[Chap Four]

134K 18.3K 503
                                    

⚠️Jangan Lupa Vote ya gais⚠️


⚠️Jangan Lupa Vote ya gais⚠️•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Mendeteksi Eleman

-o0o-

"Sathera... kau... elemen apa itu?" Bingung Anatasya.

Sathera menatap keduanya bergantian.
"Kalian tidak tahu?"

Keduanya menggeleng.
"Kami baru ini melihatnya." Jawab Angelo yang diangguki setuju oleh Anatasya.

Sathera mengerutkan keningnya bingung.
"Yasudahlah! Tidak usah dipikirkan." Ucap Sathera mengangkat bahunya acuh.

Angelo dan Anatasya saling menatap lalu mengangguk seolah mengatakan, katakanlah!

Anatasya berdehem.
"Sathera." Panggilnya

Sathera mengalihkan perhatiannya kearah Anatasya. Dia mengangkat alisnya bertanya.

Anatasya mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis.
"Kau ingin berdamai denganku?" Tawarnya.

Sathera menatap Anatasya penuh selidik.
"Bukankah kalian sangat membenciku?" Ucapnya.

Anatasya menggeleng kuat sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Tidak seperti itu!" Sanggahnya.

"Lalu?"

Anatasya berdehem lagi.
"Begini.. Sebenarnya aku dan Angelo sering menjahilimu dan menatapmu seolah membencimu itu agar kita sering berinteraksi. Kau terlalu acuh terhadap kami, jadi hanya dengan cara itu kami dan kau bisa berinteraksi. Yaa.. Walaupun terdengar aneh." Jelas Anatasya.

Sathera mencari kebohongan dikedua mata Anatasya, tapi dia tidak menemukannya. Kemudian dia menatap Angelo. Pria itu mengangguk mengiyakan.

Sathera berpikir sejenak. Dia sebenarnya tidak masalah untuk berdamai, tapi ini terlalu aneh, dan dia juga tidak boleh langsung mempercayai orang lain termasuk keluarganya.

Sathera menatap Anatasya dan Angelo bergantian. Senyum tipis terbit dibibirnya.
"Baiklah." Final Sathera.

Anatasya dan Angelo tersenyum bahagia. Anatasya langsung memeluk Sathera erat sedangkan Angelo mengelus pucuk kepala Sathera lembut.

Sathera tersenyum tipis mendapat perlakuan seperti itu. Berdamai ya?

-o0o-

2 Hari Kemudian....

Sathera dan yang lain akhirnya sampai digerbang sekolah Akademi.

Biar Sathera jelaskan, dari kediaman Duke berangkat dua kereta. Satu kereta masing-masing diisi oleh 4 orang, berarti total 8 orang. 5 orangnya lagi adalah saudara/i Sathera tetapi beda ibu dan mereka juga tidak terlalu akrab, hampir tidak pernah berinteraksi. Yang sering berinteraksi dengan Sathera hanya Angelo dan Anatasya, itu juga karna mereka berdua sering mencari perkara dengan Sathera.

Sathera tersadar dari lamunannya saat sebuah tangan merangkul bahunya. Dia melihat kearah kanannya dan ternyata yang merangkulnya adalah Angelo.

Angelo tersenyum tipis, dia mengangkat dagunya menunjuk kearah gerbang.
"Aku yang akan memandu kalian, karna aku senior disini." Sombong Angelo.

Angelo berbeda 3 tahun dari Anatasya dan Sathera. Angelo dan Anatasya anak dari seorang selir dulunya dan sekarang ibu mereka menjadi Duchess yaitu Duchess Shena.

Sathera menurut saja. Mereka memasuki gerbang Akademik.

Semua murid termasuk Sathera dan Anatasya sampai di Aula besar, tempat dimana para murid baru di Akademi berkumpul.

Jika kalian bertanya tentang Angelo, dia sudah berkumpul dengan senior lainnya setelah mengantar kedua saudarinya sampai di Aula.

Banyak murid yang berkumpul dan bercanda ria dengan temannya, beda lagi dengan Sathera yang memilih meneliti seluruh Aula. Dia berdecak kagum melihat keindahan didalam Aula besar ini.

Dahinya mengerut saat melihat ada yang aneh pada setiap sudut Aula, tapi Sathera memilih acuh. Bukan urusannya juga.

Ekhem.. ekhem

"Selamat siang dan selamat datang di Akademi Voresham! Disini saya adalah salah satu Senior yang akan memandu kalian untuk memperkenalkan Akademi Voresham dan juga yang paling tertampan..ekhem! Baiklah! Selamat bergabung dan mari berikan tepuk tangannya untuk para pejuang-pejuang muda kita!"

Gemuruh tepuk tangan bergema didalam Aula besar ini.

Akademi Voresham adalah Akademi milik kerajaan Voresham. Akademik ini didirikan atas permintaan para Tetua kerajaan dan Penyihir Agung. Konon katanya ada yang ingin mereka cari lewat didirikannya Akademik ini, tetapi sampai sekarang apa yang mereka cari belum mereka temukan.

Senior yang diatas podium itu berdehem pelan.
"Oke sudah-sudah! Sekarang kita akan mendeteksi elemen milik kalian satu persatu! Ayo berbaris dengan teratur!"

Semua murid baru Akademi berbaris dengan teratur dan dimulailah pemeriksaan elemen.

Sathera menguap menunggu gilirannya. Dia menatap jejeran anak murid Akademik yang berbaris. Kalau di dunianya dulu, ini mirip seperti mengantri untuk mengambil bansos.

Setelah lama menunggu akhirnya giliran Sathera untuk mendeteksi elemennya. Sathera berjalan mendekat. Dia mengulurkan tangannya pada bola kristal didepannya.

Bola kristal ini khusus untuk mendeteksi elemen apa yang kita miliki. Saat tangan kita menyentuhnya maka warna elemen yang kita miliki akan keluar.

Merah : Api
Biru : Es
Pink : Halusinasi
Biru tua : Petir
Coklat : Tanah
Hijau : Tanaman
Putih : Air
Kuning : Cahaya, dll.

Sathera menempelkan tangannya keatas bola kristal itu.

Beberapa detik berlalu tapi tidak ada warna yang muncul. Para Senior pemandu, dan Penyihir Agung mengerutkan dahi mereka bingung.

Salah satu senior pemandu menatap Sathera.
"Kau tidak memiliki elemen?" Tanyanya pada Sathera.

Sathera mengerutkan dahinya sambil menatap kedua telapak tangannya. Dia menatap Senior itu lalu mengedikkan bahu tak tau.

"Coba sekali lagi dan fokuskan dirimu." Tuntun Senior itu.

Sathera menurutinya. Dia memfokuskan dirinya. Tak lama sesuatu mengalir keluar dalam dirinya menuju ketelapak tangan. Sathera 'pun menempelkan kembali telapak tangannya diatas bola kristal itu,

Ctass

Pyarr

Semua yang ada di Aula terdiam mematung melihat kejadian yang terjadi didepan mereka itu termasuk Penyihir Agung.

Bersambung....

-o0o-

[Jangan lupa Vote-mentnya!!!!]
🌟🌟🌟🌟🌟

NYX INCARNATE || [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang