PART 22

89 36 6
                                    

"Gimana enak kan kuliah di sini dek?" Pertanyaan lintang membuat Alisya jengah, dia benar benar tak betah di sini.

Di paksakan untuk bicara bahasa Inggris bukan hal yang mudah, bahkan ia tak mahir dalam berbahasa Inggris.

"Kenapa diem?" Lintang sudah merasa bahwa Alisya tak menyukai kuliah di sini.

"Mau pindah ke negara lain?" Ucapan lintang membuat pikiran Alisya semakin gila, yang benar saja di London saja sudah pusing apalgi di negara lain, sialan.

Setelah sarapan, Alisya berniat pergi kuliah.

"Kakak anterin" saat beranjak ingin pergi, Laki laki yang memakai jaket wol tersebut mengelus puncak rambut adek sepupunya.

"Kalo ada apa apa cerita sama kakak ya, kalo ada yang bandel bilang aja" sekejap Alisya melirik kakaknya tersebut dan tersenyum.

"Nggak ada yang jahat sama Alisya" pernyataan dari adek sepupunya ini membuat lintang mengacungkan kedua jempolnya.

Saat berlalu dan sedang mengunci pintu apartemennya, Lintang baru ingat sesuatu.

"Mama kakak mau datang nanti sore, kita harus dandan yang cakep biar gak kelihatan dekil" Kakaknya ini benar benar suka sekali bercanda, gigi rapinya menampilkan ringisan dari sana.

Saat berjalan melewati tiap lantai, lintang selalu menyapa pekerja satu persatu, hal itu telah biasa ia lakukan. Dari letak kamarnya yang berada di lantai 9 ke lantai 1, tak henti hentinya tangan lintang menggandeng tangan milik adeknya ini.

"Good morning baby, have a beautiful day today." ucap lintang pada wanita berambut terurai panjang di dekat parkiran, wanita itu bertugas menjadi tukang parkir.
Tatapan hangat dari Lintang di balas senyuman oleh wanita yang biasa di kenal Deyra Pieters tersebut.

"Kakak suka sama dia dek" ucapan kakak tersebut membuat Alisya mengernyitkan dahinya, yang benar saja ternyata kakaknya tak mengidamkan wanita yang glamor yah?. Bahkan jauh dari kata itu.

"Tugas aku cuma jagain kamu Sya. Kamu harus tetep bahagia" langkah lintang masih ia cepatkan, takut juga telat dalam waktu pembelajaran berlangsung.

"T-tapi tempat bahagia nya aku cuma di Anendra"

DEG

Sontak membuat langkah Lintang terhenti di tempat, menatap wajah Alisya. Laki laki brensek seperti Anendra ia jadikan tempat bahagia?.

"Kenapa harus Anendra?"

"Kenapa harus Deyra?" Tak di sadari Alisya membalas pertanyaan dari kakaknya tersebut, membuat lintang kembali berjalan dan menunduk tanpa menggandeng tangan Alisya lagi.

Alisya melangkah untuk mendekati tubuh kekar milik lintang, berjalan di sebelahnya dan mengelus pundak kakaknya tersebut.

"Anendra jadi laki laki favorit Alisya kak"

•••

"Nanti kita sehabis ini makan siang dulu, mau pergi bareng aku?" Yang benar saja, Dharma mengajak Alisya jalan jalan nanti, bagaimanapun ia sangat merasa risih berdeketan dengan laki laki yang baru saja ia kenali saat ini.

Alisya menggelengkan kepalanya pelan, membuat Dharma tak henti hentinya untuk mengajaknya.

Tangannya di tarik tarik, jika seperti ini Dharma mirip sekali seperti bocah yang minta lollipop.

Sudah setengah jam Dharma berusaha membujuknya, merasa tak tega akhirnya Alisya mengangguk tanda ingin makan siang bersama laki laki yang baru ia kenal beberapa bulan di Cambridge ini.

Trapped in CrimeWhere stories live. Discover now