Epilog

1.5K 206 25
                                    

"Benar kata mu hyung, rencana Tuhan memang yang terbaik" kata Rio, ia tengah mengobrol dengan Yoong di ruang tv, sedangkan Seo dan anak-anak masih di kamar Rose, menemani dongsaeng baru mereka.

"Sekarang kamu sudah lebih siap kan?" Tanya Yoong menanggapi ucapan Rio.

"Iya hyung, peternakan sudah stabil, masalah mama telah selesai, jadi baik aku maupun Rose sudah tak terlalu banyak pikiran serta tekanan" cerita Rio.

"Oppa, Karina tertidur" Seo menyusul sang suami.

"Biarkan dia tidur disini hyung, kasihan jika di bawa pulang, kalian pasti akan kerepotan nanti" ide Rio yang tak tega jika Yoong harus membawa Karina pulang dalam kondisi tidur, padahal mereka hanya naik motor.

"Aku takut dia akan merepotkan kalian nanti, belum lagi kalau Winter terbangun saat tengah malam" tolak Yoong.

"Ya sudah, hyung bawa mobil Rose saja nanti" kata Rio.

Dan jam satu dini hari, Winter merengek, ia terbangun meski belum bisa membuka kedua mata nya, Rose terjaga, ia mengechek popok sang putri lalu mengganti, dan menyusui nya agar tertidur lagi, jam tiga pagi, Winter kembali merengek karena popok nya basah, lagi-lagi Rose yang terbangun, dan kejadian seperti itu terus terulang sampai usia Winter menginjak bulan ke tujuh, sang ibu tak mengeluh, sebab kehadiran Winter sudah ia tunggu selama delapan tahun.

Dan jam satu dini hari, Winter merengek, ia terbangun meski belum bisa membuka kedua mata nya, Rose terjaga, ia mengechek popok sang putri lalu mengganti, dan menyusui nya agar tertidur lagi, jam tiga pagi, Winter kembali merengek karena popok nya...

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Sehabis dimandikan dan di ganti baju oleh sang mommy, Winter sudah nampak rapi dan wangi, Rio pun menyusul nya ke kamar.

"Pagi princes nya daddy" sapa Rio, Winter langsung memekik girang melihat sang ayah.

"Sayang, Winter sudah makan belum?" Tanya Rio sambil menggendong sang putri.

"Belum oppa, aku sedang menyiapkan nya" jawab Rose.

"Okey, aku bawa dia ya" ijin Rio, ia lalu membawa sang putri ke belakang, untuk mengechek sapi-sapi nya.

"Winter, morning baby girl" sapa Yoong yang sedang memberi makan sapi di kandang.

"Morning too appa" balas Rio melambaikan tangan sang putri ke arah Yoong, Winter nampak girang, dan menikmati kebersamaan nya dengan sang ayah.

"Oppa, aku mau menyuapi Winter" Rose menyusul sang suami dan putri nya ke belakang, Rio pun menyerahkan Winter pada Rose untuk di suapi, ia sendiri kemudian sibuk membantu Yoong dan anak buah nya, kadang melakukan perjalanan untuk mengambil sapi ke peternak lain.

"Aku dengar pemerintah mengadakan lelang sapi" beritahu Yoong.

"Hyung yakin?"

"Iya, lusa di Morning Smille Mokjang, Jeju" jawab Yoong.

"Dalam rangka apa hyung?"

"Biaya import sapi mahal bukan, jadi pemerintah Korea Selatan bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengeksport sapi ke Korea dengan biaya murah, lalu pemerintah akan melelang sapi-sapi itu pada peternak lokal, sebab pemerintah Australia juga akan mengalami kerugian jika tak ada yang mengimpor sapi dari mereka" jelas Yoong.

"Pemerintah kita terlalu rumit, kenapa tidak bernegosiasi untuk menurunkan harga import saja" kekeh Rio.

"Kita datang ya hyung" Rio merasa tertarik.

Dan lusa nya, pagi-pagi sebelum Winter terbangun, Rio sudah berpamitan, ia terus menciumi pipi sang putri yang bahkan tak terganggu sama sekali.

"Daddy pergi ya sayang, jangan nakal, dan menurut pada mommy" pesan Rio sambil menatap sang putri yang masih tertidur pulas.

"Aku berangkat Rose" pamit Rio, ia memberi ciuman mesra di bibir sang istri.

"Hati-hati oppa" Rose melepas keberangkatan Rio bersama Yoong menuju Jeju, sengaja berangkat pagi, agar bisa langsung pulang kembali ke Seoul.

Begitu tiba di tempat pelelangan, Rio dan Yoong hanya melihat-lihat saja, untuk sekedar mencari pengalaman, dan melihat sapi-sapi yang di lelang saja, karena kedua nya memang sangat menyukai sapi, bahkan saat ada sapi di peternakan yang terlepas, hanya Rio dan Yoong yang bisa menangkap nya, Mark, Bambam atau Bobby tak ada yang berani karena sapi-sapi nya begitu ganas dan besar.

Rio mendatangi sebuah kandang buatan berisi salah satu sapi jenis beefalo, penghasil daging terbaik dari Australia

"Ini masih bisa di besarkan hyung" ucap Rio tersenyum kagum pada sapi di hadapan nya itu, Yoong nampak membaca keterangan yang tergantung di bagian depan kandang

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Ini masih bisa di besarkan hyung" ucap Rio tersenyum kagum pada sapi di hadapan nya itu, Yoong nampak membaca keterangan yang tergantung di bagian depan kandang.

"Iya, bobot nya masih berkisar 200 kg saja, di kandang kita bisa sampai 300 kg dalam waktu dua bulan" kekeh Yoong, Rio nampak mencubit kulit sapi di bagian kaki belakang nya.

"Iya hyung, sapi ini masih sangat muda"

Puas menghadiri lelang, mereka pun pulang, sedangkan di rumah, Winter nampak melamun menatap ke arah pintu, menunggu kedatangan sang ayah yang semenjak ia bangun tidur, sampai mau tidur lagi belum ia temui.

"Hey, Kenapa melamun?" Rose berusaha menarik perhatian sang putri, karena asi nya di acuhkan.

"Winter sayang" Rose menarik dagu sang putri.

Brem. . . Brem. . .

Mendengar suara mobil sang ayah, Winter pun langsung berguling, dan duduk menatap serius pintu kamar orang tua nya, Rose pun di buat gemas sendiri dengan tingkah nya.

Ceklek

Senyum nya langsung mengembang melihat sang ayah masuk ke kamar.

"Hey, princes daddy belum tidur, hm?" Sapa Rio, ia meletakan tas slempang nya, lalu menghampiri Winter yang mengulurkan kedua tangan nya.

"Daddy rindu" ujar Rio sambil menciumi kedua pipi putri nya bergantian.

"Dia menunggu oppa dari tadi, dan tak mau tidur" cerita Rose.

"Wah benarkah sayang?" Rio menanggapi aduan sang istri dengan bertanya pada putri nya, tapi Winter malah memekik girang saking senang nya bertemu dengan sang ayah, setelah seharian di tinggal, mereka pun sibuk bermain berdua, Rose menyiapkan air hangat untuk Rio mandi, dan setelah Winter tertidur, barulah sang ayah membersihkan diri dan meminum susu coklat buatan sang istri.

"Oppa"

"Ya istri ku?" Rose mendekati Rio dan duduk di pangkuan sang suami, yang mendongak menatap sang istri, Rose meraih tangan kanan Rio, dan meletakan diatas perut ratanya.

"Tahun depan, akan ada bayi lagi" ucap Rose



T A M A T





#masihadabonus

Be My Only OneDove le storie prendono vita. Scoprilo ora