untuk tidur beberapa jam, sebelum melanjutkan lagi perjalanan nya.

Mereka akhir nya tiba, dan suasana sudah sangat ramai dengan pasien-pasien yang memiliki tujuan sama semua, yaitu teraphy demi mendapatkan keturunan.

Dan kini giliran Rose untuk melakukan pemeriksaan, ia masuk bersama Rio, dan teraphys Lee menatap kedua nya bergantian, pasangan itu pun terlihat sungkan.

"Berbaringlah disana, dan buka sepatu kalian" ujar teraphys Lee, pria berusia lebih dari tujuh puluh tahun itu, Rio dan Rose menoleh ke arah dua ranjang di belakang mereka, kedua terlentang dengan perasaan was-was, dan saling bertatapan.

Sang teraphys pun mendekati Rio.

"Siapa nama mu?"

"Kim Limario, tuan"

"Sudah berapa lama kalian menikah?" Tanya tuan Lee sambil memijat satu per satu jari kaki Rio.

"Jangan tegang, santai saja" ujar nya, setelah memijat jari-jari di kedua kaki Rio, tuan Lee membalurkan setetes minyak ditelapak tangan nya, dan mengusapkan nya di perut Rio, sampai ke bawah tepat diatas kemaluan nya.

"Sakit?" Tanya tuan Lee

"Tidak" jawab Rio

"Panas?" Rio kembali menggeleng.

"Tidak ada masalah dengan mu, kamu sehat, sperma mu juga bagus" ujar tuan Lee yang kini berjalan ke arah Rose dengan langkah tertatih nya karena usia yang sudah renta.

"Siapa nama mu?"

"Rosseane Kim, tuan"

#TBC

Be My Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang