PART 45

76 22 1
                                    

Mereka berdua sibuk ke makam lelakinya masing masing, Alisya membawakan setangkai bunga mawar putih pada lelakinya. Besok adalah hari ulang tahun Anendra. Setelah ia selesai berdoa, ia sedikit bercerita pada lelakinya ini.

"Selamat ulang tahun yang ke 26 sayang"

"Jangan pernah lupain cinta aku ke kamu ya, aku mencintaimu Dra. Aku pengen deh sembunyi di belakang tubuh kamu dan peluk kamu dengan erat"

"Kamu gak cape nyiksa aku dengan rindu ini?. Pake bahasa apa lagi yang harus aku gunain agar kamu paham bahwa aku rindu sama kamu Nendra. Kamu gak mau tepatin janji untuk selalu temenin aku ya?

Alisya memeluk nisan itu begitu erat, ia merindukan pasangannya ini. "Aku udah berhasil wujudin cita cita aku jadi novelis terkenal"

"Tapi cita cita aku mau jadi istri kamu gak ke sampean" gadis itu memejamkan matanya menahan air matanya yang sudah menetes sekali di pelupuk matanya. Rasa yang selalu ia rasakan ini menyiksa dirinya.

Alisya menggeleng, "Aku cinta sama kamu, bahkan sampe kapanpun"

Alisya tersenyum dengan kedua tangan yang masih sibuk mengusap air matanya yang terus terusan menangis. Ia benci menangis, untuk hal apapun.

Cinta pada Anendra adalah cinta paling berharga baginya dan kehilangan Anendra adalah mimpi terburuk dan alhasil adalah nyata.

"Hari ini aku masih belum merasa ikhlas atas kehilangan kamu"

"Kapan kamu bawa aku Dra, aku kesepian. Tolong buat aku menyatu di samping kamu. Berjalan dengan mu jadikan bahuku senderan mu"

Gadis itu memeluk lututnya sendiri, ia hancur. Sudah tiga tahun berlalu tetapi rasa sakitnya masih membekas sampe kapanpun kala rindu Anendra yang menjadi kekasihnya itu.

"Kamu masih jadi pacar aku, kamu gak izin sama aku pas pengen pergi"

"Jangan sampe ada kata putus, aku masih mau sama kamu sampe kapanpun"

Ia memilih memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya di nisan lelaki itu. Jujur saja dirinya capek atas semuanya, "Izinin Alisya bobo bentar di sini ya!"

"Nanti Anendra harus bangunin okey?" Setelah mengucapkan itu Alisya memilih tidur di sana sambil memeluk nisan lelakinya.

Gadis itu memimpikan Dirinya sedang berada di samping Anendra, lelaki itu menggenggam nya kuat dan menyenderkan kepalanya ke bahu milik Alisya. Mereka masih memakai seragam sekolah seperti dahulu.

"Kamu cantik banget makin lama"

Di dalam mimpi itu lelaki itu memuji layaknya semacam dunia nyata, lelaki itu menjulurkan sebuket bunga mawar putih dan di terima oleh Alisya dengan senyum nya.

"Kenapa kamu nggak pulang Nendra?" Ucap Alisya sejenak di mimpi itu, "Aku boleh ikut kamu?

Lelaki itu menggeleng, "Kamu kuat enggak kayak aku jadi kamu harus tetep bertahan"

"Tapi aku mau selamanya sama kamu, aku kangen kamu" Alisya meneteskan air matanya di sana. Walau hanya mimpi ini seperti nyata. Di sana Anendra tak ragu menggenggam jemari mungil milik Alisya. Lelaki itu mengelus punggung tangan Alisya dengan lembut sehingga membuat gadis itu sedikit tersenyum.

"Kamu mau ikut aku?"

Hal itu membuat Alisya mengangguk. Tak bisa di pungkiri jika dia juga ingin bersama lelaki yang ia cintai ini selamanya.

Anendra menjulurkan tangannya, berusaha mengajak gadis ini. Dengan cepat Alisya menggenggamnya dan berdiri bersama Anendra. Tak di sangka lelaki itu mengajaknya berdansa dengan suasana di iringi musik romantis di sana.

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now