PART 33

70 26 0
                                    

"Sakit ya?"

Alisya menempelkan plester ke luka Lintang,tak sengaja lelaki ini terjatuh dan tergores kaca saat menolongnya saat terjatuh di dapur.

Lintang menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak apa dek" senyum lintang terukir sekarang, adeknya ini begitu lucu saat berada dekat di wajahnya kini.

"Kak Deyra mana?" Alisya menghentikan perbuatannya dan segera menatap kakak sepupunya ini.

Lintang menyipitkan matanya, "Di depan, Gladys gak mau masuk, rewel terus" jujur saja anak nya yang masih berumur 9 bulan itu rewel sejak tadi dikarenakan demam.

Lintang menaruh pandangan bertanya kepada Alisya.

Alisya yang menyadari itupun bertanya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Anendra, gimana sama dia?"

Sedangkan Alisya menaikkan pundaknya tanda tak tahu.

"Aku tadi temuin buket bunga sama gelang di depan pintu, punyamu?" Pertanyaan lintang membuat Alisya sedikit menggelengkan kepalanya.

"Terus punya siapa?

"Anendra, dia kesini kemarin" Alisya kini memulai lagi untuk mengobati kakaknya ini.

Namun, lintang menghentikan perbuatannya dan mencekal tangan kanan Alisya, "Tanpa nyerah dia kesini terus?"

Tak ada jawaban dari Alisya.

"Alisya masih mau terima dia?" Pertanyaan itu membuat Alisya tak mau menatap kedua mata kakak sepupunya ini.

"Alisya mau gendong Gladys, Alisya kesana dulu ya" Alisya mengalihkan pembicaraan dan segera berlari meninggalkan Lintang sekarang.

Lintang tersenyum miring, "Nendra emang gak pantes kamu terima lagi sya"

Alisya sudah sampai di taman apartemen, ia menoel pipi keponakannya ini.

Ia duduk di sebuah kursi memanjang yang merupakan tempat Deyra  sedang duduk.

"Boleh gendong Glad?" Alisya bergaya memohon agar Gladys bisa ia gendong untuk sekarang.

Deyra mengangguk.

Deyra memberi alih Gladys pada Alisya. Rasa kegirangan yang Alisya dapat saat menggendong Gladys, "Jangan rewel terus cantik".

Senyuman indah terukir dari bibir Deyra saat mengetahui putri nya terasa nyaman saat di gendong oleh Alisya.

"Rambut kamu bagus dek" Deyra menatap rambut milik Alisya dengan serius. Baginya rambut Alisya benar benar begitu cantik.

Alisya tersenyum mendapat pujian tersebut, "Serius?".

Anggukan pelan dari Deyra membuat Alisya menambah lebar senyumnya sekarang.

"Boleh kakak ke sana bentar, kakak mau telfon temen kakak dulu?" Tanya Deyra.

Tak butuh waktu lama Alisya mengangguk kepalanya, "Iya kak, biar Glad aku jaga".

Langkah Deyra agak menjauh pada Alisya, ia segera merogoh ponselnya dan mencari kontak seseorang.

"Tolong hilangin barang bukti itu Ka" Deyra berbicara lirih lewat telfonnya. Ia berbicara pada lelaki yang mungkin baru berumur 20 tahun dan memakai kaos polos di baluti jaket hitam, matanya tajam bak elang dan jangan lupa ada bekas sayatan di dekat matanya.

Lelaki di seberang sana terkekeh pelan, "Demi kamu satu satunya cewek yang aku cinta Deyra"

Deyra tersenyum pelan, "Kamu gak mau imbalan?".

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now