PART 31

70 28 7
                                    

Dengan sigap Leo menyuapi kakaknya ini, Anendra melahap bubur kesukaan nya dengan sedikit lesu. Lalu ia menatap Leo dengan serius.

"Gue udah kenyang" lirih Anendra. Jujur sama tubuhnya masih lemah sekarang, kepalanya agak sakit menyebabkan dia malas untuk berbuat lebih.

Tapi Leo tetap saja menyuruhnya makan, "Kalo Lo tetap kekeh gak mau makan kapan Lo sembuh Dra, habis ini minum obat"

"Lo harus sembuh demi semuanya"

Anendra menggeleng, "Gue mau ketemu Alisya"

Anendra yang berusaha mengangkat tubuhnya tersebut mendapat Cegatan dari adeknya, Leo.

Walau yang Anendra rasakan sekarang sakit yang luar biasa di setiap bagian tubuhnya.

"Badan Lo belum pulih sempurna Dra" Leo masih teringat Alisya yang sudah mengetahui identitas seorang anendra yang sebenernya.

"Lo jangan halangi gue gini Leo, gue mau ketemu sama Alisya" Anendra yang terlihat lemah itu tak bisa berbuat banyak ketika Leo selalu mencegat nya saat ingin mengangkat tubuhnya.

Tiba tiba pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang saka di sana..

"Alisya udah benci sama Lo, jadi buat apa Lo nyariin dia" sejenak ia menghentikan ucapannya.

"Identitas Lo sebagai pembunuh kakak dan ibu nya udah di ketahui lebar lebar"

Ucapan nyelekit yang berasal dari saka itu berhasil membuat anendera terkejut.

Anendra memberontak dan nekat berdiri, ia mencabut infus dan alat bantu pernafasan nya. Anendra benar benar takut gadisnya Sangat membencinya sekarang.

Leo yang melihat langkah kaki Anendra yang tertatih tatih itu segera membuntutinya.

"Bego Lo!"makian itu berhasil di lontarkan Leo kepada saka sebelum akhirnya Leo benar benar mengikuti Anendra.

Saka yang masih di sana hanya tersenyum puas atas semua ini.

Pikirannya kacau sekarang, apakah gadisnya masih bisa memilihnya saat sudah mengetahui kenyataan ini?.

Saat ia berjalan pelan di pinggir jalan, langkahnya terhenti. Tubuhnya sangat lemas, hingga ia terjatuh dan menangis sembari menatap langit di atas sana.

"Nendra bego banget. Gue gak bisa di andelin, gue jahat" ia memukul lantai kasar di sana. Hingga punggung tangannya terluka dan berdarah.

"Dra jangan gini" Leo menghadang kelakuan Nendra yang berhasil menyakiti dirinya sendiri.

"Gue pengen ketemu Alisya, gue salah" Anendra menangis di sana. Terlalu banyak tangisan akhir akhir ini.

Anendra berdiri dan melanjutkan langkahnya dengan rada sempoyongan. Ia menghentikan taksi sekarang, ia memasuki taksi dan meninggalkan Leo di belakangnya.

Sepanjang jalan dia hanya menangis terisak, tak ada suara dari bibirnya hanya ada lelehan tangisan yang tak bisa di ceritakan dengan apapun

"Alisyaa mau denger cerita Nendra kan?"

•••

"Mau ini?" Dharma menyodorkan sebuah permen warna warni ke hadapan Alisya. Gadis itu sedikit tersenyum dengan perlakuan manis milik lelakinya ini.

Dharma mengelus lengan Alisya dengan hati hati.

Ia menarik telapak tangan dan meletakkan permen tersebut di sana.

"Suka?" Dharma yang sudah mengumpulkan 3 bungkus permen yang sudah terbuka karena habis di makan oleh Alisya.

Gadis tersebut mengangguk kencang, "Suka!!"

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now