PART 43

73 19 7
                                    

Sudah 4 jam alisya menemani gadis yang menangis sedari tadi sambil memeluk kuburan ini, bahkan ini hampir malam. "Ayo pulang Ra"

Nadira menggeleng pelan, "Tinggalin gue aja kalo mau".

Tangisan Nadira tak kunjung berhenti. Alisya merogoh tasnya, ia meraih binder cantik milik almarhum Leo.

Meski hatinya juga rapuh, ia tak akan bosan menemani gadis tomboy ini. " ini dari Leo ra"

Tangan Alisya menjulurkan sebuah binder yang Nadira tatap sendu, ia meraih binder itu dengan hati hati. Binder berpoles abu abu ini begitu cantik, ternyata almarhum Leo suka menulis di binder ya?.

Nadira segera membuka binder cantik itu menampilkan berbagai fotonya yang berhasil lelaki itu ambil diam diam, foto itu sudah tertempel rapi di sana, gadis itu mengusap air matanya saat ada sederet kalimat yang sudah membuatnya semakin mencintai lelakinya itu.

Nadira yakin bahwa lelaki itu menuliskan ini semua dengan menahan sakit semua yang ia rasa, kalimat ini begitu berantakan untuk di lihat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadira yakin bahwa lelaki itu menuliskan ini semua dengan menahan sakit semua yang ia rasa, kalimat ini begitu berantakan untuk di lihat. Nadira memeluk binder ini erat erat.

"Yakinlah Rara bakal selalu cinta sama kamu leo"

Ia meneteskan air matanya kembali, ia memukul dadanya yang terasa sesak dan menyakitkan sekarang.

"Biarin aku yang mati leo, aku bahkan bisa donorin apa yang gak kamu punya,  aku cinta sama kamu. Aku gak peduli kalo kita bahkan saudara Leo"

Alisya membungkuk dan merangkul Nadira, "Kamu bisa ra, aku yakin"

Nadira juga tahu Alisya sama sakitnya dengan dirinya, mereka berpelukan berusaha menguatkan satu sama lain.  Nyatanya dunia mereka sama dan juga sama dengan nasibnya.

"Jangan takut kamu rasa kamu sendiri nadira, masih banyak orang baik di sekeliling kita"

Nadira tak membalas ucapan Alisya.

"Leo udah terlalu ngalah dalam apapun" Nadira menarik tubuhnya dan menunduk dalam. 

"Maaf" ia memejamkan matanya saat mengingat bagaimana lelaki ini membuatnya bahagia untuk kemarin kemarin dan hari ini adalah kali pertama nya Leo membuatnya menangis karenanya, terlanjur untuk terhenti sekarang untuk bersamanya, kematian telah memisahkannya dengan begitu jahat.

Ia berdiri dan melangkah pergi, Alisya menyusulnya. Tetapi gadis itu berbalik dan menatap Alisya.

"Aku masih mau sendiri sya, makasih kamu udah mau temenin aku" senyuman yang Nadira paksakan itu hanya membuat alisya terdiam di tempat dan menjawab ucapan Nadira, tak mudah di sangka bahwa mereka berdua sama sama rapuh untuk melangkah damai jiwa.

Matanya masih setia menatap nisan putih yang di peluknya ini.

Hari sudah mulai gelap, "Ra pulang"

Nadira berdiri dan membalikkan tubuhnya dan menatap Alisya dalam, "Kemana aku pergi kalo papa jahat sama aku sya, bilang! "

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now