PART 42

74 26 2
                                    

"Aku mohon, jangan biarkan Rara sedih sehabis ini Sya" leo menatap wajah Alisya, kondisinya sudah tak memungkinkan untuk bertahan.

"Kalo hati aku buat dia, berarti sampe kapanpun aku bakal tetap sama dia"

Leo menatap sendu, lelaki baik ini sngat mencintai Nadira.

"Aku gak bisa bareng dia buat jadiin jodoh aku, nyatanya dia saudara aku sya" Alisya yang mendengar itu terkejut bukan main, Alisya merasakan pedih yang mendalam juga. Nyatanya bukan hanya kisahhnya saja yang pedih tapi Nadira dan leo juga.

"Makasih udah buat anendra berubah, dia lebih baik gara gara ketemu kamu. Aku pernah menyukaimu, tapi ternyata sekarang cintaku terpaku di Nadira"

"Aku titip salam terakhir aku buat rara"

"Aku titip surat ini buat Rara, dan orang tua aku sya" sebelum akhirnya lelaki ini benar benar di bawa oleh para suster ke ruangan khusus. Dia berniat mendonorkan hatinya pada Nadira. Alisya hanya membiarkan lelaki itu mempunyai niat seperti itu. Dokter bilang kondisi Leo tak memungkinkan lagi, dan akhirnya leo berinisiatif mendonorkan hatinya.

Alisya menggendong Wulan yang sedari tadi menangis, hatinya juga kacau. Bagaimana jika ini gagal?.

Ia duduk lemas berdoa agar semuanya berjalan lancar.

Di dalam ruangan sana, tubuh leo yang begitu lemah dan tak ada harapan lagi itu membuatnya menggenggam erat tangan kanannya, di otaknya ada bayangan Nadira dan arsya. Dan jangan lupa Fathia dan lefri.

"Maafin Leo ya"

"Makasih udah kenalin Leo apa arti kasih sayang Nadira, kamu cantik. Makhluk secantik kamu, kamu satu dan kamu hanya milikku"

Ia mengingat bagaimana gadis tomboy itu membuatnya jatuh cinta.

Di parkiran mobil di dekat sekolah, Leo tak sengaja menabrak gadis berkucir kuda hingga gadis itu tersungkur pelan.

"Mata lo lihat lihat dikit lah" gadis itu menunjuk wajah leo dalam dalam, tatapan itu menampilkan bahwa gadis itu benar benar tak suka dengan kelakuan Leo.

"Maaf" Leo mengucapkan itu berapa kali tapi gadis itu tetap membacot hingga membuat Leo sedikit jengah.

Dia mengomel terus terusan di sana.

Leo yang masih berbalut baju sekolah dan masih bernametag itu berhasil membuat Nadira mengenali lelaki ini.

"Ganti rugi lo Leo karatan"

Leo mengerutkan dahinya, kenapa gadis di depan ini tak bisa diam?.

Leo segera meninggalkan gadis itu. Pasti saja gadis itu tambah kesal dan meninju wajah tampan milik Leo, lelaki itu tersungkur dan hidungnya berdarah. "Gila kamu ya? "

"Jatuh di balas tinju" Nadira mencium punggung tangannya yang berhasil meninju Leo hingga tersungkur. Menyadari jika mimisan Leo tak kunjung berhenti, gadis itu menundukkan tubuhnya dan menetarai Leo yang tersungkur.

"Gue obatin ya njing, sini ikut gue"

Jika diingat kembali Leo akan tersenyum geli, betapa lucu perkenalan mereka.

Ia merindukan bagaimana senyum adek angkatnya dan kasih sayang kedua orang tuanya.
Sebelum akhirnya suntikan bius itu di suntikan oleh dokter. Kesadaran Leo mengeblur, ini detik detik hidupnya.

"Assalamu'alaikum Rara cantik"

•••

Nadira membuka pelan matanya, ia menatap sekeliling dan baru menyadari jika ia di ruangan inap rumah sakit. Di sebelahnya sudah ada kberadaan Alisya yang menggendong Wulan. Sejak tujuh bulan lalu, setelah di lakukannya operasi, ia baru sadar dari pejaman matanya

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now