PART 32

73 27 5
                                    

"Bang Ari pasti bangga lihat Rara udah dapetin kasih sayang penuh dari Leo" gadis tersebut mengusap telapak tangan Leo.

"Rara jadi gak perlu lukis tangan Rara lagi pake pisau" Nadira menempelkan kepalanya ke lengan kiri Leo yang masih tertidur pulas di sofa.

Anendra meneteskan air mata nya, ia benar benar manusia paling jahat di dunia ini. Dia benar benar menghancurkan kebahagiaan orang lain selama ini, bodoh.

•••

Nadira menaiki kereta bersama Leo, pagi ini sangat dingin. Jaket Leo ia berikan kepada gadisnya ini, Nadira tertidur dan bersender di bahunya.

Tangan kanan Leo meraih puncak rambut Nadira yang sedang tertidur, ia selalu menjaga keseimbangan tubuh gadisnya agar tak terjatuh karena goyangan kereta.

Tak berselang lama, Nadira menegakkan tubuhnya karena terbangun, matanya melirik wajah Leo. Tiba tiba tangannya memukul keras tubuh Leo dengan tenaga ulti.

"Gara gara Lo gue bangun"

Ucapan tersebut jelas saja membuat Leo terkejut, Leo memanyunkan bibirnya agar terlihat cemberut.

Nadira tertawa pelan dan memeluk tubuh Leo karena merasakan gemas melihat lelakinya ini, "kamu nggak dingin banget jaketnya aku pake?"

"Leo kuat gak lemah kayak kamu hahaha" kini gantian tawa Leo yang terdengar, Nadira yang kesal segera mencubit perut Leo.

Sudah berjuta juta kali Nadira melakukan kekerasan padanya haha. Mungkin jika sudah menikah ini bisa di sebut KDRT

"Ya Leo harus kuat bisa jagain Rara" Nadira tersenyum dan menatap lelaki nya ini. Tatapannya kini ia buat tenang dan terlihat kalem.

Leo mengusap rambut Nadira yang sudah terkucir rapi ini, ia menyelipkan rambut berantakan di sisi telinga gadis tersebut.

"Kamu nggak akan tinggalin Rara kan?". Tanya Nadira pada Leo. Membuat Leo berkedip satu kali dan melirik pandangan lain.

Leo menempelkan kepalanya ke arah kepala gadis tersebut, ia tersenyum menatap ke depan.

"Nanti kita lihat ke depannya" jujur saja mendengar ucapan Nadira membuat hatinya sedikit bimbang.

Gadis yang punya selisih umur 4 tahun dengannya ini benar benar lucu, jari tangannya begitu kecil sehingga dapat dengan mudah ia genggam.

Umur gadis ini baru menginjak 18 tahun sekarang, Leo nyaman jika berada di dekatnya.

"Kamu cantik" tanpa sadar bibir Leo memuji gadis yang ada di pelukannya.

"Cuma kamu yang bilang Rara cantik setelah kematian Abang" Nadira meneteskan air matanya tanpa sadar, dengan segera Leo mengusap nya dengan pelan.

"Jangan nangis, kamu terlalu cantik untuk itu"

Namun, gadis itu tak henti hentinya menetes kan air matanya, membuat Leo jujur saja kebingungan.

Kereta yang terlalu hening dengan di susul tangisan Nadira membuatnya benar benar merinding. Apalagi saat pagi pagi seperti ini.

"Cup, mau apa biar tangis nya berhenti?"

"Nanti kita cari tahu siapa pelaku pembunuhan Ari, Ari itu sahabat Leo juga. Leo di sini" Leo mengelus punggung tangan gadisnya tersebut.

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now