PART 36

65 24 0
                                    

Hari ini Anendra datang ke toko kue bersama Leo dan Nadira, jangan lupa ini hari spesial milik gadis yang ia cintai.

"Kue coklat enak Dra" Leo mengacungkan jari nya menunjuk kue coklat tingkat yang perpampang jelas dari luar.

"Rara juga suka, tapi lebih suka kamu" Nadira menoel pipi kanan milik Leo.

"Gue ngontrak di sini hhah" Anendra memutar bola matanya malas.

Langkah Anendra memasuki toko, kalo dia ingat ingat Alisya memang menyukai coklat, "Cantik ya?".

Leo mengangguk, "Dia pasti suka Dra, gue yakin".

Buket bunga besar yang telah Leo bawa untuk membantu Nendra ini begitu cantik, bukan hanya tampilannya yang cantik tetapi harganya juga mewah.

Anendra memberikan selembaran uang dolar untuk membayar nya, kue tingkat 2 di angkat oleh Anendra ke mobil dengan hati hati, "Makasih udah bantu gue Leo"

"Gue bantu kalo gue masih mampu Dra"

"Jujur aja gue gak yakin ini di terima"

Leo melirik kakaknya ini Pelan, "Mikir gitu?"

"Ya Lo tau sendiri lah keadaan gue sama Alisya gimana"

Mereka bertiga memasuki mobil dan bergegas pergi menuju apartemen milik Alisya. Leo melesat begitu kencang di jalan, Anendra tersenyum simpul sesekali karena akan memberikan kado untuk pertama kalinya untuk Alisya. Kado yang mungkin bahagia, mungkin.

Gadis tomboy yang biasa berkucir kuda ini sedang memakan kue yang tadi di belikan Leo di toko kue, sesekali Leo memandangi nya memastikan agar gadisnya tetap nyaman.

Sesampainya di apartemen, kedua lelaki ini segera memasuki ruangan dan menggunakan lift agar sampai ke lantai 6.

Kamar apartemen Nomor 432 terpampang jelas di hadapan ketiga orang ini. Anendra mengetuk pintu berkali kali, memanggil pelan nama gadis yang ia cintai tersebut.

Tak ada jawaban dari dalam.

"Alisya, ini Nendra" tak kunjung ada balasan dari dalam, kemana gadis tersebut?.

Tak sengaja Anendra menginjak sebuah bungkusan seperti amplop cantik di dekat pintu, eh itu bukan amplop tapi sebuah undangan. Terpampang jelas di sana foto pasangan yang merupakan Alisya dan Dharma.

Leo meraih undangan tersebut, nama Anendra tertera di sana, "Alisya nikah hari ini!"

Nadira melototkan matanya bukan main, "Makan rendang lah bego?"

Leo membungkam bibir Nadira yang bukan hanya polos tapi juga ceplas ceplos.

Setelah melihat tanggal berlangsungnya pernikahan tersebut, Anendra yang awal memegangi kue kini menjatuhkannya saking terkejut bukan main.

"Dia nikah di Indonesia Dra"

Mata Anendra berkaca kaca, "K-kapan?" Suaranya begitu berat sekarang.

"Malam sekitar jam 7, kita punya waktu buat lebih dulu kesana, ini baru jam 7 pagi Dra, di Indonesia udah pasti jam 1 siang sekarang " Leo menarik tangan kanan Anendra agar bergerak pergi untuk menyusul Alisya yang sudah pasti telah berangkat ke Indonesia. Tetapi Anendra tak bergerak, ia memilih menangis dan menunduk.

"Kenapa?" Leo yang heran dengan tingkah kakaknya ini sontak bertanya, "Lo gak mau perjuangin gadis itu?"

"Gue udah gak akan ganggu dia Leo"

Nadira memukul tubuh Anendra dengan keras, "Lo lemah, brengsek"

Kalimat dari Nadira itu berhasil membuat Anendra menghentikan tangisannya, "Tapi gue terlalu jahat"

Trapped in CrimeDär berättelser lever. Upptäck nu