PART 25

86 35 9
                                    

"Iya om, saya cuma mulai usaha kecil kecilan aja kok"

Entah apa yang membuat dewa bisa datang ke toko kue milik Leo, senyumnya terbuka lebar saat ini. Ia mengelilingi toko yang Leo miliki sekarang.

Setelah Leo lulus dan menduduki juara umum ke tiga di sekolahnya ia beranikan diri membuat usaha yang termasuk sederhana ini.

"Bagaimana kalo saya increase usaha kamu" ucapan dari ayah sahabatnya ini membuat Leo melotot tak percaya apa yang dewa katakan.

Anggukan kencang dari Leo berhasil ia munculkan, bagaimana tidak?. Dewa adalah pengusaha kaya di Jakarta, jika usaha nya ini di besarkan oleh perusahaan nya maka akan menjadi toko yang besar juga.

"Kalo begitu kirim alamat kamu, nanti malam saya dan asisten saya datang ke rumah kamu"

Dewa menjulurkan tangannya yang di balas juga oleh Leo. "kalo begitu deal?"

"Deal om" tampak raut semangat dari Leo. Bahkan hanya hampir setahun saja dia merintis usaha nya ini, tapi syukurnya ada yang ingin menjadi penyalur dana baginya.

Senyum lebar dari Leo tak henti hentinya terukir.

Jujur saja dewa nyaman dengan sahabat dekat anaknya ini, menurutnya Leo benar benar anak yang pekerja keras baginya.

•••

Saka mengajak Alisya ke taman kali ini, Alisya yang tak enak hati lalu menuruti ajakan Laki laki yang baru saja ia kenal ini.

"Kamu kenapa natap aku kayak gitu saka?"

Sadar di pandangi terus terusan oleh saka, Alisya yang risih langsung saja bertanya.

"Nah ngaca"

Tangan nya segera mengeluarkan kaca kecil dari jaketnya, Alisya menautkan alisnya tanda tak suka.

Tangan Alisya meraih kaca yang sudah di julurkan oleh saka, "Kamu gak ngaca hari ini kamu cantik banget?"

Pujian yang tak di sangka itu membuat Alisya memutar bola mata nya malas, kenapa ia bisa tertipu?.

Kali ini rambut panjang milik Alisya berantakan hingga sedikit menutupi wajah cantiknya, jari jari milik saka segera meyelipkan rambut milik Alisya kebelakang kupingnya.

"Nanti cantiknya nggak kelihatan kalo gitu" Saka mendekatkan wajahnya ke wajah Alisya, Alisya tak menatapnya sama sekali, ia memilih membuang muka di hadapan saka.

Tiba tiba saka berdiri dan membungkuk kan tubuhnya, menjulurkan sebuah bunga mawar putih yang tadinya ia umpatkan di belakang tubuhnya.

"Buat si cantik"

Memori Alisya tentang Anendra jujur saja teringat saat ini, mengapa laki laki di depannya ini memberi nya bunga mawar?, Tolong beri bunga lain jangan ini.

Gelengan pelan dari Alisya membuat senyum kepuasan dari Saka. Itulah yang saka mau.

Saka berdiri menghadap Alisya yang sedang terduduk.

"Apa alasan kamu nolak bunga ini?"

"Aku pernah di buat spesial banget dulu sama satu laki laki yang bener bener aku cintai" Alisya memandang lurus ke depan.

Tak sadar air matanya sudah mengalir deras, "Lalu?"

Saka bertanya seolah olah dirinya tak tahu apa apa, padahal semua nya sudah ia ketahui sebelumnya.

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now