Part 11: Late Night Talk

293 38 46
                                    


Vote and comment are really appreciated

.

.

.

"Nda.." sapa si tengil dengan nada nelangsanya saat gue keluar dari pintu depan bangunan flat gue. Dia kayaknya lari deh ke sini. Soalnya mukanya keringetan banget. Dia juga masih agak ngos-ngosan dari cara ngomongnya.

"Ngapain sih ke sini?"

"Ketemu dan ngomong sama kamu."

"Harus banget ya malam-malam gini?"

"Maaf," kata dia pelan sambil nundukkin kepalanya kayak takut dan nyesal gitu, "Tapi aku butuh ngomong sama kamu."

"Kan bisa lewat chat?"

"Emangnya kamu pernah balas chat aku?"

Bener juga. Gue kan udah nggak balas dia dari pesan pertama yang dia kirim ke gue.

"Yaudah. Sekarang buruan mau ngomong apa?"

"Jangan di sini." Sialan. Jangan bilang ini gue diajak ke bukit lagi. Mager anjir.

"Terus di mana? Kalau bertele-tele gini mending lu pulang deh. Gue ngantuk, mau tidur. Besok Senin, harus bangun pagi."

"Ke taman dekat sini yuk? Atau mau ngomong di kamar kamu aja?"

Ya ampun. Harus berapa kali sih gue mengumpat kalau lagi ngomong sama dia. Makin banyak dosa gue kalo lama-lama bareng dia saking emosinya.

***

"Ini udah hampir lima menit, ya. Dan selama itu lu cuma diam aja. Kalau emang masih mikir mau ngomong aja, gue pulang," ancam gue sambil beranjak dari bangku taman dan langsung merasakan tangan besar mencegat tangan gue dan membuat gue kembali duduk.

"Nda, kamu sama Bang Dion gimana?" suaranya parau kali ini. Lebih parau dari yang tadi di depan flat gue.

"Gimana gimana?"

"Kalian.. Beneran pacaran?"

"Kalo iya kenapa, kalo nggak kenapa? Bukan urusan lu juga kan?"

"Aku suka sama kamu, Wan."

HAHHHHH GILA BENERRRR

Seumur hidup gue nggak pernah ada yang confess ke gue. Sekalinya dikasih confess kenapa langsung dua orang gini astaga. Agak deg-degan sih jujur walaupun kasusnya si tengil gue nggak suka sama dia.

"Lu gila ya? Denger ya, gue udah punya pacar, yaitu Mas Dion. Dan sekalian gue jawab pertanyaan lu yang tadi. Iya, foto yang di grup itu bener. Itu gue sama Mas Dion dan kita beneran pacaran."

"Aku kalah start ya, Nda?"

"Bukan kalah start. Tapi bahkan lu nggak pernah ada di perlombaan itu, Chan. Lu udah terdiskualifikasi dari awal."

Ini gue kok kayaknya tega banget ya ngomongnya. Cuma gimana ya.. Gue emang udah punya pacar dan gue nggak suka sama dia juga. Masa mau dipaksa.

"Kenapa terdiskualifikasi?"

"Karena dari awal gue emang udah nggak suka sama lu."

Milky WayWhere stories live. Discover now