PART 16

103 44 2
                                    

Anendra merobek dada laki laki seumuran sebaya dengannya dengan menggunakan pisau, ia makin mempertajam tusukannya.

Senyum miringnya terukir di sana, ia menguliti wajah laki laki yang notabe nya merupakan wakil dari geng Arelde wark tersebut.

Anendra merasa kesal dengan tingkah songong nya akhir akhir ini, di belakangnya sudah ada keberadaan Bima, anak buahnya. Bima hanya berdiri dan menyaksikan perlakuan bos nya tersebut.

Jujur saja, laki laki yang mempunyai kedudukan sebagai wakil ketua geng tersebut masih hidup, ia masih bisa merasakan pedihnya derita yang ia dapat sekarang.

Laki laki tersebut berteriak meminta tolong, tapi mau ia berteriak sekencang apapun tak ada seseorang yang mampu mendengarkannya. Karena Anendra sudah membawanya ke tempat yang benar benar jauh.

"Sampe mulut Lo berbusa juga nggak akan kedengaran bego"

Tangannya menggapai sebilah pedang panjang atau biasa di sebut golok. Yang sudah Bima asah sebelumnya. Dengan tega hati Anendra membacoki tubuh temannya tersebut. Dan menggorok leher nya.

Ia meraih kalung yang bertulis Rasio Angel di sana. Menghempaskan kalung tersebut dan kembali menyiksa korbannya tersebut.

Memutilasi adalah hal yang menyenangkan bagi Anendra.

Hal hal tersebut bisa meredamkan emosinya karena memikirkan masalahnya yang berlalu kemarin.

•••

"Alisya nggak akan ikut, Alisya gak mau kuliah di London. Alisya nggak mau tinggalin Anendra" ujarnya sambil memandangi kakak sepupunya ini.

Lintang memang terkenal laki laki yang sangar, tetapi untuk bersikap pada Alisya, lintang tak pernah sama sekali kasar padanya dalam fisik, mungkin ucapannya saja yang terasa galak.

"Kamu tau dia pembunuh?" Tentu saja pertanyaan kakak sepupunya ini membuat Alisya terkejut.

"Kakak ngmong apa sih?, Jangan pernah ngomong aneh tentang Anendra" jujur saja Alisya merasa kesal saat ini pada lintang. Alisya berdiri dan ingin meninggalkan kakak sepupunya tersebut.

Namun, lintang segera mencekal tangan Alisya, membuat Alisya berbalik badan dan menatap sepupunya ini.

"Tau kalo dia musuh kakak mu?" Ucapan lintang membuat Alisya membelalakkan matanya.

"Kenapa?, Kaget?. Polos banget ya kamu berarti" senyuman miring yang muncul dari bibir lintang terukir.
"Dia cinta sama wanita lain bukan kamu, namanya Ilanda" lagi lagi ucapan lintang membuat Alisya semakin tak percaya.

Ilanda?, Bukannya itu wanita yang Afa ceritakan setiap hari.
"Mereka dulu sahabat bertiga, udah bertahun tahun Nendra suka smaa ilanda, kamu percaya kalo dia bisa lupain Ilanda secepat itu?"

Tak ada jawaban dari Alisya, membuat lintang memutar bola matanya malas. Lantas ia merogoh saku celananya dan memberikan sekertas foto pada Alisya. Foto yang di dalamnya terdapat tiga sosok yang Alisya kenal sekali mereka siapa. Afa, Ilanda dan Anendra sama sama merangkul satu sama lain.

"Kamu boleh tanya sama Nendra, aku cuma gak mau kamu terlanjur percaya sama dia" lintang menunjukkan video dari ponselnya. Terdapat Ilanda dan Anendra di video tersebut, Anendra tersenyum dan terasa akrab pada pacar kakaknya tersebut.

"Cantik banget sumpah" Anendra Menoel pipi kanan milik Ilanda, dan Ilanda hanya manyun mendapatkan perlakuan seperti itu dari Anendra.

"Aku makan baru tau rasa ya, aku kanibal tahu" tinjuan pelan dari Ilanda hanya membuat Anendra tertawa garing. Tatapan Anendra sangat tulus pada Ilanda.

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now